26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Rela Kaki Tergores Tidak Takut Digigit Pacat

Puluhan warga terlihat berjejar di sepanjang aliran parit ke sungai yang membelah Lingkungan Terminal, Kelurahan Padangbulan, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu kemarin.

Mereka masing-masing membawa peralatan yang diperlukan, di antaranya babat, parang panjang serta cangkul.

GOTONG-ROYONG: Warga Jalan Taruna-45, Lingkungan Terminal saat bergotong-royong membangun parit.//Joko/Sumut Pos
GOTONG-ROYONG: Warga Jalan Taruna-45, Lingkungan Terminal saat bergotong-royong membangun parit.//Joko/Sumut Pos

Senda gurau mereka nyaris kerap terdengar di sela-sela pembabatan maupun pembersihan rumput, ilalang, pelepah tanaman kelapa sawit hingga tumbuhan liar lainnya yang tumbuh subur dipinggiran parit tersebut.

Tiga buah bungkusan plastik hitam yang masing-masing berisikan air teh manis panas, air putih maupun snak serta cangkir selalu mereka bawa ketika berpindah lokasi.

Saat disambangi Sumut Pos, warga yang berasal dari Jalan Taruna-45 tepatnya permukiman di belakang Terminal Bus Terpadu Padangbulan itu sedang bekerjasama membersihkan segala tumbuhan liar yang berada sekitar satu meter di sebelah sungai.

Hal itu dikatakan bentuk dukungan kepada pemerintah setempat agar lebih cepat melakukan pencucian anak sungai yang selama ini penyebab banjir disana akibat terjadi penyempitan pendangkalan akibat rumput maupun tanah yang erosi.

Menurut Imron, Isman Sagala, Doyok, Junedi, Nawan dan puluhan lainnya, mereka membabat rumput agar petugas dari Dinas Binamarga, Pengairan, Pertambangan dan Energi lebih gampang mengukur panjang parit utama dalam hal pembangunan. “Kalau sudah dibersihkan gini, kan lebih cepat petugas mengukurnya,” terang Imron.

Kata Isman Sagala, walau hari itu adalah hari aktivitas bekerja, namun tidak dipermasalahkan mereka. Sebab, jika dibanding dengan banjir yang terus meresahkan mereka dikala musim penghujan. “Gak apa-apalah, yang penting parit ini nanti cepat dibangun biar tidak banjir lagi,” tambahnya.

Niat membersihkan rerumputan di sepanjang anak sungai sekitar mencapai 1,8 kilometer itu berawal dari saran dan arahan Kepala Lingkungan Terminal, Pangadilan Hasibuan serta Lurah Padangbulan Asmadi Kesuma agar membantu petugas dalam hal percepatan pengukuran panjang anak sungai. Harapan ke depan air hujan akan dapat ditampung parit di dalam parit.

Pembersihan dimulai sekitar pukul 08.30 WIB itu harus dibarengi dengan pengorbanan. Kaki dan tangan mereka tergores akibat terkena ilalang serta tumbuhan tajam saat membabat rumput. Bahkan mereka harus berulangkali membersihkan kakinya dari kerumunan pacat yang menghisap darah mereka.

“Daerah inikan lembab dan berair, di sinilah pacat bersarang dan berkembang biak dengan cepat, setiap melangkah pasti kaki kamidigigit pacar,” kata Wawan. (jok)

Puluhan warga terlihat berjejar di sepanjang aliran parit ke sungai yang membelah Lingkungan Terminal, Kelurahan Padangbulan, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu kemarin.

Mereka masing-masing membawa peralatan yang diperlukan, di antaranya babat, parang panjang serta cangkul.

GOTONG-ROYONG: Warga Jalan Taruna-45, Lingkungan Terminal saat bergotong-royong membangun parit.//Joko/Sumut Pos
GOTONG-ROYONG: Warga Jalan Taruna-45, Lingkungan Terminal saat bergotong-royong membangun parit.//Joko/Sumut Pos

Senda gurau mereka nyaris kerap terdengar di sela-sela pembabatan maupun pembersihan rumput, ilalang, pelepah tanaman kelapa sawit hingga tumbuhan liar lainnya yang tumbuh subur dipinggiran parit tersebut.

Tiga buah bungkusan plastik hitam yang masing-masing berisikan air teh manis panas, air putih maupun snak serta cangkir selalu mereka bawa ketika berpindah lokasi.

Saat disambangi Sumut Pos, warga yang berasal dari Jalan Taruna-45 tepatnya permukiman di belakang Terminal Bus Terpadu Padangbulan itu sedang bekerjasama membersihkan segala tumbuhan liar yang berada sekitar satu meter di sebelah sungai.

Hal itu dikatakan bentuk dukungan kepada pemerintah setempat agar lebih cepat melakukan pencucian anak sungai yang selama ini penyebab banjir disana akibat terjadi penyempitan pendangkalan akibat rumput maupun tanah yang erosi.

Menurut Imron, Isman Sagala, Doyok, Junedi, Nawan dan puluhan lainnya, mereka membabat rumput agar petugas dari Dinas Binamarga, Pengairan, Pertambangan dan Energi lebih gampang mengukur panjang parit utama dalam hal pembangunan. “Kalau sudah dibersihkan gini, kan lebih cepat petugas mengukurnya,” terang Imron.

Kata Isman Sagala, walau hari itu adalah hari aktivitas bekerja, namun tidak dipermasalahkan mereka. Sebab, jika dibanding dengan banjir yang terus meresahkan mereka dikala musim penghujan. “Gak apa-apalah, yang penting parit ini nanti cepat dibangun biar tidak banjir lagi,” tambahnya.

Niat membersihkan rerumputan di sepanjang anak sungai sekitar mencapai 1,8 kilometer itu berawal dari saran dan arahan Kepala Lingkungan Terminal, Pangadilan Hasibuan serta Lurah Padangbulan Asmadi Kesuma agar membantu petugas dalam hal percepatan pengukuran panjang anak sungai. Harapan ke depan air hujan akan dapat ditampung parit di dalam parit.

Pembersihan dimulai sekitar pukul 08.30 WIB itu harus dibarengi dengan pengorbanan. Kaki dan tangan mereka tergores akibat terkena ilalang serta tumbuhan tajam saat membabat rumput. Bahkan mereka harus berulangkali membersihkan kakinya dari kerumunan pacat yang menghisap darah mereka.

“Daerah inikan lembab dan berair, di sinilah pacat bersarang dan berkembang biak dengan cepat, setiap melangkah pasti kaki kamidigigit pacar,” kata Wawan. (jok)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/