26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Siasati Aksi Demo Buruh

BELAWAN-Aksi demo buruh hari pertama pada Senin (17/6) di kawasan Kawasan Industri Medan (KIM) sempat mengakibat proses produksi sejumlah pabrik terganggu. Hanya saja, saat demo hari kedua pada Selasa (18/6), para manajemen perusahaan menyiasati dengan mengalihkan jam operasional perusahan dan mengizinkan sebagian buruh ikut bergabung dalam barisan pengunjuk rasa sebagai perwakilan rekan-rekannya.

DEMO BURUH: Massa buruh berkonvoi  Jalan KL Yossudarso, Medan Deli, melakukan aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM, Selasa (18/6) kemarin.
DEMO BURUH: Massa buruh berkonvoi di Jalan KL Yossudarso, Medan Deli, melakukan aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM, Selasa (18/6) kemarin.

Dari pengamatan Sumut Pos, sejak pukul 07.00 WIB, para buruh melakukan aksi sweeping ke pabrik-pabrik baik di KIM I, II dan III. Aksi ini sempat membuat para pengusaha merasa khawatir. Sejumlah pabrik juga terpaksa mengalihkan waktu operasional dari petang menjadi pagi hari. Sebagian lagi menyiasati dengan mengizinkan perwakilan pekerja untuk bergabung dengan massa pengunjuk rasa.

“Massa buruh sempat melakukan sweeping ke dalam pabrik. Akhirnya perusahaan terpaksa menyiasati dengan membiarkan sebagian pekerja bergabung dengan pendemo,’’ ujar Setiono, supervisor PT Nipsea Paint And Chemicals Co Ltd. Selain itu, pihak perusahaan juga memberikan perbekalan minuman mineral untuk seribuan massa buruh yang berkonvoi menuju ke arah Medan. Pihak manajemen PT Musim Mas dan PT TRD malah menyediakan beberapa kotak karton minuman yang diserahkan pada perwakilan pengunjuk rasa.

“Bila semua buruh demo bisa-bisa perusahaan rugi ratusan juta. Tapi untuk kerugian kemarin saya kurang tahu,” ungkapnya.
Penuturan serupa dikatakan Halim yang mewakili PT Jaya Perkasa di KIM. Kendati demo buruh tak sampai melumpuhkan operasional perusahaanya, namun berdampak pada aktivitas distribusi barang sekitar tiga jam lamanya .

“Kami belum bisa memperkirakan berapa besar kerugiannya. Tapi sistem distribusi sempat terganggu,” katanya.
Terpisah, Direktur Utama PT KIM, Gandhi Tambunan melalui Humas, Pangkal Simanjuntak, mengatakan, aksi buruh yang tercatat sebagai demo lanjutan itu dijesalkan tak begitu mengganggu operasional 300-an perusahaan di KIM. Sebagian besar pabrik, kata Pangkal, tetap melanjutkan produksi.

“Buruh sempat memblokir jalan, tapi truk-truk pengangkut barang dari dan menuju ke KIM tetap bisa dilintasi. Jadi aktivitas tetap normal, tidak terlalu berpengaruh. Karena masing-masing perusahaan mengeluarkan sebagian pekerjaan sebagai perwakilan untuk bergabung dengan para pendemo,” ujarnya, kemarin.

Kendati akses jalan di KIM mengalami kemacetan panjang, namun aktivitas di pelabuhan Belawan International Container Terminal (BICT) tetap terlihat normal. Humas BICT, Irfan, yang dikonfirmasi Sumut Pos, mengatakan, arus pengeluaran peti kemas impor dan antar-pulau serta ekspor peti kemas dari dan ke terminal peti kemas tetap beroperasi.

“Arus lalu-lintas peti kemas impor dan domestik, serta eti kemas ekspor sejak pagi sampai soretetap normal. Proses bongkar-muat juga lancar, tak ada kendala. Soal pengamanan pelabuhan, kami sudah tempatkan satuan petugas pengaman internal,” jelas Irfan.

Kondisi serupa juga terlihat di depot pertamina IMG (Instalasi Medan Group) di Jalan KL Yossudarso Km. 20, Medan Labuhan. Massa buruh yang sehari sebelumnya sempat mengancam akan menduduki depot pertamina justru tak terlihat. Di sekitar areal depot hanya tampak puluhan personel Brimob Poldasu dibantu sekuriti perusahaan. Hanya saja aktivitas distribusi BBM tampak sepi-sepi saja.

Head of Operation PT Elnusa Petrofin unit Medan Group, Edi Holungo saat dikonfirmasi melalui Staf Pengawas, Rajiono, mengatakan, jadwal distribusi solar dan premium dari depot pertamina ke SPBU dialihkan menjadi malam hari. Perubahan jam distribusi itu untuk mengantisipasi terjadinya penyanderaan armada truk tangki BBM oleh massa pendemo.

“Jadwal angkut BBM ke depot kami ubah. Kami juga memantau titik-titik rawan, seperti kampus Universitas HKBP Nomensen. Senin malam, misalnya, kami harus menghindari jalur ini sebab aksi unjuk rasa berlangsung hingga tengah malam,” katanya.

Dari Lubukpakam, pada Selasa (18/6), massa juga masih turun jalan bersama mahasiswa menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM. Massa buruh itu bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Deli Serdang dan Aliansi Pekerja Buruh Melawan (APM) Deliserdang di depan kantor DPRD dan Bupati Deliserdang.

Sekitar 45 menit berorasi, hanya anggota DPRD dari Fraksi PDIP Ruben Tarigan yang berkomunikasi dengan para pengunjuk rasa. Tak lama kemudian massa dan mahasiswa bergerak ke depan kantor Bupati Deliserdang. Sekitar dua jam berorasi tak satu pun pejabat pejabat di lingkungan Pemkab Deliserdang mendatangi para pendemo.

Terpisah, puluhan orang yang tergabung dalam kelompok Cipayung ikut berunjuk rasa di Mapolresta Medan, Jalan HM Said, Selasa (18/6) siang. Mereka mengecam tindakan represif Polisi sehingga berujung bentrok di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Senin (17/6) kemarin. Massa menuntut Kapolresta Medan AKBP Nico Afinta Karo-karo dicopot dari jabatannya karena dianggap gagal memimpin anggotanya.

“Kami berunjuk rasa untuk hak rakyat. Tapi polisi bertindak represif dan terkesan memancing-mancing keributan dengan pendemo, “ ungkap seorang pendemo dalam orasinya. (rul/btr/mag-10)

BELAWAN-Aksi demo buruh hari pertama pada Senin (17/6) di kawasan Kawasan Industri Medan (KIM) sempat mengakibat proses produksi sejumlah pabrik terganggu. Hanya saja, saat demo hari kedua pada Selasa (18/6), para manajemen perusahaan menyiasati dengan mengalihkan jam operasional perusahan dan mengizinkan sebagian buruh ikut bergabung dalam barisan pengunjuk rasa sebagai perwakilan rekan-rekannya.

DEMO BURUH: Massa buruh berkonvoi  Jalan KL Yossudarso, Medan Deli, melakukan aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM, Selasa (18/6) kemarin.
DEMO BURUH: Massa buruh berkonvoi di Jalan KL Yossudarso, Medan Deli, melakukan aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM, Selasa (18/6) kemarin.

Dari pengamatan Sumut Pos, sejak pukul 07.00 WIB, para buruh melakukan aksi sweeping ke pabrik-pabrik baik di KIM I, II dan III. Aksi ini sempat membuat para pengusaha merasa khawatir. Sejumlah pabrik juga terpaksa mengalihkan waktu operasional dari petang menjadi pagi hari. Sebagian lagi menyiasati dengan mengizinkan perwakilan pekerja untuk bergabung dengan massa pengunjuk rasa.

“Massa buruh sempat melakukan sweeping ke dalam pabrik. Akhirnya perusahaan terpaksa menyiasati dengan membiarkan sebagian pekerja bergabung dengan pendemo,’’ ujar Setiono, supervisor PT Nipsea Paint And Chemicals Co Ltd. Selain itu, pihak perusahaan juga memberikan perbekalan minuman mineral untuk seribuan massa buruh yang berkonvoi menuju ke arah Medan. Pihak manajemen PT Musim Mas dan PT TRD malah menyediakan beberapa kotak karton minuman yang diserahkan pada perwakilan pengunjuk rasa.

“Bila semua buruh demo bisa-bisa perusahaan rugi ratusan juta. Tapi untuk kerugian kemarin saya kurang tahu,” ungkapnya.
Penuturan serupa dikatakan Halim yang mewakili PT Jaya Perkasa di KIM. Kendati demo buruh tak sampai melumpuhkan operasional perusahaanya, namun berdampak pada aktivitas distribusi barang sekitar tiga jam lamanya .

“Kami belum bisa memperkirakan berapa besar kerugiannya. Tapi sistem distribusi sempat terganggu,” katanya.
Terpisah, Direktur Utama PT KIM, Gandhi Tambunan melalui Humas, Pangkal Simanjuntak, mengatakan, aksi buruh yang tercatat sebagai demo lanjutan itu dijesalkan tak begitu mengganggu operasional 300-an perusahaan di KIM. Sebagian besar pabrik, kata Pangkal, tetap melanjutkan produksi.

“Buruh sempat memblokir jalan, tapi truk-truk pengangkut barang dari dan menuju ke KIM tetap bisa dilintasi. Jadi aktivitas tetap normal, tidak terlalu berpengaruh. Karena masing-masing perusahaan mengeluarkan sebagian pekerjaan sebagai perwakilan untuk bergabung dengan para pendemo,” ujarnya, kemarin.

Kendati akses jalan di KIM mengalami kemacetan panjang, namun aktivitas di pelabuhan Belawan International Container Terminal (BICT) tetap terlihat normal. Humas BICT, Irfan, yang dikonfirmasi Sumut Pos, mengatakan, arus pengeluaran peti kemas impor dan antar-pulau serta ekspor peti kemas dari dan ke terminal peti kemas tetap beroperasi.

“Arus lalu-lintas peti kemas impor dan domestik, serta eti kemas ekspor sejak pagi sampai soretetap normal. Proses bongkar-muat juga lancar, tak ada kendala. Soal pengamanan pelabuhan, kami sudah tempatkan satuan petugas pengaman internal,” jelas Irfan.

Kondisi serupa juga terlihat di depot pertamina IMG (Instalasi Medan Group) di Jalan KL Yossudarso Km. 20, Medan Labuhan. Massa buruh yang sehari sebelumnya sempat mengancam akan menduduki depot pertamina justru tak terlihat. Di sekitar areal depot hanya tampak puluhan personel Brimob Poldasu dibantu sekuriti perusahaan. Hanya saja aktivitas distribusi BBM tampak sepi-sepi saja.

Head of Operation PT Elnusa Petrofin unit Medan Group, Edi Holungo saat dikonfirmasi melalui Staf Pengawas, Rajiono, mengatakan, jadwal distribusi solar dan premium dari depot pertamina ke SPBU dialihkan menjadi malam hari. Perubahan jam distribusi itu untuk mengantisipasi terjadinya penyanderaan armada truk tangki BBM oleh massa pendemo.

“Jadwal angkut BBM ke depot kami ubah. Kami juga memantau titik-titik rawan, seperti kampus Universitas HKBP Nomensen. Senin malam, misalnya, kami harus menghindari jalur ini sebab aksi unjuk rasa berlangsung hingga tengah malam,” katanya.

Dari Lubukpakam, pada Selasa (18/6), massa juga masih turun jalan bersama mahasiswa menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM. Massa buruh itu bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Deli Serdang dan Aliansi Pekerja Buruh Melawan (APM) Deliserdang di depan kantor DPRD dan Bupati Deliserdang.

Sekitar 45 menit berorasi, hanya anggota DPRD dari Fraksi PDIP Ruben Tarigan yang berkomunikasi dengan para pengunjuk rasa. Tak lama kemudian massa dan mahasiswa bergerak ke depan kantor Bupati Deliserdang. Sekitar dua jam berorasi tak satu pun pejabat pejabat di lingkungan Pemkab Deliserdang mendatangi para pendemo.

Terpisah, puluhan orang yang tergabung dalam kelompok Cipayung ikut berunjuk rasa di Mapolresta Medan, Jalan HM Said, Selasa (18/6) siang. Mereka mengecam tindakan represif Polisi sehingga berujung bentrok di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Senin (17/6) kemarin. Massa menuntut Kapolresta Medan AKBP Nico Afinta Karo-karo dicopot dari jabatannya karena dianggap gagal memimpin anggotanya.

“Kami berunjuk rasa untuk hak rakyat. Tapi polisi bertindak represif dan terkesan memancing-mancing keributan dengan pendemo, “ ungkap seorang pendemo dalam orasinya. (rul/btr/mag-10)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/