25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Positif di Sumut Jadi 2, PDP 11 Orang, Rantai Corona Diprediksi Memanjang

RACIK: Tim Labfor Polda Sumut sedang meracik hand sanitizer dari bahan-bahan yang sesuai standar WHO, Kamis (19/3). Cairan pencuci tangan itu akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut.
RACIK: Tim Labfor Polda Sumut sedang meracik hand sanitizer dari bahan-bahan yang sesuai standar WHO, Kamis (19/3). Cairan pencuci tangan itu akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang didiagnosa positif Corona Virusdisease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara naik menjadi dua orang. Satu di antaranya meninggal dunia pada Selasa (17/3) malam. Satu lagi masih dalam perawatan dan diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan. Belasan PDP lainnya masih dirawat. Melihat kondisi ini, rantai virus corona di Sumut diprediksi akan memanjang dalam dua minggu ke depan.

KEPALA dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, membenarkan satu PDP tambahan yang positif Covid-19 di sumut. Hal ini menyusul pernyataan Jubir Penanganan Covid-19 pemerintah pusat, Achmad Yurianto, yang menyebutkan kasus positif corona di Sumut sudah naik menjadi dua orang. “Saat ini kasus positif Covid-19 di Sumut sudah menjadi dua,” ungkapnya dalam keterangan pers, Kamis (19/3).

Dikatakan Alwi, penambahan satu orang positif Covid-19 ini sebelumnya merupakan salah satu dari PDP yang diisolasi di RSUP HAM.

Menyikapi kondisi ini, pihaknya sudah melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kepada para kontak erat terhadap kedua PDP positif tersebut. Juga mengidentifikasi banyak orang yang kemungkinan ODPn

“Sudah disampaikan, bahwasanya saat ini sudah ada 53 ODP dan bertambah satu lagi yang positif. Kemungkinan akan bertambah (ODP), karena ada satu mata rantai lagi yang harus ditelusuri,” terangnya.

Melihat kondisi yang berkembang dan mempelajari kasus yang sudah terjadi, menurut Alwi, secara epidemiologi diprediksi akan ada peningkatan oasien dalam dua minggu ke depan. “ODP-ODP yang sebelumnya diminta secara sukarela untuk tetap tinggal di rumah atau mengisolasi dirinya, tidak terlalu patuh. Akibatnya, terjadilah kondisi yang seperti sekarang ini. Dengan kondisi seperti itu, kemungkinan terjadi peningkatan dalam dua minggu ke depan,” beber Alwi.

1.000 Liter Hand Sanitizer

Untuk itu, sebut Alwi, harus diputus mata rantai penularan. Caranya, dengan melakukan social distancing atau mengatur jarak sehingga tidak terjadi penularan. “Kita sedang menyiapkan alat rapid test (tes cepat) terhadap ODP-ODP. Sehingga secara dini mengetahui mana yang positif dan negatif. Kalau positif, maka dikonfirmasi lagi dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk benar-benar memastikan. Kita sudah memesan 1.000 unit alat rapid test,” sebutnya.

Selain upaya itu, masyarakat diimbau supaya menerapkan pola hidup bersih dan sehat secara konsisten. Seperti mencuci tangan memakai sabun atau cairan antiseptik (hand sanitizer).

Tentang sulinya memperoleh hand sanitizer di lapangan saat ini, ia mengatakan, sudah meminta Fakultas Farmasi dan Teknik Kimia USU untuk membantu menyiapkannya.

“Kami sudah menerima sekitar 5 liter. Tetapi dalam waktu dekat, pesanan kita 1.000 liter akan siap. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkannya, bisa berhubungan dengan tim Gugus Tugas di Sumut,” jelasnya.

Alwi berharap, upaya yang dilakukan tersebut dapat memutus mata rantai penyebaran virus ini. “Makanya, diminta kepada para ODP menjaga dirinya (mengisolasi) selama 14 hari, untuk tidak ke luar rumah. Selain itu, diperiksa kondisi perkembangan kesehatannya. Apabila terjadi hal-hal menuju ke arah tanda-tanda penyakit Covid-19, segera memeriksakan dirinya,” tegas dia.

Jika gagal memutus mata rantai penularan ini, menurutnya, setelah dua minggu ke depan akan ada dua minggunya lagi peningkatan. Oleh karena itu, semua pihak diminta bersama-sama secara serius.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri melainkan harus bersama. Kalau tidak, maka akan gagal memutus mata rantainya sehingga terjadi peningkatan. Bukan dua kali lipat tetapi bisa quantum atau lonjakan,” pungkasnya.

Sekali lagi ia mengingatkan masyarakat, agar di rumah saja jika tidak ada hal yang sangat penting untuk ke luar rumah.

Ruang Isolasi Adam Malik Penuh

Kassubag Humas RSUP HAM, Rosario Dorothy Simanjuntak, membenarkan dua PDP positif corona. “Satu meninggal, satu lagi masih dalam perawatan,” ujarnya.

Hingga Kamis (19/3) sore, jumlah PDP yang masih dirawat sebanyak 11 orang. Jumlah PDP ini meningkat satu orang dari hari sebelumnya, Rabu (18/3) sebanyak 10 orang. “Sedangkan PDP yang sebelumnya dirawat dan telah dipulangkan masih tetap, yakni sebanyak tiga orang. Satu PDP baru datang sendiri ke sini hari ini (kemarin, red). Bukan dirujuk,” bebernya.

Rosa tidak menjelaskan asal si PDP baru tersebut. Begitu juga dengan riwayatnya, apakah baru datang dari luar negeri atau tidak. “Sudah aturan dari pusat, tidak boleh menyampaikan secara detail,” cetus dia.

Dengan bertambahnya jumlah PDP, lanjutnya, ruang isolasi di rumah sakit rujukan utama Covid-19 di Sumut sudah penuh. Pun begitu, apabila ada PDP lagi, tetap diterima namun dirujuk ke rumah sakit lain.

“Ruang isolasi hanya 11 ruangan dan sudah penuh. Jika ada PDP lagi, tetap terima, tapi akan dirujuk ke rumah sakit lain yang sudah ditunjuk Dinas Kesehatan (Sumut) sebagai rumah sakit perbantuan penanganan Covid-19,” tambahnya.

308 Kasus Positif

Sementara itu, hingga Kamis (19/3) petang, data pasien yang dikonfirmasi positif terjangkit Covid-19 tercatat sebanyak 308. Jumlah ini dikoreksi dari jumlah yang disampaikan juru bicara pemerintah Achmad Yurianto, yang menyebutkan total kasus pasien positif Covid-19 sebanyak 309. Dari jumlah tersebut, total ada 15 orang yang sembuh. Sementara yang meninggal dunia 25 orang.

Koreksi disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Agus Wibowo. “Ada sedikit kesalahan dan sudah diklarifikasi dengan tim surveilans di PHEOC. Untuk data provinsi Riau pada 19 Maret tidak ada penambahan kasus. Jadi sampai saat ini kasus di Riau masih tetap 1 kasus (pasien positif Covid-19),” ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Kamis petang.

Sebelumnya, Yuri menyebutkan, ada 16 provinsi di Indonesia dengan jumlah pasien positif Covid-19. Dari 16 provinsi yang dimaksud, DKI Jakarta dan Banten memiliki jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak. “Total kasus kematian 25. Ini adalah sekitar 8 persen dari kasus yamg kami rawat. Ini angka tinggi tapi dinamis yang setiap saat akan berubah. Semoga tak ada lagi kasus yang meninggal,” kata Yuri.

Beberapa kasus meninggal yang diddapatkan terjadi pada rentang usia 45-65 tahun. Ada kasus meninggal juga yang terjadi pada seseorang 37 tahun. “Faktor lain hampir seluruhnya memiliki penyakit pendahulu dan sebagian besar diabetes, hipertensi, dan jantung kronis,” jelasnya.

Dibanding Rabu (18/3) dengan 227 kasus, Kamis kemarin kasus bertambah 82 kasus baru hanya dalam 24 jam.

IDI Sumut: Ada Tim Dokter Khusus

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Sumatera Utara (IDI Sumut), dr Edi Ardiyansyah, mengatakan tim dokter yang khusus menangani pasien terindikasi virus corona atau PDP, dan suspect sudah dibentuk.

“Sudah ada tim dokternya yang dibentuk sesuai Prosedur Operasi Standar (SOP) dari rumah sakit (RS) yang berlaku. Jadi tidak semua diterjunkan,” ujar Edi kepada Sumut Pos, Kamis (19/3).

Menurutnya, bagi dokter yang sudah ditugaskan, tidak ada kata untuk tidak melayani. Para dokter ini di bawah naungan Dinas Kesehatan, sehingga standarnya haruslah yang baik. “Jika sudah dibentuk tim, maka harus optimal dan maksimal dalam menangani pasien terindikasi Covid-19. Tentunya sudah diperhitungkan segala kemungkinannya. Sudah pasti melakukan antisipasi terlebih dahulu. Jika ada hal-hal di luar harapan, itu berarti sudah diluar kuasa para dokter ini,” katanya.

Adapun langkah-langkah yang harus dicapai dalam penanganan PDP dan suspek covid-19, menurutnya. melayani dengan sebaik-baiknya, serta mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan yang terjadi dan antisipasinya. Seperti perlindungan diri, sarana, dan keselamatan bagi tim dokter ini.

Ia berharap, agar tim yang memberikan layanan dapat menyediakan dan mempersiapkan sarana, prasana, tempat penampungan, dan karantina dengan standar yang baik, laya,k serta secara profesional.

“Tim medisnya juga harus disiapkan sematang-matangnya. Tentunya yang kompeten dan tidak asal-asalan,” tukasnya.

Kabid P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan, Muthia Nimphar, menjelaskan tim dokter khusus adalah wewenang dari RS yang ditunjuk oleh pemerintah. “Tim dokter ini, khusus menangani pasien dengan pengawasan (PDP), dan suspect. Tentunya RS telah menunjuk tim-tim dokter yang kompeten dalam menangani PDP dan suspect ini,” ujar Muthia.

Dalam hal ini Dinkes Sumut bekerja sama dengan Dinkes Medan hanya menangani dan membentuk Tim Gerak Cepat (TGC) untuk ODP saja. “Namun ke depannya akan kita minta juga data tersebut ke RS yang menangani PDP dan suspek. Kalau untuk ODP, semua TGC telah digerakan, termasuk pelayanan di Puskesmas hingga aparatur negara, seperti kepling, lurah dan camat,” jelasnya. (ris/mag-1/kps)

RACIK: Tim Labfor Polda Sumut sedang meracik hand sanitizer dari bahan-bahan yang sesuai standar WHO, Kamis (19/3). Cairan pencuci tangan itu akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut.
RACIK: Tim Labfor Polda Sumut sedang meracik hand sanitizer dari bahan-bahan yang sesuai standar WHO, Kamis (19/3). Cairan pencuci tangan itu akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang didiagnosa positif Corona Virusdisease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara naik menjadi dua orang. Satu di antaranya meninggal dunia pada Selasa (17/3) malam. Satu lagi masih dalam perawatan dan diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan. Belasan PDP lainnya masih dirawat. Melihat kondisi ini, rantai virus corona di Sumut diprediksi akan memanjang dalam dua minggu ke depan.

KEPALA dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, membenarkan satu PDP tambahan yang positif Covid-19 di sumut. Hal ini menyusul pernyataan Jubir Penanganan Covid-19 pemerintah pusat, Achmad Yurianto, yang menyebutkan kasus positif corona di Sumut sudah naik menjadi dua orang. “Saat ini kasus positif Covid-19 di Sumut sudah menjadi dua,” ungkapnya dalam keterangan pers, Kamis (19/3).

Dikatakan Alwi, penambahan satu orang positif Covid-19 ini sebelumnya merupakan salah satu dari PDP yang diisolasi di RSUP HAM.

Menyikapi kondisi ini, pihaknya sudah melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kepada para kontak erat terhadap kedua PDP positif tersebut. Juga mengidentifikasi banyak orang yang kemungkinan ODPn

“Sudah disampaikan, bahwasanya saat ini sudah ada 53 ODP dan bertambah satu lagi yang positif. Kemungkinan akan bertambah (ODP), karena ada satu mata rantai lagi yang harus ditelusuri,” terangnya.

Melihat kondisi yang berkembang dan mempelajari kasus yang sudah terjadi, menurut Alwi, secara epidemiologi diprediksi akan ada peningkatan oasien dalam dua minggu ke depan. “ODP-ODP yang sebelumnya diminta secara sukarela untuk tetap tinggal di rumah atau mengisolasi dirinya, tidak terlalu patuh. Akibatnya, terjadilah kondisi yang seperti sekarang ini. Dengan kondisi seperti itu, kemungkinan terjadi peningkatan dalam dua minggu ke depan,” beber Alwi.

1.000 Liter Hand Sanitizer

Untuk itu, sebut Alwi, harus diputus mata rantai penularan. Caranya, dengan melakukan social distancing atau mengatur jarak sehingga tidak terjadi penularan. “Kita sedang menyiapkan alat rapid test (tes cepat) terhadap ODP-ODP. Sehingga secara dini mengetahui mana yang positif dan negatif. Kalau positif, maka dikonfirmasi lagi dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk benar-benar memastikan. Kita sudah memesan 1.000 unit alat rapid test,” sebutnya.

Selain upaya itu, masyarakat diimbau supaya menerapkan pola hidup bersih dan sehat secara konsisten. Seperti mencuci tangan memakai sabun atau cairan antiseptik (hand sanitizer).

Tentang sulinya memperoleh hand sanitizer di lapangan saat ini, ia mengatakan, sudah meminta Fakultas Farmasi dan Teknik Kimia USU untuk membantu menyiapkannya.

“Kami sudah menerima sekitar 5 liter. Tetapi dalam waktu dekat, pesanan kita 1.000 liter akan siap. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkannya, bisa berhubungan dengan tim Gugus Tugas di Sumut,” jelasnya.

Alwi berharap, upaya yang dilakukan tersebut dapat memutus mata rantai penyebaran virus ini. “Makanya, diminta kepada para ODP menjaga dirinya (mengisolasi) selama 14 hari, untuk tidak ke luar rumah. Selain itu, diperiksa kondisi perkembangan kesehatannya. Apabila terjadi hal-hal menuju ke arah tanda-tanda penyakit Covid-19, segera memeriksakan dirinya,” tegas dia.

Jika gagal memutus mata rantai penularan ini, menurutnya, setelah dua minggu ke depan akan ada dua minggunya lagi peningkatan. Oleh karena itu, semua pihak diminta bersama-sama secara serius.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri melainkan harus bersama. Kalau tidak, maka akan gagal memutus mata rantainya sehingga terjadi peningkatan. Bukan dua kali lipat tetapi bisa quantum atau lonjakan,” pungkasnya.

Sekali lagi ia mengingatkan masyarakat, agar di rumah saja jika tidak ada hal yang sangat penting untuk ke luar rumah.

Ruang Isolasi Adam Malik Penuh

Kassubag Humas RSUP HAM, Rosario Dorothy Simanjuntak, membenarkan dua PDP positif corona. “Satu meninggal, satu lagi masih dalam perawatan,” ujarnya.

Hingga Kamis (19/3) sore, jumlah PDP yang masih dirawat sebanyak 11 orang. Jumlah PDP ini meningkat satu orang dari hari sebelumnya, Rabu (18/3) sebanyak 10 orang. “Sedangkan PDP yang sebelumnya dirawat dan telah dipulangkan masih tetap, yakni sebanyak tiga orang. Satu PDP baru datang sendiri ke sini hari ini (kemarin, red). Bukan dirujuk,” bebernya.

Rosa tidak menjelaskan asal si PDP baru tersebut. Begitu juga dengan riwayatnya, apakah baru datang dari luar negeri atau tidak. “Sudah aturan dari pusat, tidak boleh menyampaikan secara detail,” cetus dia.

Dengan bertambahnya jumlah PDP, lanjutnya, ruang isolasi di rumah sakit rujukan utama Covid-19 di Sumut sudah penuh. Pun begitu, apabila ada PDP lagi, tetap diterima namun dirujuk ke rumah sakit lain.

“Ruang isolasi hanya 11 ruangan dan sudah penuh. Jika ada PDP lagi, tetap terima, tapi akan dirujuk ke rumah sakit lain yang sudah ditunjuk Dinas Kesehatan (Sumut) sebagai rumah sakit perbantuan penanganan Covid-19,” tambahnya.

308 Kasus Positif

Sementara itu, hingga Kamis (19/3) petang, data pasien yang dikonfirmasi positif terjangkit Covid-19 tercatat sebanyak 308. Jumlah ini dikoreksi dari jumlah yang disampaikan juru bicara pemerintah Achmad Yurianto, yang menyebutkan total kasus pasien positif Covid-19 sebanyak 309. Dari jumlah tersebut, total ada 15 orang yang sembuh. Sementara yang meninggal dunia 25 orang.

Koreksi disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Agus Wibowo. “Ada sedikit kesalahan dan sudah diklarifikasi dengan tim surveilans di PHEOC. Untuk data provinsi Riau pada 19 Maret tidak ada penambahan kasus. Jadi sampai saat ini kasus di Riau masih tetap 1 kasus (pasien positif Covid-19),” ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Kamis petang.

Sebelumnya, Yuri menyebutkan, ada 16 provinsi di Indonesia dengan jumlah pasien positif Covid-19. Dari 16 provinsi yang dimaksud, DKI Jakarta dan Banten memiliki jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak. “Total kasus kematian 25. Ini adalah sekitar 8 persen dari kasus yamg kami rawat. Ini angka tinggi tapi dinamis yang setiap saat akan berubah. Semoga tak ada lagi kasus yang meninggal,” kata Yuri.

Beberapa kasus meninggal yang diddapatkan terjadi pada rentang usia 45-65 tahun. Ada kasus meninggal juga yang terjadi pada seseorang 37 tahun. “Faktor lain hampir seluruhnya memiliki penyakit pendahulu dan sebagian besar diabetes, hipertensi, dan jantung kronis,” jelasnya.

Dibanding Rabu (18/3) dengan 227 kasus, Kamis kemarin kasus bertambah 82 kasus baru hanya dalam 24 jam.

IDI Sumut: Ada Tim Dokter Khusus

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Sumatera Utara (IDI Sumut), dr Edi Ardiyansyah, mengatakan tim dokter yang khusus menangani pasien terindikasi virus corona atau PDP, dan suspect sudah dibentuk.

“Sudah ada tim dokternya yang dibentuk sesuai Prosedur Operasi Standar (SOP) dari rumah sakit (RS) yang berlaku. Jadi tidak semua diterjunkan,” ujar Edi kepada Sumut Pos, Kamis (19/3).

Menurutnya, bagi dokter yang sudah ditugaskan, tidak ada kata untuk tidak melayani. Para dokter ini di bawah naungan Dinas Kesehatan, sehingga standarnya haruslah yang baik. “Jika sudah dibentuk tim, maka harus optimal dan maksimal dalam menangani pasien terindikasi Covid-19. Tentunya sudah diperhitungkan segala kemungkinannya. Sudah pasti melakukan antisipasi terlebih dahulu. Jika ada hal-hal di luar harapan, itu berarti sudah diluar kuasa para dokter ini,” katanya.

Adapun langkah-langkah yang harus dicapai dalam penanganan PDP dan suspek covid-19, menurutnya. melayani dengan sebaik-baiknya, serta mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan yang terjadi dan antisipasinya. Seperti perlindungan diri, sarana, dan keselamatan bagi tim dokter ini.

Ia berharap, agar tim yang memberikan layanan dapat menyediakan dan mempersiapkan sarana, prasana, tempat penampungan, dan karantina dengan standar yang baik, laya,k serta secara profesional.

“Tim medisnya juga harus disiapkan sematang-matangnya. Tentunya yang kompeten dan tidak asal-asalan,” tukasnya.

Kabid P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan, Muthia Nimphar, menjelaskan tim dokter khusus adalah wewenang dari RS yang ditunjuk oleh pemerintah. “Tim dokter ini, khusus menangani pasien dengan pengawasan (PDP), dan suspect. Tentunya RS telah menunjuk tim-tim dokter yang kompeten dalam menangani PDP dan suspect ini,” ujar Muthia.

Dalam hal ini Dinkes Sumut bekerja sama dengan Dinkes Medan hanya menangani dan membentuk Tim Gerak Cepat (TGC) untuk ODP saja. “Namun ke depannya akan kita minta juga data tersebut ke RS yang menangani PDP dan suspek. Kalau untuk ODP, semua TGC telah digerakan, termasuk pelayanan di Puskesmas hingga aparatur negara, seperti kepling, lurah dan camat,” jelasnya. (ris/mag-1/kps)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/