Medan-Sudah menjadi kebiasaan ketika selesai UN, siswa melakukan corat-coret baju. Pun ketika karut marut UN tahun ini. Siswa SMA dan sederajat di Medan tetap saja melakukan corat-coret baju. Mereka pun berkonvoi dengan kendaraan.
Pemandangan berbeda terjadi di SMAN 5 Medan, SMKN 1 Medan, dan SMAN 13 Medan. Mereka melakukan syukuran dengan mendonasikan seragam sekolahnya untuk orang yang membutuhkan. “Semuanya siswa yang atur dan saya hanya menfasilitasi dan mendukung kegiatan positif ini,” kata Sutrisno, Kepala Sekolah SMAN 5 Medan.
Poppy Ramadhani dan Siti siswi kelas XII IPS 2 menyambut baik kegiatan itu. Mereka masing-masing menyumbangkan sepasang seragamnya untuk orang yang membutuhkan.
“Dari pada bajunya dicoret-coret, lebih bagus disumbangkan untuk teman-teman yang kurang beruntung. Jelas ini lebih bermanfaat,” kata Poppy.
Sementara menurut pantauan Sumut Pos di SMKN 1 Medan para siswa yang sudah menyelesaikan UN, melakukan aksi coret di atas kanvasn
Kepala sekolah SMKN Asli Sembiring menyatakan kegiatan ini sebagai perhatian pihak sekolah pada siswa, yang tetap ingin menyalurkan ekspresi kegembiraanya seusai mengikuti UN.
“Mereka ingin meluapkan kegembiraan, kita fasilitasi. Ketimbang mereka mencoret seragam sekolahnya, lebih baik di kanvas ini,” katanya.
Sedangkan di SMAN 13 Medan, kegiatan coret kanvas sepanjang 3 x 6 meter, dihadiri Kadisdik Medan Parluhutan Hasibuan, Kepala Kementerian Agama Kota Medan, Iwan Zulhami dan Kepsek, Ilyas Halim. Selain coret kanvas, siswa juga menyumbangkan seragamnya untuk diberikan kepada yang memerlukan.
Di sisi lain, pantuan Sumut Pos, Kamis(18/4), sejumlah siswa berkonvoi di jalanan. Ulah para pelajar ini sangat mengganggu kelancaran arus lalulintas. Seperti di kawasan Jalan Sisingamangaraja Medan, para pelajar menguasai seluruh badan jalan.
Mereka berkonvoi dengan kendaraan sepeda motornya masing masing. Dengan seragam baju yang sudah dicoret coret mereka pun menggangu lalu lintas di kawasan sekitar jalan tersebut.
“Namanya juga sudah menjadi tradisi Bang, kitakan udah selesai UN, jadi yang saling coret baju. Ini juga kami lakukan untuk kenang-kenagan kok bang, karena kalau nanti kami lulus, kamikan gak bisa lagi ketemu satu dengan lainnya setiap hari lagi, karena kami masing-masing harus melanjutkan sekolah. Jadi ya gak apalah bang,”ujar Rian, salah seorang pelajar yang melakukan corat-coret baju dan celananya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho ST meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunda pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat di Provinsi Sumatera Utara jika naskah soal belum lengkap. Permintaan penundaan itu diungkapkan Gatot karena melihat persiapan UN SMP yang berdekatan dengan UN SMA.
Penegasan Gubsu ini diungkapkannya saat wawancara dengan satu televisi swasta nasional, Kamis (18/4) terkait carut marut UN SMA dan persiapan ujian untuk SMP pada tanggal 22 April 2013 mendatang.
Gatot menjelaskan, hari ini Dewan Pendidikan akan rapat untuk membahas persiapan UN SMP. “Idealnya kalau ternyata soal tidak siap maka kita ingin tunda saja. Nanti kita minta Dinas Pendidikan berkonsultasi dan bermusyawarah. Jika naskah belum selesai lebih bagus ditunda semuanya supaya tidak terulang kejadian seperti UN SMA,” ujar Gubsu di rumah pribadi di Komplek Seroja.
Keterlambatan naskah soal dari Jakarta menurut Gatot merupakan permasalahan utama yang menyebabkan banyaknya siswa gagal mengikuti UN secara serentak tahun ini.
Potensi keterlambatan naskah soal UN SMP diprediksi Gatot masih bisa terjadi. Kondisi ini bakal makin buruk jika naskah soal tiba dalam waktu mepet, mengingat Koordinator Pelaksana juga harus mendistribusikan soal-soal ke seluruh SMP di Sumatera Utara yang secara geografis sangat luas.
“Luas Provinsi Sumut ini dengan letak geografis kabupatan /kota yang berjauhan membutuhkan waktu tempuh cukup lama. Sementara jadwal tiba naskah dan lembar jawaban komputer (LJK) yang tidak tepat waktu jelas berpotensi menimbulkan permasalahan di Sumut,” kata Gubsu menjelaskan.
Diperkirakan naskah soal UN SMP akan tiba pada Jumat (19/4) sore dan mulai didistribusikan Sabtu (20/4).Naskah harus sudah tiba di tiap kota/kabupaten pada Minggu (21/4) agar dapat langsung digunakan di Senin (22/4) pagi.
Lebih lanjut Gubsu mengatakan, Pemerintah provinsi Sumut melalui Unimed juga tidak boleh melakukan sortir naskah soal yang datang. Mereka hanya bertugas mendistribusikan kepada sekolah di seluruh kabupaten/kota.
“Kita tidak dibolehkan sortir naskah ujian, sehingga kita tidak tahu kekurangan naskah soal yang terjadi,” ujar Gubsu.
Terkait keterlambatan naskah UN SMA, sebenarnya, Gubsu juga sudah mencurigai akan terjadi. Karena sejak awal perusahan percetakan Balebat Dedikasi Prima sudah melakukan ketidak profesionalan.
“Saat uji petik box yang akan dikirim ke Sumut ada kekurangan. Kita sudah ingatkan tetapi pihak perusahaan tidak mengindahkan temuan uji petik pada box itu. Jadi sejak awal kita telah mengkhawatirkan akan terjadi hal ini,” ujarnya.
Sampai saat ini Pemrovsu tetap berkoordinasi dengan Unimed sebagai pengawas, penerimaan naskah UN, perdistribusian naskah serta pengawasan. Juga berkoordinasi dengan pihak percetakan Babelat Dedikasi Prima untuk pelaksanakan UN SMP dan juga UN susulan SMA/SMK, tetapi hingga saat ini belum ada informasi kedatangan naskah soal ujian susulan. padahal seharusnya H-7 harus telah sampai.
Dengan kondisi seperti ini, Gubsu tetap mengharapkan kepada peserta ujian untuk tetap tenang dan tidak kuatir, karena permasalahan ini tidak hanya terjadi di Provinsi Sumut tetapi sudah menjadi permasalahan nasional. (mag-8/mag-7/ram)