27 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Ada Kutipan Uang Parkir di Seputaran SMAN 13

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS_ DEMO PELAJAR: Ratusan siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 13 Medan,  mendadak mogok belajar dan berhamburan keluar dari ruang kelas di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Rabu (14/9). Ratusan siswa tersebut lalu berkumpul di area lapangan, sambil berteriak menolak kenaikan uang SPP menjadi Rp150 ribu.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS_
DEMO PELAJAR: Ratusan siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 13 Medan, mendadak mogok belajar dan berhamburan keluar dari ruang kelas di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Rabu (14/9). Ratusan siswa tersebut lalu berkumpul di area lapangan, sambil berteriak menolak kenaikan uang SPP menjadi Rp150 ribu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  –Meski pemerintah sedang getol-getolnya memberantas praktik pungutan liar (pungli) dan premanisme, sepertinya hal itu masih belum menakutkan bagi pihak-pihak tertentu.

Berdasarkan amatan di lapangan, sepedamotor yang dimintai uang kutipan parkir itu berada di luar gerbang SMAN 13 Medan Jalan Karya Bersama, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor. Tampak seratusan sepedamotor tersusun rapi terpakir di pinggir kanal yang berdekat dengan sekolah negeri ini.

Berdasarkan investigasi yang dilakukan di sekolah negeri itu, informasi tadi datang dari pengakuan dari salahseorang siswa yang bersekolah di sana. Menurutnya, petugas yang menjaga parkir di sekolah negeri ini tidak meminta uang parkir minimal Rp1000.

“Setiap kita parkir kita diberikan karcis bertulis nomor satu untuk kita satu untuk sepedamotor milik kita. Nomor parkir itu bukan berbentuk karcis parkir dari Dishub Medan,” ungkap salahseorang siswa yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Sumut Pos, Senin (19/12).

Murid ini tadi juga menuturkan, bila kepada orangtua ataupun yang bukan siswa, biasanya petugas parkir meminta uang parkir lebih banyak ketimbang siswa yang sekolah di sana.“Kalau orangtua siswa ataupun orang lain yang bukan siswa di sana, biasanya Rp2000. Bisa bapak banyangkan berapa banyak sepedamotor di sini terpakir tiap harinya, ratusan,” ceritanya lagi.

Sementara itu, Kepala SMAN 13 Medan, Nurhalimah Purba, dikonfirmasi soal kutipan parkir sepeda motor di sana menyebut, pihak yang melakukan kutipan parkir itu bukan pihak sekolah melainkan warga sekitar atau pemuda setempat.

Dia mengatakan, SMAN 13 sudah mengingatkan kepada orangtua murid untuk tidak membawa sepedamotor. “Jadi bila memang tidak mau dikutip uang parkirnya, kepada orangtua murid antarkan saja anaknya. Kita sudah imbau kepada orangtua agar anaknya jangan membawa sepedamotor ke sekolah kalau tidak mau dimintai uang parkir,” ucap Nurhalimah.

Masih menurut cerita orang nomor satu di sekolah itu, soal kutipan parkir itu tanyakan kepada kepala lingkungan. “Jadi saya sarankan anda untuk mempertanyakan masalah kutipan parkir itu ke kepling setempat atau kepada pemuda setempat. Kalau masalah sekolah atau pendidikan di sekolah ini baru tanyakan ke saya,” jelasnya.

Dia menuding adanya kutipan parkir karena memang murid-murid yang menyuburkan. “Jadi murid itu sendiri yang mau dikutip uang parkirnya. Kita sudah sarankan agar orangtua lebihbaik mengantarkan anaknya ke sekolah,” pungkas Nurhalimah. (mag-2/azw)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS_ DEMO PELAJAR: Ratusan siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 13 Medan,  mendadak mogok belajar dan berhamburan keluar dari ruang kelas di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Rabu (14/9). Ratusan siswa tersebut lalu berkumpul di area lapangan, sambil berteriak menolak kenaikan uang SPP menjadi Rp150 ribu.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS_
DEMO PELAJAR: Ratusan siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 13 Medan, mendadak mogok belajar dan berhamburan keluar dari ruang kelas di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Rabu (14/9). Ratusan siswa tersebut lalu berkumpul di area lapangan, sambil berteriak menolak kenaikan uang SPP menjadi Rp150 ribu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  –Meski pemerintah sedang getol-getolnya memberantas praktik pungutan liar (pungli) dan premanisme, sepertinya hal itu masih belum menakutkan bagi pihak-pihak tertentu.

Berdasarkan amatan di lapangan, sepedamotor yang dimintai uang kutipan parkir itu berada di luar gerbang SMAN 13 Medan Jalan Karya Bersama, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor. Tampak seratusan sepedamotor tersusun rapi terpakir di pinggir kanal yang berdekat dengan sekolah negeri ini.

Berdasarkan investigasi yang dilakukan di sekolah negeri itu, informasi tadi datang dari pengakuan dari salahseorang siswa yang bersekolah di sana. Menurutnya, petugas yang menjaga parkir di sekolah negeri ini tidak meminta uang parkir minimal Rp1000.

“Setiap kita parkir kita diberikan karcis bertulis nomor satu untuk kita satu untuk sepedamotor milik kita. Nomor parkir itu bukan berbentuk karcis parkir dari Dishub Medan,” ungkap salahseorang siswa yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Sumut Pos, Senin (19/12).

Murid ini tadi juga menuturkan, bila kepada orangtua ataupun yang bukan siswa, biasanya petugas parkir meminta uang parkir lebih banyak ketimbang siswa yang sekolah di sana.“Kalau orangtua siswa ataupun orang lain yang bukan siswa di sana, biasanya Rp2000. Bisa bapak banyangkan berapa banyak sepedamotor di sini terpakir tiap harinya, ratusan,” ceritanya lagi.

Sementara itu, Kepala SMAN 13 Medan, Nurhalimah Purba, dikonfirmasi soal kutipan parkir sepeda motor di sana menyebut, pihak yang melakukan kutipan parkir itu bukan pihak sekolah melainkan warga sekitar atau pemuda setempat.

Dia mengatakan, SMAN 13 sudah mengingatkan kepada orangtua murid untuk tidak membawa sepedamotor. “Jadi bila memang tidak mau dikutip uang parkirnya, kepada orangtua murid antarkan saja anaknya. Kita sudah imbau kepada orangtua agar anaknya jangan membawa sepedamotor ke sekolah kalau tidak mau dimintai uang parkir,” ucap Nurhalimah.

Masih menurut cerita orang nomor satu di sekolah itu, soal kutipan parkir itu tanyakan kepada kepala lingkungan. “Jadi saya sarankan anda untuk mempertanyakan masalah kutipan parkir itu ke kepling setempat atau kepada pemuda setempat. Kalau masalah sekolah atau pendidikan di sekolah ini baru tanyakan ke saya,” jelasnya.

Dia menuding adanya kutipan parkir karena memang murid-murid yang menyuburkan. “Jadi murid itu sendiri yang mau dikutip uang parkirnya. Kita sudah sarankan agar orangtua lebihbaik mengantarkan anaknya ke sekolah,” pungkas Nurhalimah. (mag-2/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/