MEDAN-Pemko Medan akan menggusur paksa pedagang buku yang masih bertahan di Lapangan Merdeka, hari ini, Kamis (20/6). Untuk melakukan penggusuran, sebanyak 450 petugas dikerahkan, terdiri dari kepolisian, Satpol PP, TNI, polisi. Tak hanya menggusur, Pemko Medan langsung membongkar dan meratakan kios pedagang buku di lokasi itu.
Menurut informasi yang diperoleh Sumut Pos dari Pemko Medan, para petugas yang akan dikerahkan terdiri dari Polresta Medan (90 orang), Brimob (30 orang), Denpom I/5 Medan (5 orang), Kodim 0201/BS (15 orang), Yon Maharnian (30 orang), Lanud Soewondp (30 orang), Dinas TRTB Kota Medan (20 orang), Dinas Perkim Medan (5 orang), Satpol PP Medan (180 orang) dan petugas dari Pemko Medan, Kecamatan, Kelurahan dan Lingkungan (45 orang). Beberapa alat berat juga akan dipersiapkan guna membongkar kios tersebut.
Penggusuran ini dipastikan akan berlangsung ricuh, karena pedagang buku sebagian besar memilih bertahan. Meski Pemko Medan telah memberikan waktu hingga Rabu (19/6) untuk memindahkan barangnya ke Jalan Pegadaian, tapi beberapa pedagang buku tidak mengindahkan. Namun, sebagian pedagang telah memilih untuk pindah sendiri.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemko Medan, Qamarul Fattah meminta kepada seluruh pedagang buku agar sudah mengosongkan kios di Lapangan Merdeka Medan hari ini, sebelum digusur paksa. “Kios pedagang buku di Jalan Pegadaian yang dibangun di atas lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah selesai dibangun dan siap dioperasikan. Pemerintah pusat telah men-deadline kita, tanggal 25 Juli 2013, City Check In harus sudah beroperasi. Jadi pemerintah pusat minta kepada kita untuk menyediakan lokasi parkir dan Sky Bridge. Artinya, kita hanya punya waktu satu bulan lagi. Padahal untuk menyelesaikan tahap pembangunan lokasi parkir dan Sky Bridge dibutuhkan waktu 1,5 bulan,” katanya didampingi Asisten Pemerintahan Drs Musadat Nasution.
Menurut Qamarul, sudah tidak ada alasan lagi bagi pedagang buku untuk tidak menempati lokasi baru. Selain kios baru sudah siap dioperasikan, pengundian juga telah dilakukan.
Sementara itu, Lurah Kesawan Kecamatan Medan Barat Ahmad Parinduri mengatakan, ada sekitar 135 pedagang buku Lapangan Merdeka, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat menolak pindah ke kios baru di Jalan Pegadaian Medan.
“Kemungkinan jumlah pedagang buku Lapangan Merdeka yang menolak pindah ada 135,” kata Ahmad Parinduri kepada wartawan Sumut Pos, Rabu (19/6).
Dipaparkannya, pada tahap pertama ada 20 pedagang buku yang pindah. Kemudian, di tahap kedua yakni Rabu (19/6), ada 25 pedagang buku pindah. Sehingga, total pedagang buku yang telah pindah ke kios baru di Jalan Pegadaian hingga pukul 17.30 Wib kematin, ada 45 pedagang. “Jumlah pedagang buku Lapangan Merdeka itu ada 180 pedagang. Dari 180 pedagang, hanya 45 pedagang yang pindah. Sisanya ada 135 menolak pindah,” terangnya.
Sedangkan Ketua Harian Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka (ASPEBLAM) Donald Sitorus mengakui, beberapa pedagang memang sudah pindah ke Jalan Pegadaian. Namun sebagian besar pedagang buku tetap memilih bertahan. “Kita tidak mau pindah sebelum semuanya diselesaikan. Kalau digusur paksa, kita siap melawan,” ujar Donald, Rabu (19/6).
Menurutnya, meski sebagian pedagang sudah pindah ke Jalan Pegadaian, bukan berarti jumlah pedagang buku akan berkurang. Donald memastikan kalau perlawanan mereka akan dibantu oleh mahasiswa dan buruh. “Kita sudah melakukan koordinasi dengan mahasiswa dan buruh, mereka siap membantu pedagang buku untuk melakukan perlawanan,” katanya. (dek/omi)