27 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Bertambah Satu Lagi, Balita Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut Jadi 7

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahyamadi menyebutkan, balita yang meninggal karena gagal ginjal akut bertambah satu orang, menjadi 7 orang. Mengantisipasi bertambahnya jumlah korban, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut langsung melakukan penanganan cepat untuk menekan kasus penyakit tersebut.

Rata-rata balita meninggal dunia di Sumut ini, berkisaran usia 1 hingga 5 tahun. Kasus ini, sudah ditemukan dan dilakukan penanganan medis sejak Bulan Juli hingga Oktober 2022 ini. “Iya, tujuh orang (balita meninggal),” kata Gubsu Edy Rahyamadi kepada wartawan di Kota Medan, Selasa (19/10).

Dengan itu, Gubernur Edy mengingatkan masyarakat dan orang tua, bila anak sedang sakit jangan melakukan langkah penanganan medis, tanpa bimbingan dan berkordinasi dengan tenaga kesehatan setempat. “Yang pertama saya sudah melakukan sosialisasi, termasuk sekarang sama media. Saya minta kepada seluruh warga Sumatera Utara, tidak mengambil langkah mengobati anaknya. Apa bila dia (anaknya) mengalami sakit mencret (diare), muntah-muntah, panas (demam), batuk, pilek,” kata mantan Pangkostrad itu.

Edy menyebutkan sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab dari penyakit ginjal akut tersebut. Ia mengungkapkan sudah 20 Provinsi di tanah air ditemukan kasus penyakit itu, termasuk di Provinsi Sumut ini. “Karena sementara belum ditemukan penyebab secara konkrit. Tetapi dari orang orang yang meninggal ini 20 provinsi yang sudah mengalami rata-rata, karena mengkonsumsi obat sejenis paracetamol yang datangnya dari luar itu dilarang,” jelas Gubernur Edy.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, kembali meminta kepada masyarakat, tidak mudah memberikan Paracetamol kepada anaknya. Bila sedang sakit, terlebih dahulu membawa balita yang sakit ke Fasilitas Kesehatan atau Puskesmas terdekat. Dalam penanganan dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut ini, dalam menekan kasus ginjal akut ini. Gubernur Edy mengatakan dalam waktu akan mengumpulkan seluruh Kepala Puskesmas se-Sumut.

“Dalam waktu dekat saya akan mengumpulkan seluruh 620 Kepala Puskesmas. Saya akan memerintahkan di situ tegas, rakyat semua harus berobat lewat Puskesmas. Karena ini yang meninggal jauh jauh di pendalaman,” sebut Gubernur Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, meminta kepada seluruh tenaga kesehatan untuk membantu pemerintah memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Untuk penanganan kasus ginjal akut itu, Edy meminta kerja sama seluruh pihak. “Sosialisasikan ini, seluruh tenaga kesehatan Sosialisasikan, kalau gak habis (meninggal dunia) anak-anak kita nanti,” tutur Edy.

Gubernur Edy mengakui bahwa Paracetamol dijual di tengah masyarakat sangat murah berkisar Rp9 ribu hingga Rp11 ribu. Namun, ia mengatakan Pemprov Sumut juga akan menyalurkan obat-obatan ke 33 kabupaten/kota di Sumut. “Memang murah (Paracetamol) obat itu, memang susah rakyat kita tak punya uang. Untuk itu, akan kita suport obat seperti pada kejadian Covid-19, tolong ini sosialisasikan,” sebut Gubernur Edy.

Gubernur Edy mengungkapkan untuk Paracetamol juga ditarik dan dilarang untuk dijual kembali. Kemudian, juga tetap dilakukan pengawasan di Apotek dan toko obat. “Sudah distop, udah kita tarik obat itu semua. Tapikan masih ada yang simpan sana simpan sini. Sudah terlanjur dibeli, ada lagi yang berbisnis tentang ini. Ini lah yang merusak anak kita,” kata Edy. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahyamadi menyebutkan, balita yang meninggal karena gagal ginjal akut bertambah satu orang, menjadi 7 orang. Mengantisipasi bertambahnya jumlah korban, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut langsung melakukan penanganan cepat untuk menekan kasus penyakit tersebut.

Rata-rata balita meninggal dunia di Sumut ini, berkisaran usia 1 hingga 5 tahun. Kasus ini, sudah ditemukan dan dilakukan penanganan medis sejak Bulan Juli hingga Oktober 2022 ini. “Iya, tujuh orang (balita meninggal),” kata Gubsu Edy Rahyamadi kepada wartawan di Kota Medan, Selasa (19/10).

Dengan itu, Gubernur Edy mengingatkan masyarakat dan orang tua, bila anak sedang sakit jangan melakukan langkah penanganan medis, tanpa bimbingan dan berkordinasi dengan tenaga kesehatan setempat. “Yang pertama saya sudah melakukan sosialisasi, termasuk sekarang sama media. Saya minta kepada seluruh warga Sumatera Utara, tidak mengambil langkah mengobati anaknya. Apa bila dia (anaknya) mengalami sakit mencret (diare), muntah-muntah, panas (demam), batuk, pilek,” kata mantan Pangkostrad itu.

Edy menyebutkan sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab dari penyakit ginjal akut tersebut. Ia mengungkapkan sudah 20 Provinsi di tanah air ditemukan kasus penyakit itu, termasuk di Provinsi Sumut ini. “Karena sementara belum ditemukan penyebab secara konkrit. Tetapi dari orang orang yang meninggal ini 20 provinsi yang sudah mengalami rata-rata, karena mengkonsumsi obat sejenis paracetamol yang datangnya dari luar itu dilarang,” jelas Gubernur Edy.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, kembali meminta kepada masyarakat, tidak mudah memberikan Paracetamol kepada anaknya. Bila sedang sakit, terlebih dahulu membawa balita yang sakit ke Fasilitas Kesehatan atau Puskesmas terdekat. Dalam penanganan dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut ini, dalam menekan kasus ginjal akut ini. Gubernur Edy mengatakan dalam waktu akan mengumpulkan seluruh Kepala Puskesmas se-Sumut.

“Dalam waktu dekat saya akan mengumpulkan seluruh 620 Kepala Puskesmas. Saya akan memerintahkan di situ tegas, rakyat semua harus berobat lewat Puskesmas. Karena ini yang meninggal jauh jauh di pendalaman,” sebut Gubernur Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, meminta kepada seluruh tenaga kesehatan untuk membantu pemerintah memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Untuk penanganan kasus ginjal akut itu, Edy meminta kerja sama seluruh pihak. “Sosialisasikan ini, seluruh tenaga kesehatan Sosialisasikan, kalau gak habis (meninggal dunia) anak-anak kita nanti,” tutur Edy.

Gubernur Edy mengakui bahwa Paracetamol dijual di tengah masyarakat sangat murah berkisar Rp9 ribu hingga Rp11 ribu. Namun, ia mengatakan Pemprov Sumut juga akan menyalurkan obat-obatan ke 33 kabupaten/kota di Sumut. “Memang murah (Paracetamol) obat itu, memang susah rakyat kita tak punya uang. Untuk itu, akan kita suport obat seperti pada kejadian Covid-19, tolong ini sosialisasikan,” sebut Gubernur Edy.

Gubernur Edy mengungkapkan untuk Paracetamol juga ditarik dan dilarang untuk dijual kembali. Kemudian, juga tetap dilakukan pengawasan di Apotek dan toko obat. “Sudah distop, udah kita tarik obat itu semua. Tapikan masih ada yang simpan sana simpan sini. Sudah terlanjur dibeli, ada lagi yang berbisnis tentang ini. Ini lah yang merusak anak kita,” kata Edy. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/