25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sesama Tahanan Bentrok di Sel PN Medan

MEDAN- Ruang tahanan sementara di Pengadilan Negeri (PN) Medan nyaris menjadi arena perkelahian sesama tahanan, Senin (19/12) sore pukul 16.00 WIB. Untung saja perkelahian massal tersebut dapat dicegah petugas pengawal tahanan (Waltah) baik dari Kejaksaan Negeri Medan, Kejari Belawan bersama petugas kepolisian yang bertugas menjaga tahanan saat itu.

Namun perkelahian sesama tahanan tersebut sempat membuat seluruh pengunjung berteriak-teriak, sehingga suasana di gedung PN Medan menjadi kacau dan membuat sejumlah hakim mendatangi ruang tahana guna melihat apa yang terjadi.

Menurut seorang petugas Waltah PN Medan, pemicu perkelahian tersebut hanya hal sepele, yakni karena bersenggolan di dalam jeruji besi berukuran 5×6 meter per segi itu. Saat itu, 9 orang tahanan dari Kejaksaan Negeri Belawan terdakwa perkara pembunuhan dan penyerangan rumah Robertus Sinaga dan istrinya Rohani Sitorus yang dituduh memiliki begu ganjang di Lorong Satahi Lingkungan XIII, Kelurahan Belawan Bahari, baru saja mengikuti sidang. Kemudian kesembilannya digiring petugas Waltah ke sel sementara PN Medan untuk bergabung dengan tahanan lainnya. Nah, saat itulah mereka bersenggolan dengan tahanan lainnya dan terjadi kericuhan.

Sementara itu, berdasarkan keterangan seorang terdakwa, Hendra Malau usai mendapat perawatan mengatakan, kejadian ini secara tiba-tiba. Dirinya, saat itu buang air kecil usai dimasukkan kembali dalam sel tahanan sementara PN Medan usai menjalani sidang.

Kemudian, tanahan Kejari Medan yang tidak dikenalnya tiba-tiba menghardik. “Dia bilang, ngapain kau kencing di situ. Tidak ada sopan kau. Lalu kujawab, kenapa bang? Dibilangnya, mata kau. Langsung ditumbuknya tiga kali dekat telinga sebelah kiriku,” ucapnya.

Melihat Hendra dipukul, ke delapan temannya yang satu perkara dengannya berusaha melerai. Sayang, mereka pun kena hantam. Pengawal Tahanan Kejari Medan dan Kejari Belawan langsung melerai dengan memukulkan rotan ke dalam besi tahanan, dan menyuruh para tahanan untuk jongkok.
Sekitar 12 orang tahanan Kejari Belawan lansung dikeluarkan dan dilarikan ke lantai III Gedung PN Medan. Selain Hendra, teman-temanya terlihat kesakitan akibat kena pukul. “Sebelumnya tidak ada masalah apa-apa dan tidak kenal dengan yang mukul,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Penuntutan Kejari Medan Anthonius mengatakan, tidak tahu siapa yang memukul Hendra Malau dan kawan-kawannya. Tahanan Medan yang bersidang sekitar 80 orang dan ada 70 orang di dalam sel tersebut. Dia menduga penyebab utamanya karena mungkin berlaku tidak sopan.
“Mungkin dia petentengan, ribut dalam sel, dan lainnya. Jadi, memancing emosi tahanan lainnya. Tidak ada disiram air cabe. Bajunya kena air cabe karena ada yang makan dan tumpah, makanya tersiram,” jelasnya.
Dia menambahkan, biasanya tahanan Kejari Belawan dengan Kejari Medan dipisahkan. Namun, karena penuh terpaksa disatukan. Ke depannya dia meminta agar ada solusi dilakukan untuk mengantisipasi kejadian ini tidak terulang.
“Biasanya memang dipisahkan. Inikan ramai. Ya, mudah-mudahan ada jalan keluarnya biar tidak terulang,” tandasnya. (rud)

MEDAN- Ruang tahanan sementara di Pengadilan Negeri (PN) Medan nyaris menjadi arena perkelahian sesama tahanan, Senin (19/12) sore pukul 16.00 WIB. Untung saja perkelahian massal tersebut dapat dicegah petugas pengawal tahanan (Waltah) baik dari Kejaksaan Negeri Medan, Kejari Belawan bersama petugas kepolisian yang bertugas menjaga tahanan saat itu.

Namun perkelahian sesama tahanan tersebut sempat membuat seluruh pengunjung berteriak-teriak, sehingga suasana di gedung PN Medan menjadi kacau dan membuat sejumlah hakim mendatangi ruang tahana guna melihat apa yang terjadi.

Menurut seorang petugas Waltah PN Medan, pemicu perkelahian tersebut hanya hal sepele, yakni karena bersenggolan di dalam jeruji besi berukuran 5×6 meter per segi itu. Saat itu, 9 orang tahanan dari Kejaksaan Negeri Belawan terdakwa perkara pembunuhan dan penyerangan rumah Robertus Sinaga dan istrinya Rohani Sitorus yang dituduh memiliki begu ganjang di Lorong Satahi Lingkungan XIII, Kelurahan Belawan Bahari, baru saja mengikuti sidang. Kemudian kesembilannya digiring petugas Waltah ke sel sementara PN Medan untuk bergabung dengan tahanan lainnya. Nah, saat itulah mereka bersenggolan dengan tahanan lainnya dan terjadi kericuhan.

Sementara itu, berdasarkan keterangan seorang terdakwa, Hendra Malau usai mendapat perawatan mengatakan, kejadian ini secara tiba-tiba. Dirinya, saat itu buang air kecil usai dimasukkan kembali dalam sel tahanan sementara PN Medan usai menjalani sidang.

Kemudian, tanahan Kejari Medan yang tidak dikenalnya tiba-tiba menghardik. “Dia bilang, ngapain kau kencing di situ. Tidak ada sopan kau. Lalu kujawab, kenapa bang? Dibilangnya, mata kau. Langsung ditumbuknya tiga kali dekat telinga sebelah kiriku,” ucapnya.

Melihat Hendra dipukul, ke delapan temannya yang satu perkara dengannya berusaha melerai. Sayang, mereka pun kena hantam. Pengawal Tahanan Kejari Medan dan Kejari Belawan langsung melerai dengan memukulkan rotan ke dalam besi tahanan, dan menyuruh para tahanan untuk jongkok.
Sekitar 12 orang tahanan Kejari Belawan lansung dikeluarkan dan dilarikan ke lantai III Gedung PN Medan. Selain Hendra, teman-temanya terlihat kesakitan akibat kena pukul. “Sebelumnya tidak ada masalah apa-apa dan tidak kenal dengan yang mukul,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Penuntutan Kejari Medan Anthonius mengatakan, tidak tahu siapa yang memukul Hendra Malau dan kawan-kawannya. Tahanan Medan yang bersidang sekitar 80 orang dan ada 70 orang di dalam sel tersebut. Dia menduga penyebab utamanya karena mungkin berlaku tidak sopan.
“Mungkin dia petentengan, ribut dalam sel, dan lainnya. Jadi, memancing emosi tahanan lainnya. Tidak ada disiram air cabe. Bajunya kena air cabe karena ada yang makan dan tumpah, makanya tersiram,” jelasnya.
Dia menambahkan, biasanya tahanan Kejari Belawan dengan Kejari Medan dipisahkan. Namun, karena penuh terpaksa disatukan. Ke depannya dia meminta agar ada solusi dilakukan untuk mengantisipasi kejadian ini tidak terulang.
“Biasanya memang dipisahkan. Inikan ramai. Ya, mudah-mudahan ada jalan keluarnya biar tidak terulang,” tandasnya. (rud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/