MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi berharap bangunan baru Masjid Agung Medan sudah bisa dipakai untuk Salat Tarawih umat Islam pada Ramadan tahun ini. Adapun saat ini, progres pembangunan Masjid Agung Medan masih sekitar 60 persen.
“Harapan kita, bulan Ramadan di akhir April nanti (bangunan baru Masjid Agung) ini sudah bisa dipakai Salat Tarawih. Insyaallah,” katanya menjawab wartawan usai meninjau langsung progres pembangunan Masjid Agung Medan, Rabu (19/2).
Dalam peninjauan, Gubsu yang juga Ketua Panitia Pengembangan Masjid Agung Medan didampingi Wakil Ketua Musa Ididhah (Doddy), dan pihak dari PT PP selaku kontraktor pengerjaan, serta Kabag Protokol pada Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu, Muhammad Ikhsan.
“Sekarang ini progresnya 60 persen. Tapi di akhir 2020 nanti, 90 persen keseluruhan masjid ini sudah dipakai. Tinggal menindaklanjuti kegiatan-kegiatan untuk menara tempat parkir, ada kuliner religius dan lainnya,” kata Gubsu.
Edy pun optimis sejauh ini belum ada kendala berarti yang dialami pihaknya dalam pembangunan Masjid Agung Medan. “Insyaallah tidak ada, lancar semua. Karena kalian kan rajin berinfak sehingga pembangunannya lancar,” katanya.
Amatan Sumut Pos, Gubsu Edy melihat dengan seksama progres pembangunan masjid tersebut. Mulai dari lantai dasar hingga lantai tiga. Ia juga menanyakan hal-hal teknis berupa bahan bangunan yang didatangkan dari mana, sebagai penunjang percepatan pembangunannya.
Sebab sangat diharapkannya, renovasi masjid yang sedang dilaksanakan ini jangan sampai asal jadi, tetapi dikerjakan sebaik dan serapi mungkin. “Kalian semua tetap semangat. Sukses selalu ya,” ujarnya usai peninjauan kepada para pekerja.
Seperti diketahui, setelah hampir lima dekade digunakan, Masjid Agung Medan akan memiliki bangunan baru. Masjid yang terletak di Jalan Diponegoro Medan, dan berdampingan dengan Kantor Gubernur Sumut ini terakhir direnovasi pada 1994.
Wakil Ketua Panitia Pengembangan Masjid Agung Medan, Musa Idishah mengatakan, bangunan masjid lama tidak akan dibongkar karena alasan sejarah. Nantinya, bangunan lama akan digunakan sebagai ruang serba guna.
“Masjid lama cuma bisa menampung 1.200 anggota jemaah, tambahan kalau perayaan agama 500 orang. Area parkir kapasitasnya 125 mobil dan 500 sepeda motor. Fasilitas lain, kantin dan TPA,” pria yang karib dipanggil Doddy ini.
Menurut dia, masjid baru ini dibangun di atas tanah seluas 5.000 meter persegi dengan daya tampung 5.000 jamaah dan tambahan 2.000 jamaah. Masjid akan terdiri atas tiga lantai dengan kapasitas parkir 400 mobil serta 1.000 sepeda motor.
Desain masjid baru dengan dua menara setinggi 199 meter sudah dirancang para arsitek yang berasal dari Kota Medan. Pembangunan diperkirakan menghabiskan dana lebih dari Rp 400 miliar. Dua menara masjid setinggi 199 meter akan menjadi menara masjid tertinggi nomor 3 di dunia. (prn)