25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Selat Malaka Jalur Penyelundupan BBM

MEDAN-Jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar Operasi Dian 2013 yang dimulai sejak 10 Juni hingga 9 Juli 2013. Dalam operasi Dian 2013, polisi memprioritaskan 15 wilayah yang dianggaap rawan penyeleweng-an BBM, termasuk Sumatera Utara (Sumut).

Posko Dian Toba 2013 ditangani Direktorat Reses Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sumut.”Kita sebagai pelaksana dan pengawasan BBM dari penyaluran, akan kita ikuti dari pendistribusi ke masing SPBU, sehingga tidak terjadi penyelewengan,” ungkap Dir Reskrimsus Poldsu Kombes Pol. Sadono Budi Nugroho, saat dikonfirmasi Sumutpos, Rabu (19/6) sore, di Mapolda Sumut.

Dalam Operasi Dian 2013, Mabes Polri merilis 15 daerah yang prioritas rawan penyelewengan BBM yakni Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Polda Metro Jaya, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Riau, Sedangkan Aceh, Bali, Papua, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku masuk ketegori prioritas dua.

Selat Malaka Jalur Rawan Penyelundupan

Banyaknya pulau kecil dan tangkahan liar, menjadi jalur lalu lintas penyelundupan minuman keras, BBM dan barang ilegal lainnya yang sulit untuk diberantas. Untuk mempersempit ruang gerak pelaku penyelundup, Bea Cukai akan terus berkoordinasi dengan instansi keamanan laut.

“Para penyelundup memanfaatkan kelemahan itu dengan memasukan berbagai barang impor ilegal melalui Selat Malaka, yang memang merupakan jalur rawan penyelundupan. Diakui pengawasan untuk jalur tersebut oleh aparat kita terbatas, untuk mengantisipasinya kita berkoordinasi dengan instansi keamanan laut seperti kepolisian, syahbandar dan TNI AL,” kata Agung Kuswandono, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Pusat, Rabu (19/6) sore, di Belawan.
Daerah ini, lanjutnya, cukup rawan karena berdekatan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. “Modus operandi banyak antara lain memanfaatkan perairan perbatasan yang dekat dengan jarak tempuh singkat. Menggunakan kapal kayu maupun transportasi berkecepatan tinggi yang biasa mengaangkut barang selundupan. Lalu memanfaatkan kondisi geografis yang berbatasan dengan negeri jiran, mereka menunggu kelengahan petugas,” katanya. (gus/rul)

MEDAN-Jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar Operasi Dian 2013 yang dimulai sejak 10 Juni hingga 9 Juli 2013. Dalam operasi Dian 2013, polisi memprioritaskan 15 wilayah yang dianggaap rawan penyeleweng-an BBM, termasuk Sumatera Utara (Sumut).

Posko Dian Toba 2013 ditangani Direktorat Reses Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sumut.”Kita sebagai pelaksana dan pengawasan BBM dari penyaluran, akan kita ikuti dari pendistribusi ke masing SPBU, sehingga tidak terjadi penyelewengan,” ungkap Dir Reskrimsus Poldsu Kombes Pol. Sadono Budi Nugroho, saat dikonfirmasi Sumutpos, Rabu (19/6) sore, di Mapolda Sumut.

Dalam Operasi Dian 2013, Mabes Polri merilis 15 daerah yang prioritas rawan penyelewengan BBM yakni Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Polda Metro Jaya, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Riau, Sedangkan Aceh, Bali, Papua, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku masuk ketegori prioritas dua.

Selat Malaka Jalur Rawan Penyelundupan

Banyaknya pulau kecil dan tangkahan liar, menjadi jalur lalu lintas penyelundupan minuman keras, BBM dan barang ilegal lainnya yang sulit untuk diberantas. Untuk mempersempit ruang gerak pelaku penyelundup, Bea Cukai akan terus berkoordinasi dengan instansi keamanan laut.

“Para penyelundup memanfaatkan kelemahan itu dengan memasukan berbagai barang impor ilegal melalui Selat Malaka, yang memang merupakan jalur rawan penyelundupan. Diakui pengawasan untuk jalur tersebut oleh aparat kita terbatas, untuk mengantisipasinya kita berkoordinasi dengan instansi keamanan laut seperti kepolisian, syahbandar dan TNI AL,” kata Agung Kuswandono, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Pusat, Rabu (19/6) sore, di Belawan.
Daerah ini, lanjutnya, cukup rawan karena berdekatan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. “Modus operandi banyak antara lain memanfaatkan perairan perbatasan yang dekat dengan jarak tempuh singkat. Menggunakan kapal kayu maupun transportasi berkecepatan tinggi yang biasa mengaangkut barang selundupan. Lalu memanfaatkan kondisi geografis yang berbatasan dengan negeri jiran, mereka menunggu kelengahan petugas,” katanya. (gus/rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/