30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Rafa Bikin Ibu Cemas

Kanker Ginjal atau Tumor Wilms atau Nephroblastoma merupakan penyakit yang sering dialami anak-anak berusia 3 sampai 4 tahun.

 Anak-anak yang mengalami penyakit ini mungkin tampak sehat. Namun gejala yang dirasakan berupa perut membengkak, demam dan urine (air seni) berdarah.
Gejala inilah yang dialami, Rafa balita usia 2,5 tahun anak kedua pasangan Amiruddin (38) dan Dirliana Harahap (33). Namun, setelah diperiksa Rafa benar menderita kanker ginjal.

Orangtua Rafa menuturkan, diketahuinya rafa menderita kanker ginjal sebelah kanan 3 bulan yang lalu. Dengan tanda-tanda, (urine) air seni Rafa setiap keluar bercampur darah. Bertahap perutnya juga ikut membesar. “Mula-mula sakit, lalu kita periksakan. Ini perutnya pun sudah agak membesar. Padahal Rafa lagi lincah-lincahnya. Dua hari yang lalu baru aja bisa berjalan,” ucap Dirliana Harahap ibunda Rafa yang berasal dari Tebing Tinggi.

Saat ini, Rafa dan orang tuanya untuk sementara berada di rumah singgah milik Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM). Celoteh-celoteh Rafa terus keluar sembari bermain dengan beberapa mobil-mobilan miliknya yang wajib dibawa sebelum berangkat ke Medan. Karena bila tak dibawa Rafa bisa menangis tak henti-hentinya.

“Setelah saya melahirkan Rafa, memang ada kejanggalan, karena sempat ada darah di kencingnya. Tapi abis itu udah gak ada lagi. Tepatnya bulan Maret Rafa, mulai kencing darah langsung kami bawa ke rumah sakit umum di Tebing Tinggi. Di situ kencing darahnya berhenti. Namun, kami disarankan dokter harus mengoperasi  3 jari pada Rafa. Mungkin masih stadium 1 saat itu, tetapi ayahnya gak izinkan,” cerita wanita yang sehari-hari sebagai guru.

Setelah dua minggu ia pulang dari rumah saki, tiba-tiba sakitnya datang lagi dan Rafa mengalami koma. Dirliana mengatakan Rafa tak bisa melakukan apa-apa, hanya terbaring. Keceriaannnya seakan hilang.

“Sampai kakaknya Rafa, bernama Nazira trauma ke rumah sakit apalagi melihat adiknya sakit. Nazira pernah melihat Rafa yang berada di ruang ICU saat mengalami koma. Sampai sekarang dia gak mau diajak ke rumah sakit. Saya juga sekarang sering cemas kalau Rafa sedikit demam dan nangis terus. Apalagi melihat darah yang keluar melalui air seninya,” ucapnya lemah.

Warga Tebingtinggi, Jalan Kelapa Sawit, di Perladangan ini terus berusaha untuk memberi pertolongan pada Rafa, bila sudah ada yang lain dari Rafa iya langsung pergi ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik yang rencananya Selasa (22/7) akan dilakukan operasi pada Rafa. Hari ini bocah lincah itu telah melakukan pengambilan sampel darah dan foto thorax serta tahapan lainnya sebelum operasi.

Terlihat, Rafa sibuk dengan mobil-mobilan serta beberapa mainan yang ia serakkan di lantai. Sesekali balita kelahiran 12 November 2011 itu berceloteh untuk meminta bola. Dirliana mengatakan bola milik Rafa ketinggalan di rumah karena buru-buru.

Sementara itu, Amiruddin sang ayah menuturkan sebelumnya bentuk badan Rafa gemuk. Namun, penyakit itu menurunkan berat badannya. “Sudah habis, sekarang hanya 10 kg. Padahal kalau makan Rafa gak pilih-pilih, mau makan apa saja. Kalau gak sakit lasaknya lebih dari ini,” sambil melihat Rafa yang menurunkan beberapa jumlah mainan dari rak nya.

Mereka pun berharap dan berdoa semoga operasi yang akan dilakukan nanti berjalan lancar. Rafa bisa lebih aktif dan bisa sembuh dari penyakitnya. (nit/azw)

Kanker Ginjal atau Tumor Wilms atau Nephroblastoma merupakan penyakit yang sering dialami anak-anak berusia 3 sampai 4 tahun.

 Anak-anak yang mengalami penyakit ini mungkin tampak sehat. Namun gejala yang dirasakan berupa perut membengkak, demam dan urine (air seni) berdarah.
Gejala inilah yang dialami, Rafa balita usia 2,5 tahun anak kedua pasangan Amiruddin (38) dan Dirliana Harahap (33). Namun, setelah diperiksa Rafa benar menderita kanker ginjal.

Orangtua Rafa menuturkan, diketahuinya rafa menderita kanker ginjal sebelah kanan 3 bulan yang lalu. Dengan tanda-tanda, (urine) air seni Rafa setiap keluar bercampur darah. Bertahap perutnya juga ikut membesar. “Mula-mula sakit, lalu kita periksakan. Ini perutnya pun sudah agak membesar. Padahal Rafa lagi lincah-lincahnya. Dua hari yang lalu baru aja bisa berjalan,” ucap Dirliana Harahap ibunda Rafa yang berasal dari Tebing Tinggi.

Saat ini, Rafa dan orang tuanya untuk sementara berada di rumah singgah milik Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM). Celoteh-celoteh Rafa terus keluar sembari bermain dengan beberapa mobil-mobilan miliknya yang wajib dibawa sebelum berangkat ke Medan. Karena bila tak dibawa Rafa bisa menangis tak henti-hentinya.

“Setelah saya melahirkan Rafa, memang ada kejanggalan, karena sempat ada darah di kencingnya. Tapi abis itu udah gak ada lagi. Tepatnya bulan Maret Rafa, mulai kencing darah langsung kami bawa ke rumah sakit umum di Tebing Tinggi. Di situ kencing darahnya berhenti. Namun, kami disarankan dokter harus mengoperasi  3 jari pada Rafa. Mungkin masih stadium 1 saat itu, tetapi ayahnya gak izinkan,” cerita wanita yang sehari-hari sebagai guru.

Setelah dua minggu ia pulang dari rumah saki, tiba-tiba sakitnya datang lagi dan Rafa mengalami koma. Dirliana mengatakan Rafa tak bisa melakukan apa-apa, hanya terbaring. Keceriaannnya seakan hilang.

“Sampai kakaknya Rafa, bernama Nazira trauma ke rumah sakit apalagi melihat adiknya sakit. Nazira pernah melihat Rafa yang berada di ruang ICU saat mengalami koma. Sampai sekarang dia gak mau diajak ke rumah sakit. Saya juga sekarang sering cemas kalau Rafa sedikit demam dan nangis terus. Apalagi melihat darah yang keluar melalui air seninya,” ucapnya lemah.

Warga Tebingtinggi, Jalan Kelapa Sawit, di Perladangan ini terus berusaha untuk memberi pertolongan pada Rafa, bila sudah ada yang lain dari Rafa iya langsung pergi ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik yang rencananya Selasa (22/7) akan dilakukan operasi pada Rafa. Hari ini bocah lincah itu telah melakukan pengambilan sampel darah dan foto thorax serta tahapan lainnya sebelum operasi.

Terlihat, Rafa sibuk dengan mobil-mobilan serta beberapa mainan yang ia serakkan di lantai. Sesekali balita kelahiran 12 November 2011 itu berceloteh untuk meminta bola. Dirliana mengatakan bola milik Rafa ketinggalan di rumah karena buru-buru.

Sementara itu, Amiruddin sang ayah menuturkan sebelumnya bentuk badan Rafa gemuk. Namun, penyakit itu menurunkan berat badannya. “Sudah habis, sekarang hanya 10 kg. Padahal kalau makan Rafa gak pilih-pilih, mau makan apa saja. Kalau gak sakit lasaknya lebih dari ini,” sambil melihat Rafa yang menurunkan beberapa jumlah mainan dari rak nya.

Mereka pun berharap dan berdoa semoga operasi yang akan dilakukan nanti berjalan lancar. Rafa bisa lebih aktif dan bisa sembuh dari penyakitnya. (nit/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/