MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penanganan pasien Covid-19 dengan metode convalescent plasma —mentransfer atau memasukkan plasma darah penuh antibodi milik pasien yang telah sembuh ke tubuh penderita Covid-19)— tidak mudah dilakukan. Motode itu membutuhkan kesiapan teknologi terkini.
“Dalam meneliti itu, semuanya kita harus siapkan teknologi. Masalahnya, di pandemi saat ini, teknologi kita lambat. Buktinya persediaan alat swab di setiap provinsi enggak ada. Harusnya, di masa pandemi begini kabupaten/kota punya alat swab masing-masing, sehingga mempercepat penanganan,” ujar praktisi kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU), Dr dr Umar Zein DTM&H SpPD KPTI, Jumat (18/9).
Menurut dia, dalam teori, pengobatan melalui metode tersebut bisa dilakukan. Tetapi banyak proses yang harus dilakukan, lantaran terdapat efeknya. “Metode itu (convalescent plasma) seperti transplantasi atau transfusi darah. Golongan darah pendonor harus sama, rhesus-nya juga harus sama, dan banyak lagi yang harus dicocokkan. Sudah ada terjadi komplikasi seperti reaksi-reaksi tubuh penerima donor terhadap plasma itu,” sebut mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan ini.
Karena itu, sambungnya, dalam melawan virus corona melalui antibodi harus dipersiapkan dengan benar-benar. Sebab ada zat-zat lain yang bereaksi atau berhubungan dengan darah si pendonor. “Maksud kita melawan dengan antibodi, tetapi antibodi ini ada zat-zat yang dapat bereaksi,” tukasnya.
Terpisah, Koordinator Covid-19 Tim PINERE RSUP H Adam Malik, dr Ade Rahmaini SpP mengaku, pihaknya belum menerapkan metode convalescent plasma dalam penyembuhan pasien terinfeksi Covid-19. Hal itu dikarenakan peralatan yang belum memadai. “Kami belum pakai di RSUP H Adam Malik. Masih ada beberapa peralatan yang harus dilengkapi untuk UTD (Unit Transfusi Darah) agar bisa buat plasmanya,” kata dr Ade singkat.
Diberitakan sebelumnya, RSUP H Adam Malik tengah mengembangkan penanganan pasien Covid-19 dengan metode convalescent plasma. Direktur Utama (Dirut) RSUP H Adam Malik, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, saat ini tim yang mengembangkan metode convalescent plasma sudah dibentuk. Rencana ke depan, rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini akan menjadi model penanganan efektif untuk kesembuhan pasien Covid-19.
“Kita (RSUP H Adam Malik) akan menjadi pusat plasma compalation. Bahkan, baru-baru ini juga sudah ada datang staf ahli menteri (kesehatan) untuk menguatkan ini,” ujarnya saat diwawancarai, Rabu (16/9).
Dijelaskan Zainal, metode convalescent plasma itu adalah mengambil antibodi pasien Covid-19 yang telah sembuh dan kemudian dimasukkan ke tubuh pasien yang terinfeksi virus corona. Sebab, pasien Covid-19 yang sembuh sudah memiliki antibodi sehingga sifatnya dapat menguatkan. “Jadi, convalescent plasma ini mentransfer antibodi, itu sudah dilakukan dan plasmanya dibawa dari RSPAD Gatot Subroto (Jakarta),” terangnya.
Zainal menyebutkan, selama ini pengobatan yang dilakukan di RSUP H Adam Malik terhadap penderita Covid-19 sesuai standar protokol. Untuk yang khusus, ada antivirus aluvia. “Makanya, ke depan kita mau ke metode convalescent plasma,” ucapnya. (ris)