32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tidak Pernah Saya Merasakan Beban Seberat Ini

Dan akhirnya, tiba saatnya, saya memimpin NBA Summer League pada 12 Juli 2016 waktu setempat. Pertandingannya antara Portland Trail Blazers versus Utah Jazz.

Pagi sebelum meeting pagi dengan NBA, saya didatangi crew chief di game nanti. Dia adalah Haywoode Workman, seorang mantan pemain NBA yang berkarir sebagai wasit setelah pensiun. Dia adalah eks pemain ketiga dalam sejarah yang akhirnya menjadi wasit NBA.

Satu partner lagi adalah Phenizee Ransom, wasit NBA D-League. Haywood memperkenalkan diri dan memberikan arahan bagaimana kami akan berangkat ke arena, yakni Thomas and Mark Center, Las Vegas.

Pada pertandingan di FIBA Asia ataupun dunia, wasit selalu dijemput dari hotel sampai ke arena. Begitu juga sebaliknya. Tetapi, di NBA, crew chief diberi tanggung jawab berkoordinasi dengan partnernya untuk menuju arena dengan standar yang sudah ditentukan.

Sesampai di arena, kami langsung menuju locker room wasit dan langsung melakukan pre-game conference. Haywood memimpin pre-game itu dengan sangat gamblang dan detail.

Dia bahkan memberikan analisis match-up pemain dan data-data lainnya dengan sangat lengkap dan terperinci. Jadi, semua itu menjadi bekal yang sangat berharga agar kami lebih siap dalam memimpin pertandingan. Sebetulnya, dalam game FIBA, kami biasa melakukannya. Tetapi, memang, pre-game conference di NBA dilakukan dengan lebih detail.

Saat keluar lorong menuju lapangan, saya sedikit cemas. Saya pikir itu wajar. Betapa tidak, saya sebagai wasit FIBA akan memimpin pertandingan NBA Summer League yang mempunyai rules, signaling, dan mechanics yang berbeda dengan yang biasa saya lakukan. Untungnya, kami sudah diberi training dan mencobanya selama lima hari di NBA Global Summer League.

Memang, yang menyaksikan pertandingan itu tidak sebanyak penonton yang menyaksikan final FIBA Asia 2013 di Manila ataupun final Asian Games 2014 di Incheon, dua pertandingan besar yang saya pimpin.

Tetapi, di dua game itu, saya merasa sangat siap dan sangat bersemangat. Saya tidak merasakan beban seberat yang saya alami di pertandingan NBA ini. (bersambung)

Dan akhirnya, tiba saatnya, saya memimpin NBA Summer League pada 12 Juli 2016 waktu setempat. Pertandingannya antara Portland Trail Blazers versus Utah Jazz.

Pagi sebelum meeting pagi dengan NBA, saya didatangi crew chief di game nanti. Dia adalah Haywoode Workman, seorang mantan pemain NBA yang berkarir sebagai wasit setelah pensiun. Dia adalah eks pemain ketiga dalam sejarah yang akhirnya menjadi wasit NBA.

Satu partner lagi adalah Phenizee Ransom, wasit NBA D-League. Haywood memperkenalkan diri dan memberikan arahan bagaimana kami akan berangkat ke arena, yakni Thomas and Mark Center, Las Vegas.

Pada pertandingan di FIBA Asia ataupun dunia, wasit selalu dijemput dari hotel sampai ke arena. Begitu juga sebaliknya. Tetapi, di NBA, crew chief diberi tanggung jawab berkoordinasi dengan partnernya untuk menuju arena dengan standar yang sudah ditentukan.

Sesampai di arena, kami langsung menuju locker room wasit dan langsung melakukan pre-game conference. Haywood memimpin pre-game itu dengan sangat gamblang dan detail.

Dia bahkan memberikan analisis match-up pemain dan data-data lainnya dengan sangat lengkap dan terperinci. Jadi, semua itu menjadi bekal yang sangat berharga agar kami lebih siap dalam memimpin pertandingan. Sebetulnya, dalam game FIBA, kami biasa melakukannya. Tetapi, memang, pre-game conference di NBA dilakukan dengan lebih detail.

Saat keluar lorong menuju lapangan, saya sedikit cemas. Saya pikir itu wajar. Betapa tidak, saya sebagai wasit FIBA akan memimpin pertandingan NBA Summer League yang mempunyai rules, signaling, dan mechanics yang berbeda dengan yang biasa saya lakukan. Untungnya, kami sudah diberi training dan mencobanya selama lima hari di NBA Global Summer League.

Memang, yang menyaksikan pertandingan itu tidak sebanyak penonton yang menyaksikan final FIBA Asia 2013 di Manila ataupun final Asian Games 2014 di Incheon, dua pertandingan besar yang saya pimpin.

Tetapi, di dua game itu, saya merasa sangat siap dan sangat bersemangat. Saya tidak merasakan beban seberat yang saya alami di pertandingan NBA ini. (bersambung)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/