28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Kanal Itu Kok Jadi Mubazir…

Eldin menuturkan, di samping itu pihaknya terus melakukan pembenahan terhadap drainase-drainase dengan melakukan pengorekan. Termasuk juga, lubang inlet (lubang hisap) air terutama yang mengalami genangan di jalan-jalan inti kota. Dengan begitu, berfungsi secara maksimal mengalirkan air ke sungai.

“Kita juga terus bersinergi dengan lintas instansi untuk menangani atau menanggulangi masalah banjir. Dengan sinergitas yang terjalin ini, harapannya bencana banjir dapat cepat tanggap dalam mengatasi,” ucapnya.

Ia menyatakan, memasuki bulan September ini telah merasakan perubahan cuaca ekstrim dari bulan-bulan sebelumnya. Dampaknya telah kita dirasakan dengan terjadinya banjir di beberapa titik di Kota Medan beberapa waktu lalu. Berkaitan dengan itu, tentunya diperlukan kesiagapan semua jajaran sebagai upaya pengurangan resiko bencana.

“Seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat harus tanggap terhadap ancaman bencana, bukan hanya saat terjadi tanggap darurat bencana tetapi juga pada pra dan pasca bencana. Penanggulangan bencana tidak lagi dititikberatkan hanya pada penanganan kedaruratan, namun lebih kepada upaya pengurangan risiko sehingga menuntut adanya kesiagapan semua pihak,” paparnya.

Atas dasar itulah, sambung Eldin, dihimbau kepada semua pihak untuk dapat mengoptimalkan upaya mitigasi bencana bukan hanya pada masa terjadi. Namun, juga secara priodik sebagai upaya pengurangan risiko bencana di Kota Medan. Oleh karenanya dalam upaya migitasi diperlukan kerjasama dan langkah-langkah kongkrit dari seluruh pihak.

“Semua pihak untuk dapat merapatkan barisan, meningkatkan koordinasi secara terencana dan terpadu serta berkesinambungan agar mampu bekerjasama dan berperan secara maksimal sesuai dengan kapasitasnya masing-masing dalam menghadapi cuaca ekstrim,” pungkasnya.

Sementara, pengamat tata kota dari Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) Medan, Bhakti Alamsyah, apabila dibangun drainase atau saluran air sedalam apapun tetapi kalau tidak terkoneksi pembuangan yang mengarah ke sungai dengan baik maka percuma saja. “Pemko Medan dapat melakukan pemetaan kembali drainase atau saluran air di kota ini dan bisa berkesinambungan, sehingga dapat dibuang ke muara melalui sungai-sungai yang ada,” bebernya.

Eldin menuturkan, di samping itu pihaknya terus melakukan pembenahan terhadap drainase-drainase dengan melakukan pengorekan. Termasuk juga, lubang inlet (lubang hisap) air terutama yang mengalami genangan di jalan-jalan inti kota. Dengan begitu, berfungsi secara maksimal mengalirkan air ke sungai.

“Kita juga terus bersinergi dengan lintas instansi untuk menangani atau menanggulangi masalah banjir. Dengan sinergitas yang terjalin ini, harapannya bencana banjir dapat cepat tanggap dalam mengatasi,” ucapnya.

Ia menyatakan, memasuki bulan September ini telah merasakan perubahan cuaca ekstrim dari bulan-bulan sebelumnya. Dampaknya telah kita dirasakan dengan terjadinya banjir di beberapa titik di Kota Medan beberapa waktu lalu. Berkaitan dengan itu, tentunya diperlukan kesiagapan semua jajaran sebagai upaya pengurangan resiko bencana.

“Seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat harus tanggap terhadap ancaman bencana, bukan hanya saat terjadi tanggap darurat bencana tetapi juga pada pra dan pasca bencana. Penanggulangan bencana tidak lagi dititikberatkan hanya pada penanganan kedaruratan, namun lebih kepada upaya pengurangan risiko sehingga menuntut adanya kesiagapan semua pihak,” paparnya.

Atas dasar itulah, sambung Eldin, dihimbau kepada semua pihak untuk dapat mengoptimalkan upaya mitigasi bencana bukan hanya pada masa terjadi. Namun, juga secara priodik sebagai upaya pengurangan risiko bencana di Kota Medan. Oleh karenanya dalam upaya migitasi diperlukan kerjasama dan langkah-langkah kongkrit dari seluruh pihak.

“Semua pihak untuk dapat merapatkan barisan, meningkatkan koordinasi secara terencana dan terpadu serta berkesinambungan agar mampu bekerjasama dan berperan secara maksimal sesuai dengan kapasitasnya masing-masing dalam menghadapi cuaca ekstrim,” pungkasnya.

Sementara, pengamat tata kota dari Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) Medan, Bhakti Alamsyah, apabila dibangun drainase atau saluran air sedalam apapun tetapi kalau tidak terkoneksi pembuangan yang mengarah ke sungai dengan baik maka percuma saja. “Pemko Medan dapat melakukan pemetaan kembali drainase atau saluran air di kota ini dan bisa berkesinambungan, sehingga dapat dibuang ke muara melalui sungai-sungai yang ada,” bebernya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/