26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Persoalan Banjir Masih Hantui Warga Medan, Burhanuddin: Serahkan kepada Ahlinya

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persoalan genangan air atau banjir masih menghantui warga Kota Medan, khususnya warga yang berada di daerah pemilihan (Dapil) 5 DPRD Medan meliputi Medan Sunggal, Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Johor, dan Medan Polonia. Apalagi, dalam beberapa hari ini, Kota Medan terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

BINGKISAN: Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu menyerahkan bingkisan kepada peserta reses di Jalan STM Medan. , Lingkungan 9, Kelurahan Suka Maju, Medan Johor, Minggu (19/12).ade zulfi/sumutpos.

Keresahan warga ini terungkap dalam Reses Masa Sidang I Tahun III Tahun Anggaran 2021 yang digelar Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu di dua lokasi berbeda, yakni di Jalan Setia Budi Nomor 173-D Lingkungan 8, Kelurahan Tanjungrejo, Medan Sunggal, pada Sabtu (18/12), dan di Jalan STM Gang Suka Rindu, Lingkungan 9, Kelurahan Suka Maju, Medan Johor, Minggu (19/12).

Meski hujan mengguyur sejak pagi, namun antusias masyarakat menghadiri reses tersebut cukup tinggi. Ini terlihat dari ratusan peserta yang hadir. Mereka ingin menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada wakil mereka di DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan.

Khairul Hanafi, Kepala Lingkungan (Kepling) 7 Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Medan Sunggal, menyampaikan, selama ini warga Kelurahan Tanjungrejo selalu menjadi langganan banjir. Apalagi, ada dua sungai yang membelah Kelurahan Tanjungrejo, yakni Sungai Batuan dan Sungai Selayang. 

Jika sungai meluap, sebutnya, warga hampir di semua lingkungan khususnya di Lingkungan 4, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, dan 19, selalu kebanjiran. “Kalau sudah banjir, kami sebagai kepala lingkungan yang selalu diprotes warga. Jadi, kami mohon kedua sungai itu segera dinormalisasi. Melalui reses ini kami meminta kepada Bapak Burhanuddin Sitepu agar ini disuarakan melalui paripurna DPRD Medan,” harapnya.

Sementara Susilawati, warga Medan Johor dari komunitas Warga Peduli Sekitar (Wapesek) yang terdiri dari kaum ibu, pernah melakukan penimbunan jalan yang berlubang di sekitar Jalan Karya Jaya. “Ini kami lakukan atas rasa kepedulian kami. Karena banyak pengendara khususny sepeda motor yang terjatuh akibat jalan rusak tersebut. Atas inisiatif kami, kami melakukan penimbunan. Atas kondisi ini, kami berharap perhatian dari Pemko Medan,” harapnya.

Lilik Kasturi, Warga Gang Perbatasan, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor. Dia mengeluhkan soal sampah yang tidak diangkut oleh pihak kecamatan. “Karena sampah tak diangkut, warga banyak membuang ke sungai yang mengakibatkan sungai menjadi tercemar dan terjadi pendangakalan. Mohon kiranya ini menjadi perhatian,” pintanya.

Menyikapi hal ini, Burhanuddin Sitepu mengungkapkan, persoalan banjir atau genangan air memang seperti tidak ada selesainya di Kota Medan. Dia pun menyayangkan ketidakhadiran Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan dalam reses tersebut. Padahal, persoalan banjir pasti selalu muncul dalam setiap reses. “Kalau saya menilai, masalah genangan air ini karena salah urus. Orang-orang yang menangani persoalan banjir ini bukan ahlinya. Karena sampai sekarang masih meraba, belum ada solusinya. Makanya, serahkan pada ahlinya,” kata Burhanuddin yang juga Sekretaris Komisi IV DPRD Medan membidangi pembangunan.

Menurutnya, penyebab banjir ini bukan cuma satu. Karenanya, normalisasi sungai saja tidak cukup kalau drainase tidak diperbaiki. Debit air tidak sebanding dengan drainase yang ada, sehingga ketika hujan deras air meluap ke jalan dan terjadi genangan air.

Burhanuddin juga mengungkapkan, dari pemetaan Pemko Medan, saat ini ada 1.500 titik genangan air di Kota Medan, dari sebelumnya hanya 500 titik. “Tahun 2022, pemko juga sudah mengalokasikan Rp1 triliun untuk mengatasi banjir ini. Jadi, dari segi anggaran tidak ada masalah lagi. Kita lihat saja nanti seperti apa hasilnya. Mudah-mudahan dengan adanya kedekatan emosional Wali Kota Medan dengan Kementerian PUPR, persoalan banjir ini bisa segera diatasi,” harapnya.

Sementara soal pembetonan jalan dan drainase di Jalan Mawar, Lingkungan 8, Kelurahan Tanjungrejo, dan perbaikan jalan di Jalan Karya Jaya, Burhanuddin meminta agar kepala lingkungan atau warga untuk membuatkan denah jalan yang ingin diperbaiki, agar segera diusulkan ke Pemko Medan. “Realisasinya akan saya sampaikan kepada Pak Kepling,” pungkasnya. (adz/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persoalan genangan air atau banjir masih menghantui warga Kota Medan, khususnya warga yang berada di daerah pemilihan (Dapil) 5 DPRD Medan meliputi Medan Sunggal, Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Johor, dan Medan Polonia. Apalagi, dalam beberapa hari ini, Kota Medan terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

BINGKISAN: Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu menyerahkan bingkisan kepada peserta reses di Jalan STM Medan. , Lingkungan 9, Kelurahan Suka Maju, Medan Johor, Minggu (19/12).ade zulfi/sumutpos.

Keresahan warga ini terungkap dalam Reses Masa Sidang I Tahun III Tahun Anggaran 2021 yang digelar Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu di dua lokasi berbeda, yakni di Jalan Setia Budi Nomor 173-D Lingkungan 8, Kelurahan Tanjungrejo, Medan Sunggal, pada Sabtu (18/12), dan di Jalan STM Gang Suka Rindu, Lingkungan 9, Kelurahan Suka Maju, Medan Johor, Minggu (19/12).

Meski hujan mengguyur sejak pagi, namun antusias masyarakat menghadiri reses tersebut cukup tinggi. Ini terlihat dari ratusan peserta yang hadir. Mereka ingin menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada wakil mereka di DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan.

Khairul Hanafi, Kepala Lingkungan (Kepling) 7 Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Medan Sunggal, menyampaikan, selama ini warga Kelurahan Tanjungrejo selalu menjadi langganan banjir. Apalagi, ada dua sungai yang membelah Kelurahan Tanjungrejo, yakni Sungai Batuan dan Sungai Selayang. 

Jika sungai meluap, sebutnya, warga hampir di semua lingkungan khususnya di Lingkungan 4, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, dan 19, selalu kebanjiran. “Kalau sudah banjir, kami sebagai kepala lingkungan yang selalu diprotes warga. Jadi, kami mohon kedua sungai itu segera dinormalisasi. Melalui reses ini kami meminta kepada Bapak Burhanuddin Sitepu agar ini disuarakan melalui paripurna DPRD Medan,” harapnya.

Sementara Susilawati, warga Medan Johor dari komunitas Warga Peduli Sekitar (Wapesek) yang terdiri dari kaum ibu, pernah melakukan penimbunan jalan yang berlubang di sekitar Jalan Karya Jaya. “Ini kami lakukan atas rasa kepedulian kami. Karena banyak pengendara khususny sepeda motor yang terjatuh akibat jalan rusak tersebut. Atas inisiatif kami, kami melakukan penimbunan. Atas kondisi ini, kami berharap perhatian dari Pemko Medan,” harapnya.

Lilik Kasturi, Warga Gang Perbatasan, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor. Dia mengeluhkan soal sampah yang tidak diangkut oleh pihak kecamatan. “Karena sampah tak diangkut, warga banyak membuang ke sungai yang mengakibatkan sungai menjadi tercemar dan terjadi pendangakalan. Mohon kiranya ini menjadi perhatian,” pintanya.

Menyikapi hal ini, Burhanuddin Sitepu mengungkapkan, persoalan banjir atau genangan air memang seperti tidak ada selesainya di Kota Medan. Dia pun menyayangkan ketidakhadiran Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan dalam reses tersebut. Padahal, persoalan banjir pasti selalu muncul dalam setiap reses. “Kalau saya menilai, masalah genangan air ini karena salah urus. Orang-orang yang menangani persoalan banjir ini bukan ahlinya. Karena sampai sekarang masih meraba, belum ada solusinya. Makanya, serahkan pada ahlinya,” kata Burhanuddin yang juga Sekretaris Komisi IV DPRD Medan membidangi pembangunan.

Menurutnya, penyebab banjir ini bukan cuma satu. Karenanya, normalisasi sungai saja tidak cukup kalau drainase tidak diperbaiki. Debit air tidak sebanding dengan drainase yang ada, sehingga ketika hujan deras air meluap ke jalan dan terjadi genangan air.

Burhanuddin juga mengungkapkan, dari pemetaan Pemko Medan, saat ini ada 1.500 titik genangan air di Kota Medan, dari sebelumnya hanya 500 titik. “Tahun 2022, pemko juga sudah mengalokasikan Rp1 triliun untuk mengatasi banjir ini. Jadi, dari segi anggaran tidak ada masalah lagi. Kita lihat saja nanti seperti apa hasilnya. Mudah-mudahan dengan adanya kedekatan emosional Wali Kota Medan dengan Kementerian PUPR, persoalan banjir ini bisa segera diatasi,” harapnya.

Sementara soal pembetonan jalan dan drainase di Jalan Mawar, Lingkungan 8, Kelurahan Tanjungrejo, dan perbaikan jalan di Jalan Karya Jaya, Burhanuddin meminta agar kepala lingkungan atau warga untuk membuatkan denah jalan yang ingin diperbaiki, agar segera diusulkan ke Pemko Medan. “Realisasinya akan saya sampaikan kepada Pak Kepling,” pungkasnya. (adz/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/