MEDAN, SUMUTPOS.CO -Hingga kemarin (19/4), kediaman orangtua Wakapolres Lombok Tengah Kompol Fahrizal di Jalan Tirtosari Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, tak berpenghuni. Pasca penembakan adik iparnya, Jumingan, rumah milik ibu Kompol Fahrizal sepi tak beraktivitas.
Menurut keterangan tetangganya, Wak Kartini, ibu Kompol Fahrizal belum kembali menghuni rumahnya. “Masih kosong rumahnya, pemiliknya belum pulang-pulang sampai sekarang,” ujar S yang minta namanya di inisialkan, saat ditemui Sumut Pos.
Pasca kejadian itu, kata S, Wak Kartini masih diungsikan kerabatkannya. “Masih diungsikan keluarganya, mungkin masih trauma dengan kejadian itu,” ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Kepala Lingkungan (Kepling) 7, Kelurahan Bantan, Samsul. Dia mengatakan, rumah milik Wak Kartini itu hingga kini belum juga ditempati. Dia pun tak menahu, kapan Wak Kartini pulang.
“Masih kosong rumahnya. Saya pun nggak tau kapan pemiliknya pulang,” katanya saat itu yang ingin beranjak gotongroyong.
“Apalagi yang mau kalian korek-korek, sudah ditangani polisinya,” ucapnya.
Ketika Sumut Pos menyampaikan bahwa Kompol Fahrizal telah dibantarkan ke rumah sakit jiwa (RSJ) oleh polisi, Samsul pun terkejut. Sebab yang selama ini dia tahu, mantan Kasat Reskrim Polresta Medan itu, menjalani penahanan di Polda Sumut.
Sedikit keterangan terkait Kompol Fahrizal pun terkuak dari Samsul. Dikatakannya, salah seorang keluarga Kompol Fahrizal pernah bercerita mengenai keluhan penyakit yang diderita Fahrizal.
Disebutkannya, bahwa Kompol Fahrizal sering mengamuk tanpa sebab. Hal itu katanya, membuat pihak keluarga berusaha mengobati Kompol Fahrizal, namun tak sembuh-sembuh.
“Kata keluarganya memang si Fahrizal itu dulu sering ngamuk-ngamuk. Tiba-tiba kumat mengamuknya. Keluarganya pun sudah membawanya berobat ke sana-kemari,” urainya.
Samsul tak  mengetahui pasti, kapan Kompol Fahrizal mulai sering emosi. Hanya saja katanya, Fahrizal memang dikenal baik oleh kerabatnya.
“Nggak tau saya kapan mulai begitu. Entah waktu tugas dimana, saya nggak tau pastinya kenanya dia itu,” katanya.
“Pernah Fahrizal waktu tugas di Aceh, hampir mati di tembak GAM. Tapi, untung diselamatkan Nazir masjid, sewaktu dia selesai shalat di masjid,” ceritanya.
Samsul pun menampik adanya kabar jika motif penembakan Fahrizal terjadap adik iparnya terkait harta warisan. Sebab,
“Bukan karena warisan. Orang keluarganya semua polisi kok. Hartanya (Kompol Fahrizal) pasti lebih banyak dari warisan. Sedangkan rumah mamaknya saja hanya rumah biasa ajanya. Apa yang mau diwariskan?”pungkas kepling yang sekaligus guru salah satu SMA negeri di Medan ini. (mag-1/han)