23.3 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Petakan Babura, baru normalisasi

Selanjutnya, Gubsu bersama Wali Kota dan Bupati mendengar aspirasi warga di halaman Kantor Lurah Beringin. Selain meminta agar bronjong dibangun untuk mengatasi banjir, warga juga meminta persoalan distribusi air bersih dari PDAM Tirtanadi diatasi, karena sudah tiga bulan tersendat.

Kepada warga, Gubsu berjanji akan menuntaskan kasus banjir dan air PDAM yang tersendat. Menurutnya tidak ada yang perlu disalahkan. Hanya saja, memang harus ada langkah yang jelas dari pemerintah.

Di pihak lain, Gubsu juga mengingatkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai maupun parit.

Selanjutnya, Gubsu memimpin rapat bersama Wali Kota, Bupati Deliserdang, Kepala BWS Sumatera II, dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan akademisi, di Kantor Lurah Beringin.

Tiga akademisi dari universitas berbeda dihadirkan. Rapat diawali dengan pemaparan dari ketiga akademisi tersebut terkait banjir, baik secara teori maupun kajian yang telah dilakukan.

Kesimpulannya, Sungai Babura harus dinormalisasi, disertai dengan pembuatan jalan speksi di kiri dan kanan sungai untuk mobilisasi peralatan jika dilakukan pengerukan.

Di samping itu, juga mengemuka perlunya kerja sama antar kabupaten/kota untuk mengatasi persoalan luapan air dari sungai. Sebab, baik Sungai Babura, Sungai Deli, dan sejumlah sungai lainnya yang selalu meluap dan menyebabkan banjir di Kota Medan, juga melintasi beberapa wailayah di bagian hulu. Seperti Sungai Babura, yang melintasi Tanah Karo dan Deliserdang, sebelum melintasi Kota Medan.

Adapun tanggung jawab penanganan sungai, termasuk sungai-sungai di Medan, berada di tangan pemerintah pusat, melalui BWS Sumatera II.

Usai mendengar berbagai masukan, Gubsu memutuskan untuk membentuk sebuah tim terpadu guna mengatasi banjir. Tim melibatkan unsur Pemprovsu, Pemko/Pemkab, BWS Sumatera II, dan OPD terkait.

“Sebagai langkah awal, tim kita tugaskan melakukan pemetaan dari hulu Sungai Babura yang berada di kawasan pergunungan Tanah Karo, hingga ke hilir di Belawan. Saya minta data (rekaman video dan foto) mulai dari ujung paling atas sampai ke hilir. Dari pemetaan yang dilakukan, dapat diketahui langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi banjir,” kata Gubsu.

Selanjutnya, Gubsu bersama Wali Kota dan Bupati mendengar aspirasi warga di halaman Kantor Lurah Beringin. Selain meminta agar bronjong dibangun untuk mengatasi banjir, warga juga meminta persoalan distribusi air bersih dari PDAM Tirtanadi diatasi, karena sudah tiga bulan tersendat.

Kepada warga, Gubsu berjanji akan menuntaskan kasus banjir dan air PDAM yang tersendat. Menurutnya tidak ada yang perlu disalahkan. Hanya saja, memang harus ada langkah yang jelas dari pemerintah.

Di pihak lain, Gubsu juga mengingatkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai maupun parit.

Selanjutnya, Gubsu memimpin rapat bersama Wali Kota, Bupati Deliserdang, Kepala BWS Sumatera II, dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan akademisi, di Kantor Lurah Beringin.

Tiga akademisi dari universitas berbeda dihadirkan. Rapat diawali dengan pemaparan dari ketiga akademisi tersebut terkait banjir, baik secara teori maupun kajian yang telah dilakukan.

Kesimpulannya, Sungai Babura harus dinormalisasi, disertai dengan pembuatan jalan speksi di kiri dan kanan sungai untuk mobilisasi peralatan jika dilakukan pengerukan.

Di samping itu, juga mengemuka perlunya kerja sama antar kabupaten/kota untuk mengatasi persoalan luapan air dari sungai. Sebab, baik Sungai Babura, Sungai Deli, dan sejumlah sungai lainnya yang selalu meluap dan menyebabkan banjir di Kota Medan, juga melintasi beberapa wailayah di bagian hulu. Seperti Sungai Babura, yang melintasi Tanah Karo dan Deliserdang, sebelum melintasi Kota Medan.

Adapun tanggung jawab penanganan sungai, termasuk sungai-sungai di Medan, berada di tangan pemerintah pusat, melalui BWS Sumatera II.

Usai mendengar berbagai masukan, Gubsu memutuskan untuk membentuk sebuah tim terpadu guna mengatasi banjir. Tim melibatkan unsur Pemprovsu, Pemko/Pemkab, BWS Sumatera II, dan OPD terkait.

“Sebagai langkah awal, tim kita tugaskan melakukan pemetaan dari hulu Sungai Babura yang berada di kawasan pergunungan Tanah Karo, hingga ke hilir di Belawan. Saya minta data (rekaman video dan foto) mulai dari ujung paling atas sampai ke hilir. Dari pemetaan yang dilakukan, dapat diketahui langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi banjir,” kata Gubsu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/