31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

1.500 Ton Sampah per Hari Masuk ke TPA Terjun, Empat Tahun ke Depan Bakal Overkapasitas

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setiap harinya, tidak kurang dari 1.500 ton sampah masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Medan di Jalan Paluh Nibung, Kelurahan Terjun, Medan Marelan, atau yang lebih sering disebut sebagai TPA Terjun.

Kondisi ini tentu membuat TPA yang luasnya hanya berkisar 4 hektare itu tidak akan mungkin mampu menampung sampah dari Kota Medan dalam jangka waktu yang lama. “Memang kurang lebih (1.500 ton). Produksi sampah warga Kota Medan itu sangat tinggi. Itu sebabnya kita selalu mengimbau kepada masyarakat untuk selalu meminimalisir jumlah sampah rumah tangga dengan langkah-langkah yang tepat,” ucap Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, M Husni Husni kepada Sumut Pos, Kamis (18/7).

Dikatakannya, luas wilayah TPA Terjun yang hanya berkisar 4 hektare itupun diperkirakan berbagai pihak hanya mampu menampung sampah-sampah tersebut paling lama sekitar 3 atau 4 tahun dari penggunaannya, bila lahan tersebut tidak dimaksimalkan dengan baik. Hingga kini sampah-sampah yang masuk pun terus menambah volume hingga sampah di areal tersebut kian hari kian menumpuk.

“Kami tengah memaksimalkan lahan seluas 4 hektare tersebut untuk terus mampu menampung sampah dari Kota Medan.

Lahannya memang tidak terlalu luas, sedangkan sampah yang terus masuk dari Kota Medan jumlahnya juga tidak sedikit. Maka dari itu, kami terus melakukan upaya-upaya untuk bisa menampung sampah lebih banyak dari Kota Medan. Ini kami sedang berupaya untuk melakukan langkah revitalisasi,” ujarnya.

Husni juga mengakui bahwa langkah revitalisasi itu saja tidaklah cukup. Itu sebabnya saat ini pihaknya sedang mencari dan mendalami solusi alternatif lain untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Solusi lain yang paling realistis untuk dilakukan saat ini yaitu menyiapkan TPA alternatif lainnya, namun hal itupun masih menemukan sejumlah kendala.

“Kami memang sudah lama mencoba mencari solusi lain dengan menyiapkan lahan TPA alternatif di kawasan lain agar bisa menampung sampah dari Kota Medan dalam jumlah yang lebih besar, tapi memang masih ada beberapa kendala, ini sedang diupayakan,” terangnya.

Untuk itu, kata Husni, saat ini pihaknya sedang terus melakukan pengkajian terkait lokasi TPA alternatif itu. “Lokasi yang kita punya saat ini ada di daerah STM Hilir. Tapi saat ini kami sedang mengkaji lebih lanjut dan lebih dalam terkait penggunaan TPA itu nantinya,” jelasnya.

Adapun beberapa hal yang menjadi kendala untuk menjadikan areal yang terletak di kawasan STM Hilir tersebut sebagai kawasan TPA, kata Husni yaitu lokasinya yang memakan jarak tempuh. “Memang sebenarnya cukup banyak yang harus dipertimbangkan untuk menjadikan areal kita yang di STM Hilir itu menjadi TPA alternatif. Salah satunya ya masalah jarak tempuh lokasi TPA itu dari Kota Medan. Tapi di sisi lain kami juga belum punya lokasi alternatif lainnya. Itu sebabnya sampai sekarang masih terus dikaji, apakah itu layak atau mungkin ada alternatif lain,” ungkapnya.

Menunggu pengkajian itu, kata Husni, saat ini pihaknya tengah intens memanfaatkan lahan yang ada sembari menunggu lahan yang baru tersedia dan siap untuk digunakan. Ia menyebutkan, TPA Terjun sementara ini diperkirakan masih cukup untuk menampung sampah dari kota Medan. “Walau kita tahu bahwa suatu saat nanti daya tampungnya akan habis. Maka, saat ini kami terus memaksimalkan TPA Terjun sembari mempersiapkan TPA alternatif,” pungkasnya. (map/ila)

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setiap harinya, tidak kurang dari 1.500 ton sampah masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Medan di Jalan Paluh Nibung, Kelurahan Terjun, Medan Marelan, atau yang lebih sering disebut sebagai TPA Terjun.

Kondisi ini tentu membuat TPA yang luasnya hanya berkisar 4 hektare itu tidak akan mungkin mampu menampung sampah dari Kota Medan dalam jangka waktu yang lama. “Memang kurang lebih (1.500 ton). Produksi sampah warga Kota Medan itu sangat tinggi. Itu sebabnya kita selalu mengimbau kepada masyarakat untuk selalu meminimalisir jumlah sampah rumah tangga dengan langkah-langkah yang tepat,” ucap Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, M Husni Husni kepada Sumut Pos, Kamis (18/7).

Dikatakannya, luas wilayah TPA Terjun yang hanya berkisar 4 hektare itupun diperkirakan berbagai pihak hanya mampu menampung sampah-sampah tersebut paling lama sekitar 3 atau 4 tahun dari penggunaannya, bila lahan tersebut tidak dimaksimalkan dengan baik. Hingga kini sampah-sampah yang masuk pun terus menambah volume hingga sampah di areal tersebut kian hari kian menumpuk.

“Kami tengah memaksimalkan lahan seluas 4 hektare tersebut untuk terus mampu menampung sampah dari Kota Medan.

Lahannya memang tidak terlalu luas, sedangkan sampah yang terus masuk dari Kota Medan jumlahnya juga tidak sedikit. Maka dari itu, kami terus melakukan upaya-upaya untuk bisa menampung sampah lebih banyak dari Kota Medan. Ini kami sedang berupaya untuk melakukan langkah revitalisasi,” ujarnya.

Husni juga mengakui bahwa langkah revitalisasi itu saja tidaklah cukup. Itu sebabnya saat ini pihaknya sedang mencari dan mendalami solusi alternatif lain untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Solusi lain yang paling realistis untuk dilakukan saat ini yaitu menyiapkan TPA alternatif lainnya, namun hal itupun masih menemukan sejumlah kendala.

“Kami memang sudah lama mencoba mencari solusi lain dengan menyiapkan lahan TPA alternatif di kawasan lain agar bisa menampung sampah dari Kota Medan dalam jumlah yang lebih besar, tapi memang masih ada beberapa kendala, ini sedang diupayakan,” terangnya.

Untuk itu, kata Husni, saat ini pihaknya sedang terus melakukan pengkajian terkait lokasi TPA alternatif itu. “Lokasi yang kita punya saat ini ada di daerah STM Hilir. Tapi saat ini kami sedang mengkaji lebih lanjut dan lebih dalam terkait penggunaan TPA itu nantinya,” jelasnya.

Adapun beberapa hal yang menjadi kendala untuk menjadikan areal yang terletak di kawasan STM Hilir tersebut sebagai kawasan TPA, kata Husni yaitu lokasinya yang memakan jarak tempuh. “Memang sebenarnya cukup banyak yang harus dipertimbangkan untuk menjadikan areal kita yang di STM Hilir itu menjadi TPA alternatif. Salah satunya ya masalah jarak tempuh lokasi TPA itu dari Kota Medan. Tapi di sisi lain kami juga belum punya lokasi alternatif lainnya. Itu sebabnya sampai sekarang masih terus dikaji, apakah itu layak atau mungkin ada alternatif lain,” ungkapnya.

Menunggu pengkajian itu, kata Husni, saat ini pihaknya tengah intens memanfaatkan lahan yang ada sembari menunggu lahan yang baru tersedia dan siap untuk digunakan. Ia menyebutkan, TPA Terjun sementara ini diperkirakan masih cukup untuk menampung sampah dari kota Medan. “Walau kita tahu bahwa suatu saat nanti daya tampungnya akan habis. Maka, saat ini kami terus memaksimalkan TPA Terjun sembari mempersiapkan TPA alternatif,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/