24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Penyintas Covid-19: Rajin Berjemur dan Bergerak

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyintas Covid-19 asal Kota Medan, Norma, berbagi tips meningkatkan imun tubuh saat dirinya terpapar Covid-19 beberapa waktu lalu. Ada beberapa tips sehat yang dilakukannya saat menjalani karantina selama dua minggu, dan terbukti baik untuk dirinya. Apa saja?

TERSENYUM: Penyintas Covid-19, Norma (kiri) dan saat bersama keluarga (kanan). Norma rajin berjemur setelah dinyatakan positif Covid-19.
TERSENYUM: Penyintas Covid-19, Norma (kiri) dan saat bersama keluarga (kanan). Norma rajin berjemur setelah dinyatakan positif Covid-19.

Wanita berusia 44 tahun ini bercerita, awalnya ia mengikuti rapid test massal yang digelar perusahaan swasta tempatnya bekerja beberapa bulan lalu. Saat itu seluruh karyawan dinyatakan negatif.

Dua bulan kemudian, perusahaan kembali menggelar rapid test massal. Ternyata ada karyawan yang reaktif. Alhasil, perusahaan menaikkan level test menjadi swab test. Hasil swab, seluruh test menunjukkan aman, tidak ada karyawan yang positif.

Namun sebulan kemudian, suami wanita yang menjabat sebagai Corporate Communication Manager di perusahaannya ini diketahui positif Covid-19. Meski merasa dirinya sehat-sehat saja, tiga minggu kemudian dirinya mengikuti swab test ulang yang digelar perusahaan. Hasilnya, ia positif Corona. “Diduga tertular dari suami. Saya pun langsung menjalani karantina mandiri selama dua minggu meski tanpa gejala,” jelasnya kepada Sumut Pos, Selasa (17/11).

Norma.

Seluruh keluarga inti juga ikut menjalani swab test. Hasil test, mertua laki-laki positif Covid-19, namun kedua anaknya serta mertua perempuan yang tinggal serumah negatif.

“Saya kan heran. Kok bisa negatif ya? Padahal mertua perempuan saya sekamar dengan bapak mertua laki-laki. Selain itu, postur tubuhnya relatif kecil. Makan juga sedikit. Tapi ternyata imun tubuhnya lebih kuat dari kami. Saya mulai perhatikan apa kebiasannya yang berbeda dari kami. Ternyata selama ini mertua perempuan saya rajin berjemur. Maka selama karantina itu, saya pun ikut rajin berjemur di pagi hari,” bebernya.

Ketika berjemur, ia mengakui badan terasa enak saat menerima panas dari sinar matahari.

Selain berjemur, kebetulan saat itu keluarganya juga mesti pindahan rumah. Dengan tetap mengenakan masker dan rajin cuci tangan serta jaga jarak, ia ikut bekerja keras membongkar, menyusun, dan mengangkat barang. “Kan banyak bergerak dan berkeringat tuh. Selama banyak gerak itu, siklus penafasan terasa lebih kencang dan tubuh berkeringat mengeluarkan toksin-toksin. Hingga berakhir karantina, saya tetap tidak mengalami gejala apapun. Oh iya… tak lupa, saya juga rajin mengonsumsi telur rebus, madu, plus vitamin,” katanya.

Selain itu, ia juga rajin melakukan pose sujud seperti diajarkan Dokter Zaidul Akba, konon baik untuk mengeluarkan dahak dari paru-paru. “Katanya biar paru-paru tidak terendam,” ungkapnya.

Dua minggu kemudian usai karantina mandiri, dirinya kembali menjalani swab test. “Kabar baik, hasilnya negatif,” katanya seraya tersenyum manis

Ia bersyukur, perusahaan tempatnya bekerja turut berinvestasi dengan menggelar swab test bagi karyawan. Program itu dilakukan karena kantor berpraktik di dua zona: Medan dan Toba. Sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19, karyawan yang berasal dari kantor zona merah wajib swab test saat masuk ke kantor zona hijau. Namun karyawan dari zona hijau tidak wajib swab test saat masuk ke kantor di zona merah.

“Ada keuntungan memiliki kantor di dua zona. Tingkat awareness lebih tinggi. Karyawan kedua zona memiliki kesadaran untuk saling mengingatkan. Swab test digelar untuk kebaikan perusahaan,” cetusnya.

Ia menegaskan, perusahaan tempatnya bekerja komit melakukan pencegahan penyebaran Covid 19 di setiap lini operasional. Antara lain, melakukan pemeriksaan suhu tubuh di titik masuk dan keluar, observasi bagi setiap rekan yang kembali dari perjalanan keluar, dan meminimalisasi perjalanan dinas dan tidak melakukan perjalanan secara pribadi domestik maupun internasional, sampai waktu yang belum ditentukan.

Karyawan juga wajib menerapkan disiplin protokol kesehatan 3 M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer, dan menjaga jarak/jauhi kerumunan.

“Upaya pencegahan penyebaran virus, perusahaan sudah sejak jauh hari menutup sejumlah fasilitas, seperti kolam renang, dan membatasi izin bagi karyawan untuk mengambil cuti. Penyemprotan cairan desinfektan juga dilakukan di seluruh ruangan dan wilayah kerja departemen. Bahkan setiap keluarga pekerja yang berkunjung diwajibkan mengikuti prosedur yang berlaku di perusahaan,” pungkasnya. (mea)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyintas Covid-19 asal Kota Medan, Norma, berbagi tips meningkatkan imun tubuh saat dirinya terpapar Covid-19 beberapa waktu lalu. Ada beberapa tips sehat yang dilakukannya saat menjalani karantina selama dua minggu, dan terbukti baik untuk dirinya. Apa saja?

TERSENYUM: Penyintas Covid-19, Norma (kiri) dan saat bersama keluarga (kanan). Norma rajin berjemur setelah dinyatakan positif Covid-19.
TERSENYUM: Penyintas Covid-19, Norma (kiri) dan saat bersama keluarga (kanan). Norma rajin berjemur setelah dinyatakan positif Covid-19.

Wanita berusia 44 tahun ini bercerita, awalnya ia mengikuti rapid test massal yang digelar perusahaan swasta tempatnya bekerja beberapa bulan lalu. Saat itu seluruh karyawan dinyatakan negatif.

Dua bulan kemudian, perusahaan kembali menggelar rapid test massal. Ternyata ada karyawan yang reaktif. Alhasil, perusahaan menaikkan level test menjadi swab test. Hasil swab, seluruh test menunjukkan aman, tidak ada karyawan yang positif.

Namun sebulan kemudian, suami wanita yang menjabat sebagai Corporate Communication Manager di perusahaannya ini diketahui positif Covid-19. Meski merasa dirinya sehat-sehat saja, tiga minggu kemudian dirinya mengikuti swab test ulang yang digelar perusahaan. Hasilnya, ia positif Corona. “Diduga tertular dari suami. Saya pun langsung menjalani karantina mandiri selama dua minggu meski tanpa gejala,” jelasnya kepada Sumut Pos, Selasa (17/11).

Norma.

Seluruh keluarga inti juga ikut menjalani swab test. Hasil test, mertua laki-laki positif Covid-19, namun kedua anaknya serta mertua perempuan yang tinggal serumah negatif.

“Saya kan heran. Kok bisa negatif ya? Padahal mertua perempuan saya sekamar dengan bapak mertua laki-laki. Selain itu, postur tubuhnya relatif kecil. Makan juga sedikit. Tapi ternyata imun tubuhnya lebih kuat dari kami. Saya mulai perhatikan apa kebiasannya yang berbeda dari kami. Ternyata selama ini mertua perempuan saya rajin berjemur. Maka selama karantina itu, saya pun ikut rajin berjemur di pagi hari,” bebernya.

Ketika berjemur, ia mengakui badan terasa enak saat menerima panas dari sinar matahari.

Selain berjemur, kebetulan saat itu keluarganya juga mesti pindahan rumah. Dengan tetap mengenakan masker dan rajin cuci tangan serta jaga jarak, ia ikut bekerja keras membongkar, menyusun, dan mengangkat barang. “Kan banyak bergerak dan berkeringat tuh. Selama banyak gerak itu, siklus penafasan terasa lebih kencang dan tubuh berkeringat mengeluarkan toksin-toksin. Hingga berakhir karantina, saya tetap tidak mengalami gejala apapun. Oh iya… tak lupa, saya juga rajin mengonsumsi telur rebus, madu, plus vitamin,” katanya.

Selain itu, ia juga rajin melakukan pose sujud seperti diajarkan Dokter Zaidul Akba, konon baik untuk mengeluarkan dahak dari paru-paru. “Katanya biar paru-paru tidak terendam,” ungkapnya.

Dua minggu kemudian usai karantina mandiri, dirinya kembali menjalani swab test. “Kabar baik, hasilnya negatif,” katanya seraya tersenyum manis

Ia bersyukur, perusahaan tempatnya bekerja turut berinvestasi dengan menggelar swab test bagi karyawan. Program itu dilakukan karena kantor berpraktik di dua zona: Medan dan Toba. Sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19, karyawan yang berasal dari kantor zona merah wajib swab test saat masuk ke kantor zona hijau. Namun karyawan dari zona hijau tidak wajib swab test saat masuk ke kantor di zona merah.

“Ada keuntungan memiliki kantor di dua zona. Tingkat awareness lebih tinggi. Karyawan kedua zona memiliki kesadaran untuk saling mengingatkan. Swab test digelar untuk kebaikan perusahaan,” cetusnya.

Ia menegaskan, perusahaan tempatnya bekerja komit melakukan pencegahan penyebaran Covid 19 di setiap lini operasional. Antara lain, melakukan pemeriksaan suhu tubuh di titik masuk dan keluar, observasi bagi setiap rekan yang kembali dari perjalanan keluar, dan meminimalisasi perjalanan dinas dan tidak melakukan perjalanan secara pribadi domestik maupun internasional, sampai waktu yang belum ditentukan.

Karyawan juga wajib menerapkan disiplin protokol kesehatan 3 M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer, dan menjaga jarak/jauhi kerumunan.

“Upaya pencegahan penyebaran virus, perusahaan sudah sejak jauh hari menutup sejumlah fasilitas, seperti kolam renang, dan membatasi izin bagi karyawan untuk mengambil cuti. Penyemprotan cairan desinfektan juga dilakukan di seluruh ruangan dan wilayah kerja departemen. Bahkan setiap keluarga pekerja yang berkunjung diwajibkan mengikuti prosedur yang berlaku di perusahaan,” pungkasnya. (mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/