31.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Jangan Lengah, Covid Bisa Melonjak Kapan Saja

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka kasus Covid-19 di Kota Medan terus mengalami penurunan sejak akhir Februari lalu. Meski begitu, RSUD dr Pirngadi Medan tetap siaga menangani pasien yang terpapar Covid-19. Setidaknya, ada 80 ruangan rawat inap dan 20 ICU khusus pasien Covid.

“Sejak 14 Maret sampai hari ini (kemarin), pasien kita tinggal 8 orang. Tapi meskipun kasus turun, kita tetap sediakan 80 ruangan dan 20 ICU sesuai pesan Pak Gubernur dan Pak Wali Kota. Ini untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan,” kata cap Direktur Utama RSUD Pirngadi Kota Medan, dr Syamsul Arifin Nasution, Jumat (18/3).

Dikatakan Syamsul hingga saat ini pihakmya belum berani mengalihkan ruangan yang diperuntukkan untuk pasien Covid-19 ke pasien non Covid-19 atau ke pasien pada umumnya. Sebab hingga saat ini, Pemko Medan masih mewanti-wanti apabila terjadi lonjakan kasus. “Belum berani kami alihkan, mana tahu kasus naik lagi. Tapi mudah-mudahan jangan naik lagi kasusnya,” ujarnya.

Dijelaskannya, dengan menurunnya angka kasus Covid-19 di Kota Medan, maka jumlah kunjungan pasien non Covid-19 baik rawat inap maupun rawat jalan di RSUD Pirngadi Medan mulai naik kembali. “Pasien rawat inap BPJS Kesehatan kita 90 orang, biasanya di bawah 80 orang. Pasien rawat jalan kita capai 200 orang lebih, mulai ada peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan dan inap, walaupun tidak signifikan kali,” jelasnya.

Dia mengakui, hingga saat ini memang masih ada ketakutan masyarakat untuk berobat ke rumah sakit. Apalagi, masih adanya isu yang berkembang di masyarakat bahwa pasien berobat ke rumah sakit bakal ‘dicovidkan’. “Masyarakat ini masih takut ‘dicovidkan’, padahal kan tidak begitu. Ini yang membuat masyarakat takut berobat ke RS. Namun karena Covid-19 terus mengalami penurunan, masyarakat mulai kembali percaya,” katanya.

Hingga saat ini, lanjut Syamsul, para tenaga medis juga terus melakukan imbauan dan sosialisasi akan pentingnya berobat ke RS. “Kita lakukan sosialisasi bahwa penyakit yang berbahaya itu bukan Covid saja, tapi juga Demam Berdarah, tipes dan banyak penyakit sepele lainnya yang jika dibiarkan itu akan berdampak sangat berbahaya. Makanya kita akan terus lakukan sosialisasi untuk menghilangkan isu tidak benar tersebut,” tandasnya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Medan Afif Abdillah mengaku sangat sepakat dengan langkah RSUD Pirngadi yang tidak gegabah dengan mengalihkan kamar rawat inap khusus dan Ruang ICU bagi pasien Covid-19 untuk pasien Non Covid-19 atau pasien dengan penyakit umum. “Kita jangan lupa tahun (2021) lalu, saat kita PPKM Darurat dan PPKM Level 4, RS-RS di Kota Medan pernah sampai kelabakan menampung pasien. Saat itu kamar-kamar rawat inap hampir penuh, terutama untuk ICU yang sampai penuh dimana-mana. Saya rasa ruang rawat inap untuk pasien Covid-19 tetap harus dipertahankan, langkah yang diambil RS Pirngadi ini sudah tepat,” kata Afif kepada Sumut Pos, Jumat (18/3).

Dikatakan Afif, Pemko Medan tidak boleh lengah sedikitpun. Tak cuma RSUD Pirngadi Medan, bahkan setiap RS yang ada di Kota Medan juga diminta untuk tetap menyediakan ruang rawat inap khusus dan ICU untuk pasien Covid-19. “Jangan lengah, Covid bisa melonjak kapan saja. Kita mau setiap RS di Kota Medan mengikuti langkah yang diambil RS Pirngadi Medan ini,” tuturnya.

Ketua Fraksi Partai NasDem itu juga menuturkan, dua lokasi Isoter di Kota Medan juga harus tetap dipertahankan meskipun saat ini sangat sedikit pasien yang menjalani isolasi disana. “Isoter dan RS sama pentingnya, kita tidak mau kedepannya kita kelabakan kalau-kalau kasus covid ini kembali naik,” pungkasnya.

1 Juta Lebih Warga Sumut Sudah Booster

Sementara, terkait realisasi vaksinasi dosis ketiga atau booster, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumut, tercatat sebanyak 1.031.866 jiwa telah divaksin hingga Jumat (18/3). Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, cakupan vaksinasi booster terbagi kepada beberapa kategori, yakni tenaga kesehatan 69.158 (97,33 persen), kelompok lanjut usia 132.330 (12,1 persen), petugas publik 147.001 (16,71 persen), masyarakat rentan dan umum 677.354 (8,7 persen), remaja 5.566 (0,35 persen), dan anak-anak 3.

“Vaksinasi booster masih terus digalakkan terhadap warga yang sudah memenuhi syarat untuk divaksin. Tujuannya tidak lain untuk mencapai herd immunity,” ujarnya.

Aris juga menyebutkan, dari 1 juta lebih warga Sumut yang sudah divaksin booster tersebut, paling banyak di Medan 248.132, Deliserdang 95.290 dan Simalungun 63.443. Selebihnya, kabupaten/kota lain masih di bawah 50 ribu jiwa. “Percepatan vaksinasi ini berkolaborasi dengan TNI/Polri serta berbagai elemen, sehingga diharapkan mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 serta menurunkan kasus baru terkonfirmasi,” katanya.

Lebih lanjut Aris mengatakan, terkait perkembangan kasus baru Covid-19, Sumut tercatat bertambah 206 terkonfirmasi positif, 1.309 sembuh dan 10 meninggal. Karena itu, dengan penambahan tersebut maka akumulasinya menjadi 153.385 terkonfirmasi, 144.120 sembuh, dan 3.170 meninggal. (map/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka kasus Covid-19 di Kota Medan terus mengalami penurunan sejak akhir Februari lalu. Meski begitu, RSUD dr Pirngadi Medan tetap siaga menangani pasien yang terpapar Covid-19. Setidaknya, ada 80 ruangan rawat inap dan 20 ICU khusus pasien Covid.

“Sejak 14 Maret sampai hari ini (kemarin), pasien kita tinggal 8 orang. Tapi meskipun kasus turun, kita tetap sediakan 80 ruangan dan 20 ICU sesuai pesan Pak Gubernur dan Pak Wali Kota. Ini untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan,” kata cap Direktur Utama RSUD Pirngadi Kota Medan, dr Syamsul Arifin Nasution, Jumat (18/3).

Dikatakan Syamsul hingga saat ini pihakmya belum berani mengalihkan ruangan yang diperuntukkan untuk pasien Covid-19 ke pasien non Covid-19 atau ke pasien pada umumnya. Sebab hingga saat ini, Pemko Medan masih mewanti-wanti apabila terjadi lonjakan kasus. “Belum berani kami alihkan, mana tahu kasus naik lagi. Tapi mudah-mudahan jangan naik lagi kasusnya,” ujarnya.

Dijelaskannya, dengan menurunnya angka kasus Covid-19 di Kota Medan, maka jumlah kunjungan pasien non Covid-19 baik rawat inap maupun rawat jalan di RSUD Pirngadi Medan mulai naik kembali. “Pasien rawat inap BPJS Kesehatan kita 90 orang, biasanya di bawah 80 orang. Pasien rawat jalan kita capai 200 orang lebih, mulai ada peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan dan inap, walaupun tidak signifikan kali,” jelasnya.

Dia mengakui, hingga saat ini memang masih ada ketakutan masyarakat untuk berobat ke rumah sakit. Apalagi, masih adanya isu yang berkembang di masyarakat bahwa pasien berobat ke rumah sakit bakal ‘dicovidkan’. “Masyarakat ini masih takut ‘dicovidkan’, padahal kan tidak begitu. Ini yang membuat masyarakat takut berobat ke RS. Namun karena Covid-19 terus mengalami penurunan, masyarakat mulai kembali percaya,” katanya.

Hingga saat ini, lanjut Syamsul, para tenaga medis juga terus melakukan imbauan dan sosialisasi akan pentingnya berobat ke RS. “Kita lakukan sosialisasi bahwa penyakit yang berbahaya itu bukan Covid saja, tapi juga Demam Berdarah, tipes dan banyak penyakit sepele lainnya yang jika dibiarkan itu akan berdampak sangat berbahaya. Makanya kita akan terus lakukan sosialisasi untuk menghilangkan isu tidak benar tersebut,” tandasnya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Medan Afif Abdillah mengaku sangat sepakat dengan langkah RSUD Pirngadi yang tidak gegabah dengan mengalihkan kamar rawat inap khusus dan Ruang ICU bagi pasien Covid-19 untuk pasien Non Covid-19 atau pasien dengan penyakit umum. “Kita jangan lupa tahun (2021) lalu, saat kita PPKM Darurat dan PPKM Level 4, RS-RS di Kota Medan pernah sampai kelabakan menampung pasien. Saat itu kamar-kamar rawat inap hampir penuh, terutama untuk ICU yang sampai penuh dimana-mana. Saya rasa ruang rawat inap untuk pasien Covid-19 tetap harus dipertahankan, langkah yang diambil RS Pirngadi ini sudah tepat,” kata Afif kepada Sumut Pos, Jumat (18/3).

Dikatakan Afif, Pemko Medan tidak boleh lengah sedikitpun. Tak cuma RSUD Pirngadi Medan, bahkan setiap RS yang ada di Kota Medan juga diminta untuk tetap menyediakan ruang rawat inap khusus dan ICU untuk pasien Covid-19. “Jangan lengah, Covid bisa melonjak kapan saja. Kita mau setiap RS di Kota Medan mengikuti langkah yang diambil RS Pirngadi Medan ini,” tuturnya.

Ketua Fraksi Partai NasDem itu juga menuturkan, dua lokasi Isoter di Kota Medan juga harus tetap dipertahankan meskipun saat ini sangat sedikit pasien yang menjalani isolasi disana. “Isoter dan RS sama pentingnya, kita tidak mau kedepannya kita kelabakan kalau-kalau kasus covid ini kembali naik,” pungkasnya.

1 Juta Lebih Warga Sumut Sudah Booster

Sementara, terkait realisasi vaksinasi dosis ketiga atau booster, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumut, tercatat sebanyak 1.031.866 jiwa telah divaksin hingga Jumat (18/3). Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, cakupan vaksinasi booster terbagi kepada beberapa kategori, yakni tenaga kesehatan 69.158 (97,33 persen), kelompok lanjut usia 132.330 (12,1 persen), petugas publik 147.001 (16,71 persen), masyarakat rentan dan umum 677.354 (8,7 persen), remaja 5.566 (0,35 persen), dan anak-anak 3.

“Vaksinasi booster masih terus digalakkan terhadap warga yang sudah memenuhi syarat untuk divaksin. Tujuannya tidak lain untuk mencapai herd immunity,” ujarnya.

Aris juga menyebutkan, dari 1 juta lebih warga Sumut yang sudah divaksin booster tersebut, paling banyak di Medan 248.132, Deliserdang 95.290 dan Simalungun 63.443. Selebihnya, kabupaten/kota lain masih di bawah 50 ribu jiwa. “Percepatan vaksinasi ini berkolaborasi dengan TNI/Polri serta berbagai elemen, sehingga diharapkan mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 serta menurunkan kasus baru terkonfirmasi,” katanya.

Lebih lanjut Aris mengatakan, terkait perkembangan kasus baru Covid-19, Sumut tercatat bertambah 206 terkonfirmasi positif, 1.309 sembuh dan 10 meninggal. Karena itu, dengan penambahan tersebut maka akumulasinya menjadi 153.385 terkonfirmasi, 144.120 sembuh, dan 3.170 meninggal. (map/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/