24 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Mulai Sakit-sakitan dan Kerap Ikut Tarkan untuk Bertahan Hidup

Pemain 31 tahun itu, kini harus merana. Di tengah usahanya mendapatkan hak dan mencari keadilan, Shin harus sakit. Dia pun tergolek lemas di rumah kontrakan temannya, di Tangerang.

Dia tak menyebutkan apa penyakitnya, namun, dia mengiyakan saat disinggung badannya sempat lemas, demam, dan kadang juga merasakan kedinginan.

“Aku ingin pulang ke Korsel. Tapi aku butuh uang gajiku. Aku sudah main, tapi aku belum dapat gajiku. Tiga tahun lebih aku menunggu,” tegasnya.

Untuk berobat, Shin tak bisa mencari rumah sakit yang ternama. Dia hanya pergi ke klinik kampung, dan kemudian memilih istirahat. Sebenarnya, dia ingin ke rumah sakit yang lebih besar, sayangnya, dia tak cukup uang.

“Aku untuk makan saja berpikir. Untuk apa aku ke rumah sakit. Makan saja aku dikirimi duit orang tua, kadang pinjam teman,” paparnya.

Kini, pemain yang kemana-mana memilih naik ojek itu, masih tergolek lemas di rumah temannya.

Untungnya, Shin masih bisa bertahan. Tapi, dia tak tahu sampai kapan dan tak mau mati di Indonesia. Setelah uangnya dibayar, Shin ingin langsung pulang ke Korsel.

“Saya bingung sama Indonesia. Tidak ada profesional. Bagaimana mau sepak bola. Dari kompetisi saja sudah tidan baik,” tandasnya. (dkk/jpnn)

Pemain 31 tahun itu, kini harus merana. Di tengah usahanya mendapatkan hak dan mencari keadilan, Shin harus sakit. Dia pun tergolek lemas di rumah kontrakan temannya, di Tangerang.

Dia tak menyebutkan apa penyakitnya, namun, dia mengiyakan saat disinggung badannya sempat lemas, demam, dan kadang juga merasakan kedinginan.

“Aku ingin pulang ke Korsel. Tapi aku butuh uang gajiku. Aku sudah main, tapi aku belum dapat gajiku. Tiga tahun lebih aku menunggu,” tegasnya.

Untuk berobat, Shin tak bisa mencari rumah sakit yang ternama. Dia hanya pergi ke klinik kampung, dan kemudian memilih istirahat. Sebenarnya, dia ingin ke rumah sakit yang lebih besar, sayangnya, dia tak cukup uang.

“Aku untuk makan saja berpikir. Untuk apa aku ke rumah sakit. Makan saja aku dikirimi duit orang tua, kadang pinjam teman,” paparnya.

Kini, pemain yang kemana-mana memilih naik ojek itu, masih tergolek lemas di rumah temannya.

Untungnya, Shin masih bisa bertahan. Tapi, dia tak tahu sampai kapan dan tak mau mati di Indonesia. Setelah uangnya dibayar, Shin ingin langsung pulang ke Korsel.

“Saya bingung sama Indonesia. Tidak ada profesional. Bagaimana mau sepak bola. Dari kompetisi saja sudah tidan baik,” tandasnya. (dkk/jpnn)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/