26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Tuan Rumah Pesta: Kami kok Tidak Apa-apa…?

Foto: Batara/Sumut Pos Korban keracunan makanan dirawat di rumah sakit.
Foto: Batara/Sumut Pos
Korban keracunan makanan dirawat di rumah sakit.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Peristiwa keracunan massal usai menyantap makanan di hajatan rumah Andi (45) di Dusun Sukamulia B Kecamatan Pagar Merbau, Sabtu (16/10) lalu, menuai kebingungan dari pihak yang empunya pesta.

Andi, ketika diwawancarai di sekitar rumah duka menyatakan kaget dengan peristiwa yang mengegerkan Desa Sumberjo. Menurutnya, semua makanan yang dimasak dibeli dari Pasar Lubukpakam.

“Ayam dibeli 20 kg dan dipotong selagi hidup-hidup, bukan membeli ayam mati. Begitu juga dengan cendol, mie hun, rujak semuanya dibeli dan dimasak oleh keluarga,” sebutnya
Bahkan Andi kebingungan mengapa di saat kebahagiaannya menantikan kelahiran cucu pertamanya itu, malah terjadi peristiwa yang di luar dugaan dan akal sehatnya.

Menurutnya, keluarganya turut memakan makanan yang dibungkus dan diberikan kepada warga tapi tidak terjadi apa-apa. “Saya memakan makanan yang disajikan disaat hajatan tujuh bulanan itu tapi saya tidak sakit apa,” sambung Sutiono (44) yang merupakan kerabat Andi.

Namun Andi merasa aneh ketika mengetahui ada warga yang tidak memakan makanan yang disajikannya, tetapi terserang musibah yang sama. Seperti yang dialami Tini (26) warga Dusun Rahayu B, Ponimin (69) warga Dusun Sri Mulia B dan Karni (58) warga Dusun Sumber Tani. Karena musibah yang menimpa bertepatan dengan hajatan tujuh bulanan kandungan putrinya sehingga dikait-kaitkan.

“Mau menanti kelahiran cucu pertama saja sudah ada peristiwa yang menghebohkan, mudah-mudahan cucu ku ini jadi orang besar nantinya,”
sebut Andi.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Pemkab Deliserdang dibantu Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengambil sampel makanan yang diduga penyebabnya keracunan yang menyebabkan 1 tewas 69 opname Dusun Sukamulia B Kecamatan Pagar Merbau.

“Sisa makanan itu akan kita periksa di laboratorium di provinsi. Namun
kita mengalami kesulitan. Soalnya jarak waktu peserta dengan peristiwanya beberapa hari, sehingga sisa makan tersebut tak ada lagi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang dr Aida Harahap, ketika dihubungi Sumut Pos. Disebutkanya.

dr Aida Harahap tak mau berspekulasi apakah warga keracunan karena mengonsumsi daging ayam atau cendol, mie hun, rujak.

“Memang banyak metode kedokteran untuk mengetahui seseorang itu keracunan karena disebabkan apa. Namun dibutuhkan waktu cukup panjang. Boleh melalui sampel air seni, darah atau cairan korban,” tambahnya.

Sementara itu, korban keracunan makanan pesta bertambah menjadi 69 orang yang opname, namun korban jiwa tetap satu orang.

Sedangkan di rumah duka Misriani (45) masih ramai dipadati pelayat dari berbagai dusun dan desa tetangga.

Kapolsek Pagar Merbau AKP Syafril Koto turut hadir ke rumah duka mengucapkan belasungkawa. (btr/ije)

Foto: Batara/Sumut Pos Korban keracunan makanan dirawat di rumah sakit.
Foto: Batara/Sumut Pos
Korban keracunan makanan dirawat di rumah sakit.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Peristiwa keracunan massal usai menyantap makanan di hajatan rumah Andi (45) di Dusun Sukamulia B Kecamatan Pagar Merbau, Sabtu (16/10) lalu, menuai kebingungan dari pihak yang empunya pesta.

Andi, ketika diwawancarai di sekitar rumah duka menyatakan kaget dengan peristiwa yang mengegerkan Desa Sumberjo. Menurutnya, semua makanan yang dimasak dibeli dari Pasar Lubukpakam.

“Ayam dibeli 20 kg dan dipotong selagi hidup-hidup, bukan membeli ayam mati. Begitu juga dengan cendol, mie hun, rujak semuanya dibeli dan dimasak oleh keluarga,” sebutnya
Bahkan Andi kebingungan mengapa di saat kebahagiaannya menantikan kelahiran cucu pertamanya itu, malah terjadi peristiwa yang di luar dugaan dan akal sehatnya.

Menurutnya, keluarganya turut memakan makanan yang dibungkus dan diberikan kepada warga tapi tidak terjadi apa-apa. “Saya memakan makanan yang disajikan disaat hajatan tujuh bulanan itu tapi saya tidak sakit apa,” sambung Sutiono (44) yang merupakan kerabat Andi.

Namun Andi merasa aneh ketika mengetahui ada warga yang tidak memakan makanan yang disajikannya, tetapi terserang musibah yang sama. Seperti yang dialami Tini (26) warga Dusun Rahayu B, Ponimin (69) warga Dusun Sri Mulia B dan Karni (58) warga Dusun Sumber Tani. Karena musibah yang menimpa bertepatan dengan hajatan tujuh bulanan kandungan putrinya sehingga dikait-kaitkan.

“Mau menanti kelahiran cucu pertama saja sudah ada peristiwa yang menghebohkan, mudah-mudahan cucu ku ini jadi orang besar nantinya,”
sebut Andi.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Pemkab Deliserdang dibantu Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengambil sampel makanan yang diduga penyebabnya keracunan yang menyebabkan 1 tewas 69 opname Dusun Sukamulia B Kecamatan Pagar Merbau.

“Sisa makanan itu akan kita periksa di laboratorium di provinsi. Namun
kita mengalami kesulitan. Soalnya jarak waktu peserta dengan peristiwanya beberapa hari, sehingga sisa makan tersebut tak ada lagi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang dr Aida Harahap, ketika dihubungi Sumut Pos. Disebutkanya.

dr Aida Harahap tak mau berspekulasi apakah warga keracunan karena mengonsumsi daging ayam atau cendol, mie hun, rujak.

“Memang banyak metode kedokteran untuk mengetahui seseorang itu keracunan karena disebabkan apa. Namun dibutuhkan waktu cukup panjang. Boleh melalui sampel air seni, darah atau cairan korban,” tambahnya.

Sementara itu, korban keracunan makanan pesta bertambah menjadi 69 orang yang opname, namun korban jiwa tetap satu orang.

Sedangkan di rumah duka Misriani (45) masih ramai dipadati pelayat dari berbagai dusun dan desa tetangga.

Kapolsek Pagar Merbau AKP Syafril Koto turut hadir ke rumah duka mengucapkan belasungkawa. (btr/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/