SUMUTPOS.CO – Setelah melalui proses operasi yang cukup panjang, bayi kembar siam dempet perut pasangan Hendri Sinuraya (25) dan Nurhayati Tarigan (25) berhasil dipisah. Namun, satu bayi bernama Nurhayati I meninggal dunia, tadi malam.
“Meninggal satu yang nggak ada kaki, kalau nggak salah Nurhayati I,” ujar beberapa perawat tak jauh dari ruang operasi, Selasa (19/11) sekira pukul 23.15 WIB.
Menurut perawat jaga, kabar meninggalnya Nurhayati I diketahui pukul 23.00 Ketua Tim Dokter Operasi, dr Makmur Sitepu SpOG (K) membenarkan Nurhayati I meninggal dunia. “Bayi meninggal disebabkan paru-paru kecil sehingga tidak bisa menampung oksigen. Selama ini pernafasan bayi I tergantung dengan bayi II,” kata Makmur.
Sebelumnya, orangtua bayi, Hendri Sinuraya mengatakan, dia sudah siap dan ikhlas dengan apapun hasil yang diterima pasca operasi bayinya nanti. Warga Talun Kenas Deli Serdang ini juga mengakui bila tim dokter sudah melakukan yang maksimal, namun dokter juga tidak dapat menjanjikan kedua anaknya dapat bertahan. Ia menandatangani surat persetujuan untuk operasi sekitar pukul 12.00 WIB.
“Tim dokter kalau aku lihat betul-betul kali merawatnya. Mereka itu sudah maksimal, tapi dokternya tadi bilang kalau mereka nggak bisa menjanjikan, katanya satu pasti ada yang dikorbankan, tapi keputusan ada sama Yang Diatas. Kami hanya bisa berdoa saja sekarang,” ujar Hendri.
Operasi yang dilakukan, tambah Hendri dilakukan lantaran kondisi bayinya yang terus menurun. “Baiknya memang dilakukan operasi pas usianya 9 bulan, tapi kondisinya menurun terus kalau tidak dilakukan operasi maka bisa bahaya sama keduanya. Bayi kami belum kami kasih nama, masih Nurhayati 1 dan Nurhayati 2. Kondisi bayi 2 sebenarnya sehat, tapi karena bayi 1 kurang normal dan saluran makannya terpotong, ia ambil energi dari bayi 2, itu yang dibilang dokter,” ujarnya.
Hendri mengaku sudah siap menerima segala hasil pasca operasi. “Sebenarnya berat, tapi saya sudah siap menerima semua hasilnya. Dokter bilang satu bayi harus dikorbankan karena ada organ yang hanya ada satu seperti ginjal dan satu bayi lagi juga gak bisa dipastikan, kemungkinannya bisa tetap bertahan tak lebih dari 50 persen,” kata Hendri.
Sementara itu, keadaan Nurhayati yang sudah berada di kediaman mereka, sudah mulai membaik. Istrinya juga sudah ikhlas dengan semua resiko pasca operasi. “Kalau istri sudah mulai membaik, perban diperutnya bekas jahitan operasi sesar udah dapat dibuka, dia juga mengaku sudah ikhlas dengan semua yah meskipun berat sebenarnya,” kata Hendri.
Ketua tim dokter penanganan bayi kembar siam, Makmur Sitepu SpOG (K) sebelum operasi mengaku, bayi kembar siam memang harus dilakukan operasi untuk memisahkan kedua bayi karena kondisi kesehatannya menurun. “Iya akan dilakukan operasi hari ini karena kondisinya menurun,” ujarnya singkat. (roy/put/smg)