25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Ando: Semua jadi Gelap, Aku Berdoa: Tuhan Yesus!

Foto: Batara/Sumut Pos
Ando saat disambut haru keluarga setelah selamat dari tenggelamnya KM Sinar Bangun.

SUMUTPOS.CO – Kisah lain diutarakan Erwando Lingga   alias Ando (24), warga Dusun 1 Desa Perdamaian Kecamatan Tanjung Morawa, Deliserdang, Sumatera Utara. Ando salah seorang  korban selamat dari musibah KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba. Ia mengatakan, sempat terombang-ambing di perairan sebelum akhirnya diselamatkan kapal yang lewat.

Ditemui di rumahnya di Tanjungmorawa, pria lajang anak kedua dari empat bersaudara itu, mengisahkan detik-detik peristiwa karamnya kapal kayu kelebihan muatan itu. “Pada Sabtu (16/6), saya minta izin ke ibu saya Hosnia Br Purba, untuk jalan-jalan ke Danau Toba. Saya bersama tiga teman, Dedy Setiawan, Sandri Sianturi, dan Jonatan Tampubolon. Berempat kami , mengendarai dua sepeda motor dengan cara berboncengan,” katanya.

Mereka naik kapal dari pelabuhan Simanindo sekitar pukul 17.00 WIB. Saat di kapal, kondisi cuaca angin kencang dan ombak besar. Kapal kayu tiga lantai itu dipadati penumpang. Lantai satu kapal dipenuhi sepedamotor milik para penumpang kapal. “Perkiraanku, ada 80 kereta (sepeda motor, Red). Kami di bawah, penumpang lainnya di lantai dua dan lantai tiga,” katanya.

Awalnya, Ando sempat memberi pelampung pada ketiga kawannya. “Tapi aku diejek. Pelampung dibuang dan tak dipakai,” terangnya. Ia pun tak jadi mengenakan pelampung.

Saat di kapal, menurutnya, sebagian penumpang di lantai dua ada yang minum-minum tuak. Lantunan musik dari alat pengeras di kapal diputar dengan volume besar. “Ada yang bercanda, ada yang ketawa,” katanya.

Tiba-tiba ombak besar menghempas kapal. Dalam hitungan detik, kapal terbalik. Ando bersama ketiga temannya yang tak pernah menduga peristiwa itu, ikut tenggelam bersama kapal.

“Tiba-tiba semua menjadi gelap. Aku pasrah dan berdoa memanggil nama Tuhan. ‘Tuhan Yesus’ teriakku dari dalam hati yang paling dalam. Tiba-tiba, ada cahaya kulihat. Karena kami semua terjebak di dalam kapal, dengan meraba-raba aku berhasil keluar dan sampai ke permukaan,” tuturnya.

Setelah berada di permukaan air, Ando masih sempat bertemu ketiga temannya. Namun ombak tinggi menghantam mereka hingga keempatnya terpisah.

Foto: Batara/Sumut Pos
Ando saat disambut haru keluarga setelah selamat dari tenggelamnya KM Sinar Bangun.

SUMUTPOS.CO – Kisah lain diutarakan Erwando Lingga   alias Ando (24), warga Dusun 1 Desa Perdamaian Kecamatan Tanjung Morawa, Deliserdang, Sumatera Utara. Ando salah seorang  korban selamat dari musibah KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba. Ia mengatakan, sempat terombang-ambing di perairan sebelum akhirnya diselamatkan kapal yang lewat.

Ditemui di rumahnya di Tanjungmorawa, pria lajang anak kedua dari empat bersaudara itu, mengisahkan detik-detik peristiwa karamnya kapal kayu kelebihan muatan itu. “Pada Sabtu (16/6), saya minta izin ke ibu saya Hosnia Br Purba, untuk jalan-jalan ke Danau Toba. Saya bersama tiga teman, Dedy Setiawan, Sandri Sianturi, dan Jonatan Tampubolon. Berempat kami , mengendarai dua sepeda motor dengan cara berboncengan,” katanya.

Mereka naik kapal dari pelabuhan Simanindo sekitar pukul 17.00 WIB. Saat di kapal, kondisi cuaca angin kencang dan ombak besar. Kapal kayu tiga lantai itu dipadati penumpang. Lantai satu kapal dipenuhi sepedamotor milik para penumpang kapal. “Perkiraanku, ada 80 kereta (sepeda motor, Red). Kami di bawah, penumpang lainnya di lantai dua dan lantai tiga,” katanya.

Awalnya, Ando sempat memberi pelampung pada ketiga kawannya. “Tapi aku diejek. Pelampung dibuang dan tak dipakai,” terangnya. Ia pun tak jadi mengenakan pelampung.

Saat di kapal, menurutnya, sebagian penumpang di lantai dua ada yang minum-minum tuak. Lantunan musik dari alat pengeras di kapal diputar dengan volume besar. “Ada yang bercanda, ada yang ketawa,” katanya.

Tiba-tiba ombak besar menghempas kapal. Dalam hitungan detik, kapal terbalik. Ando bersama ketiga temannya yang tak pernah menduga peristiwa itu, ikut tenggelam bersama kapal.

“Tiba-tiba semua menjadi gelap. Aku pasrah dan berdoa memanggil nama Tuhan. ‘Tuhan Yesus’ teriakku dari dalam hati yang paling dalam. Tiba-tiba, ada cahaya kulihat. Karena kami semua terjebak di dalam kapal, dengan meraba-raba aku berhasil keluar dan sampai ke permukaan,” tuturnya.

Setelah berada di permukaan air, Ando masih sempat bertemu ketiga temannya. Namun ombak tinggi menghantam mereka hingga keempatnya terpisah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/