25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Belawan Mencekam, Warga Mengungsi

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sehari pasca bentrok, kondisi Jl. TM Pahlawan, Kel. Belawan I Kec. Medan Belawan masih terlihat sangat mencekam. Sejumlah pemuda baik dari Gudang Arang maupun Lorong Melati dan Lorong Papan, Belawan masih tampak berjaga-jaga mengantisipasi terjadinya serangan balasan. Sedangkan, beberapa warga yang merasa keselamatan jiwanya terancam mulai mengungsi, Minggu (6/7) pagi.

Amatan di sekitar lokasi, sejumlah personel kepolisian masih melakukan pengamanan di sekitar lokasi bentrok. Sejumlah pemuda dari kedua belah pihak yang terlibat pertikaian dengan membawa senjata tajam (sajam) dan benda tumpul terlihat berjaga-jaga di sekitar tempat tinggal mereka masing-masing. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya penyerangan susulan.

Di sisi lain, beberapa warga yang khawatir bentrokan kembali terulang, satu per satu mulai meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke rumah sanak keluarganya yang berada tak jauh dari lokasi perkampungan tersebut.

Nurainun (35), seorang warga menyebutkan, ia dan keluarganya terpaksa ngungsi karena takut bentrokan susulan akan terulang kembali. Meski personel kepolisian telah disiagakan, namun ibu anak tiga ini tetap merasa terancam.

“Saya takut anak-anak saya jadi korban, apalagi kemarin malam kabarnya sudah ada yang sekarat dibacok, dan satu sepeda motor dibakar. Kalau sudah seperti itu pastinya mereka akan melakukan penyerangan balasan,” ujar warga Lorong Papan, Belawan itu.

Ungkapan serupa juga dikatakan warga lain bernama Hamida (34). Dia menuturkan, bentrokan antar lorong Gudang Arang dan Belawan Lama yang terjadi di Jalan TM Pahlawan, Belawan persisnya di areal perkuburan sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Meski telah berulang kali didamaikan dengan melibatkan muspika dan tokoh masyarakat, pertikaian diantara kedua belah pihak tetap saja terjadi.

“Keributan ini sudah lebih dari 30 tahun terjadi, terkadang hanya karena permasalahan sepele tiba-tiba perang (bentrok-red). Kalau jumlah korban nyawa sudah banyak, bahkan belum lama ini ada yang tewas kena bacok. Tahun lalu ada juga seorang pemuda tewas terkena tembakan mercon (petasan) jenis SOS,” beber Hamida.

Kembali terulangnya pertikaian warga antar lorong di Belawan ini lanjutnya, dikarenakan polisi dinilai kurang tegas dalam melakukan pengamanan disekitar lokasi bentrokan. Bahkan, meski bentrokan mulai terjadi sehari menjelang Ramadan, namun sampai saat ini belum ada seorang pun yang diamankan oleh petugas.

“Harusnya polisi memberlakukan tindakan tegas, kalau memang diperlukan lakukan upaya tembak ditempat bagi warga yang terlibat pertikaian seperti apa yang dikatakan, pak Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Aswin Sipayung dulu. Tapi nyatanya, jangankan yang ditembak, warga yang ditangkap saja tidak ada,” ungkapnya.

Terpisah, Lurah Belawan I Kec. Medan Belawan, Jamhur Hamidi Lubis saat dihubungi mengatakan, pertikaian antar warga yang terjadi di wilayah kerjanya itu disebabkan oleh lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) warga yang umumnya berasal dari kalangan nelayan ekonomi menengah ke bawah. Apalagi, yang terlibat bentrokan adalah orang-orang yang memiliki kaitan keluarga.

“Keributan ini sudah berulang kali terjadi. Begitu pun kita mengimbau agar warga yang terlibat pertikaian untuk sama-sama menahan diri. Karena keributan tersebut justru akan sama-sama merugikan kedua belah pihak,” kata, Jamhur.

Dia menambahkan, selama ini untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan antar pemuda tersebut, pihaknya telah membentuk pengamanan dengan menempatkan Kepala Lingkungan (Kepling) di sekitar lokasi bentrokan guna membantu aparat kepolisian dalam melakukan pengamanan.

“Pengamanan tetap dilakukan dengan berkoordinasi sama pihak kepolisian, tapi malah mendapat perlawanan dari mereka. Jadi sebenarnya mereka sendiri yang bisa menyelesaaikan persoalan itu. Karena selama ini berbagai pihak sudah mengupaya kedua belah pihak lewat jalan perdamaian, tapi tetap saja terulang lagi,” terangnya.

Seperti diberitakan, bentrokan antara warga Gudang Arang dan Lorong Melati serta Lorong Papan yang sudah berlangsung selama satu minggu itu sebelumnya sempat membuat dua rumah warga mengalami kerusakan akibat terkena sasaran pelemparan batu. Bahkan, dalam bentrok susulan yang terjadi pada Sabtu (5/7) malam, seorang pemuda warga Lorong Kenanga, Belawan sekarat setelah dibacok dua pria berkelewang. Buntut dari penganiayaan dimaksud, warga yang tidak terima lantas melakukan aksi balas dendam dengan membakar satu unit sepeda motor milik warga Gudang Arang, Belawan. (mag-1/smg/deo)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sehari pasca bentrok, kondisi Jl. TM Pahlawan, Kel. Belawan I Kec. Medan Belawan masih terlihat sangat mencekam. Sejumlah pemuda baik dari Gudang Arang maupun Lorong Melati dan Lorong Papan, Belawan masih tampak berjaga-jaga mengantisipasi terjadinya serangan balasan. Sedangkan, beberapa warga yang merasa keselamatan jiwanya terancam mulai mengungsi, Minggu (6/7) pagi.

Amatan di sekitar lokasi, sejumlah personel kepolisian masih melakukan pengamanan di sekitar lokasi bentrok. Sejumlah pemuda dari kedua belah pihak yang terlibat pertikaian dengan membawa senjata tajam (sajam) dan benda tumpul terlihat berjaga-jaga di sekitar tempat tinggal mereka masing-masing. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya penyerangan susulan.

Di sisi lain, beberapa warga yang khawatir bentrokan kembali terulang, satu per satu mulai meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke rumah sanak keluarganya yang berada tak jauh dari lokasi perkampungan tersebut.

Nurainun (35), seorang warga menyebutkan, ia dan keluarganya terpaksa ngungsi karena takut bentrokan susulan akan terulang kembali. Meski personel kepolisian telah disiagakan, namun ibu anak tiga ini tetap merasa terancam.

“Saya takut anak-anak saya jadi korban, apalagi kemarin malam kabarnya sudah ada yang sekarat dibacok, dan satu sepeda motor dibakar. Kalau sudah seperti itu pastinya mereka akan melakukan penyerangan balasan,” ujar warga Lorong Papan, Belawan itu.

Ungkapan serupa juga dikatakan warga lain bernama Hamida (34). Dia menuturkan, bentrokan antar lorong Gudang Arang dan Belawan Lama yang terjadi di Jalan TM Pahlawan, Belawan persisnya di areal perkuburan sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Meski telah berulang kali didamaikan dengan melibatkan muspika dan tokoh masyarakat, pertikaian diantara kedua belah pihak tetap saja terjadi.

“Keributan ini sudah lebih dari 30 tahun terjadi, terkadang hanya karena permasalahan sepele tiba-tiba perang (bentrok-red). Kalau jumlah korban nyawa sudah banyak, bahkan belum lama ini ada yang tewas kena bacok. Tahun lalu ada juga seorang pemuda tewas terkena tembakan mercon (petasan) jenis SOS,” beber Hamida.

Kembali terulangnya pertikaian warga antar lorong di Belawan ini lanjutnya, dikarenakan polisi dinilai kurang tegas dalam melakukan pengamanan disekitar lokasi bentrokan. Bahkan, meski bentrokan mulai terjadi sehari menjelang Ramadan, namun sampai saat ini belum ada seorang pun yang diamankan oleh petugas.

“Harusnya polisi memberlakukan tindakan tegas, kalau memang diperlukan lakukan upaya tembak ditempat bagi warga yang terlibat pertikaian seperti apa yang dikatakan, pak Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Aswin Sipayung dulu. Tapi nyatanya, jangankan yang ditembak, warga yang ditangkap saja tidak ada,” ungkapnya.

Terpisah, Lurah Belawan I Kec. Medan Belawan, Jamhur Hamidi Lubis saat dihubungi mengatakan, pertikaian antar warga yang terjadi di wilayah kerjanya itu disebabkan oleh lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) warga yang umumnya berasal dari kalangan nelayan ekonomi menengah ke bawah. Apalagi, yang terlibat bentrokan adalah orang-orang yang memiliki kaitan keluarga.

“Keributan ini sudah berulang kali terjadi. Begitu pun kita mengimbau agar warga yang terlibat pertikaian untuk sama-sama menahan diri. Karena keributan tersebut justru akan sama-sama merugikan kedua belah pihak,” kata, Jamhur.

Dia menambahkan, selama ini untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan antar pemuda tersebut, pihaknya telah membentuk pengamanan dengan menempatkan Kepala Lingkungan (Kepling) di sekitar lokasi bentrokan guna membantu aparat kepolisian dalam melakukan pengamanan.

“Pengamanan tetap dilakukan dengan berkoordinasi sama pihak kepolisian, tapi malah mendapat perlawanan dari mereka. Jadi sebenarnya mereka sendiri yang bisa menyelesaaikan persoalan itu. Karena selama ini berbagai pihak sudah mengupaya kedua belah pihak lewat jalan perdamaian, tapi tetap saja terulang lagi,” terangnya.

Seperti diberitakan, bentrokan antara warga Gudang Arang dan Lorong Melati serta Lorong Papan yang sudah berlangsung selama satu minggu itu sebelumnya sempat membuat dua rumah warga mengalami kerusakan akibat terkena sasaran pelemparan batu. Bahkan, dalam bentrok susulan yang terjadi pada Sabtu (5/7) malam, seorang pemuda warga Lorong Kenanga, Belawan sekarat setelah dibacok dua pria berkelewang. Buntut dari penganiayaan dimaksud, warga yang tidak terima lantas melakukan aksi balas dendam dengan membakar satu unit sepeda motor milik warga Gudang Arang, Belawan. (mag-1/smg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/