MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aktivitas di Pelabuhan Belawan nyaris lumpuh akibat gelombang air laut (banjir rob) kembali menggenangi sejumlah wilayah di Medan Labuhan dan Medan Belawan. Banjir rob yang datang dua kali sehari, pada Senin (19/9) pukul 02.00 dan siang pukul 13.30 hingga sore sekira pukul 16.00 WIB. Akibatnya, sejumlah ruas jalan dan pemukiman warga tergenang sedalam sedalam 30- 60 centimeter.
Banjir rob, Senin (19/9) menjadi satu peristiwa berbeda dari banjir rob yang biasa diterima warga di Medan Labuhan dan Medan Belawan. Seperti diutarakan, seorang pedagang ikan di PPS Gabion Belawan, Azwan (38). Fenomena rob hampir setiap bulan terjadi. “Hanya saja, banjir air laut kali ini kondisinya lebih dalam dari sebelumnya, bisa disebut pasang perdani,” katanya
Dia menyampaikan, dampak dari rob, berimbas pada terhambatnya kegiatan pedagang
maupun nelayan. Sebab, banjir dengan tinggi bervariasi 30 – 60 centimeter membuat mobil pick up, becak bermotor (betor) dan sepeda motor pengangkut ikan sulit melintas.
Selain menggenangi pelabuhan, rob merendam ribuan pemukiman warga. Terpantau di Medan Belawan ada enam kelurahan, sebagian besar terendam genangan air laut.
Warga Jalan Baung Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia, Nursiddin (56) membenarkan, kalau banjir rob kali ini kondisinya lebih dalam. Bahkan, rumah panggung yang dihuninya ikut kebanjiran air laut.
“Iya, makin parah air laut pasang. Biasanya rumah saya tak terendam, tapi sekali ini air masuk ke dalam rumah,” keluhnya.
Parahnya lagi paparnya, sehari rob terjadi dua kali. Yakni pada siang hingga sore, dan menjelang dini hari sampai pagi. Namun, yang membuat warga khawatir, banjir terjadi pada dini hari. “Pasang laut jam 2 pagi yang bahaya. Sebab, semua listrik menyala, takutnya terjadi korsleting akibat terkena air laut,” ujar, Nursiddin.
Mengetahui adanya banjir rob tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Medan menindaklanjuti bencana (banjir rob) di Kelurahan Nelayan Indah, Medan Labuhan, sekitar 16.50 WIB. Seperti disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan Hannalore Simanjuntak.
Dia mengatakan, pihaknya akan segera mengusulkan ke BNPB untuk perbaikan tanggul rob yang rusak, berikut segala fasilitas kerusakan umum lainnya di kawasan tersebut.
“Saat ini, semua sudah kami dokumentasikan. Termasuk apa-apa saja kerusakan yang disebabkan dari bencana banjir rob ini,” katanya kepada Sumut Pos, Senin (19/9).
Dia mengatakan, sebelum pengusulan dimaksud dibutuhkan koordinasi dengan pemangku kewajiban (stakeholder) terkait. Termasuk dengan pihak Badan Wilayah Sungai Sumatera (BWS) dan Dinas Bina Marga Kota Medan. “Jadi diperlukan koordinasi dengan lintas sektoral. Perlu kajian mendalam,” katanya.