MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hari pertama vaksinasi Covid-19 buatan Sinovac terhadap tenaga kesehatan (nakes) di sejumlah rumah sakit milik pemerintah maupun swasta di Medan, Selasa (19/1), hanya 98 nakes yang disuntik. Pasalnya, ada kendala sistem terpusat, sehingga sebagian nakes yang telah dijadwalkan ikut divaksin, ternyata tidak ikut terdaftar.
Rumah sakit yang melakukan vaksinasi perdana kemarin di antaranya Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), RSUD dr Pirngadi Medan, dan RS Murni Teguh. Di RSUP HAM ada 48 nakes yang divaksin. Di RSUD dr Pirngadi sebanyak 5 nakes, sedangkan di RS Murni Teguh sebanyak 45 nakes.
Ketua Tim Vaksinasi Covid-19 RSUP HAM dr Zuhrial Zubir SpPD K-AI menyampaikan, jumlah penerima vaksin pada hari pertama ini sebanyak 48 orang. “Sebetulnya ada 52 nakes yang terdata untuk divaksin. Tetapi 4 orang tidak jadi. Dua orang di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19, satu orang masih menunggu hasil pemeriksaan swab PCR, dan satu lagi berhalangan hadir karena sesuatu hal,” ungkapnya saat diwawancarai.
Menurut Zuhrial, pada vaksinasi perdana ini, RSUP HAM sebenarnya mendaftarkan 60 nakes. Pelaksanaannya melibatkan dua dokter untuk menyuntikkan vaksin. Waktu vaksinasi dimulai pukul 08.00-12.00 WIB, dan dilanjutkan pukul 13.00-15.00 WIB.
“Tetapi data yang diterima dari pemerintah pusat hanya 52 orang, dan 4 di antaranya tidak bisa divaksin. “Setelah hari pertama, vaksinasi nantinya dilakukan setiap hari dari Senin-Jumat mulai pukul 08.00-17.00 WIB,” ujarnya.
Dia menyatakan, vaksinasi yang dilakukan berjalan dengan baik dan tidak ada keluhan atau efek samping. Meski begitu, pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi jika terjadi efek samping. “Kalau ada sesuatu hal yang dialami nakes setelah divaksin, bisa menghubungi call center RSUP HAM. Tapi itu kemungkinannya kecil. Bahkan jika terjadi keluhan berat, sudah disiapkan UGD,” terangnya.
1.719 Nakes RSUP HAM
Direktur Utama (Dirut) RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP(K), mengatakan ada sekitar 2.000 lebih nakes yang terdata untuk divaksin. Dari jumlah itu, sebanyak 1.719 nakes RSUP HAM dan 300-an nakes rumah sakit lain. “Jadi, ada juga nakes rumah sakit lain yang terdaftar untuk divaksin di sini,” kata Zainal.
Terhadap 1.719 nakes RSUP HAM, vaksinasi dilakukan per kelompok. Namun ada juga nakes yang belum bisa divaksin dalam waktu dekat ini, karena menderita autoimun (sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri). Selain itu, ada juga karena penyakit asma, hipertensi. Oleh sebab itu, mereka akan divakinasi pada minggu ketiga atau keempat Januari, tetapi tetap setelah dilakukan screening.
Zainal mengaku, kebutuhan vaksin untuk nakesnya masih tercukupi meski setiap nakes diberikan 2 vial. Sebab pihaknya telah mendapat distribusi sekitar 4.000 lebih vial. “Ini masih tahap pertama. Nantinya akan dibuka satu tempat vaksinasi lagi sehingga menjadi lebih cepat,” ucap dia.
Ia juga menjelaskan, vaksinasi tahap awal ini memang diperuntukkan untuk nakes. Hal itu sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat. Alasannya, nakes merupakan kelompok high risk (risiko tinggi), yang setiap hari melayani masyarakat. “Akan tetapi, setiap bulan nantinya akan bertambah di semua kelompok. Sebab target pemerintah menjangkau semuanya, masyarakat Indonesia gratis mendapatkan akses vaksinasi Covid-19,” papar Zainal.
Diakui dia, memang ada nakes yang belum terdata oleh sistem (PeduliLindungi). Karena itu, sedang dilakukan koordinasi dengan pihak terkait. “Kita sanggup 60 nakes, tetapi di PCare baru 52 orang. Ada masalah di sistem sedikit, dan kita sedang koordinasi dengan Dinas Kesehatan. Ya, ada masalah di situ. Di rumah sakit lain juga terjadi hal-hal seperti ini, ada yang sistem belum penuh. Tetapi, nakes yang belum terdaftar akan tetap divaksin, setelah melalui proses screening,” tandasnya.
Salahseorang nakes RSUP HAM, dr Johannes Harlan Saing SpA(K), mengaku tidak merasakan efek samping apapun. Johannes merupakan nakes pertama di rumah sakit tersebut yang menerima vaksinasi Covid-19.
“Harapan saya tentu (kondisi) ini berlanjut setelah 14 hari dilakukan. Setelah itu saya mengharapkan efektivitas vaksin ini terjadi pada saya, bahkan pada kita semua yang divaksinasi. Dengan begitu, bisa menjadi salahsatu upaya untuk penanggulangan Covid-19 pada masa pandemi ini. Tapi, kita juga jangan sampai mengabaikan protokol kesehatan,” katanya.
RSUD Pirngadi Hanya 5 Nakes
Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin, mengatakan di RSUD itu hanya 5 orang nakes yang divaksin pada hari pertama. “Nakes sendiri yang mendaftarkan diri melalui sistem. Kemudian mereka menerima notifikasi. Adapun pihak rumah sakit mengirimkan daftar nama seluruh nakes ke Kemenkes,” katanya melalui sambungan seluler.
Edison mengaku, dalam vaksinasi ini pihaknya hanya sebagai pelaksana. “Vaksinasi hari pertama berjalan lancar, dan berlanjut pada hari berikutnya,” ujar dia singkat.
Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD dr Pirngadi Medan, dr Rushakim Lubis SpOG mengatakan, sebelum tanggal 14 Januari para nakes sudah diminta untuk mendaftar melalui sistem. Tetapi ternyata vaksin baru diterima pada 18 Januari. “Kendala regritasi online itu dari sistem, bukan dari kita. Jumlah nakes ada 1.397 orang,” ujar dia kepada wartawan.
RS Murni Teguh 45 Nakes
Terpisah, Kepala Humas RS Murni Teguh, Herman Ramli mengatakan, pada tahap pertama ini ada 45 orang yang disuntikkan vaksin corona buatan Sinovac hingga pukul 14.00 WIB. Dari jumlah itu, terdapat nakes rumah sakit lain yang divaksin.
“Kita mendapat distribusi vaksi sebanyak 1.058 vial, yang akan disalurkan kepada para nakes baik dari RS Murni Teguh maupun rumah sakit lain. Agar dapat disuntik, nakes tersebut harus terdaftar terlebih dahulu oleh sistem terpusat. Rumah sakit hanya sebagai pelaksana,” kata Herman ketika dihubungi. (ris)