23.1 C
Medan
Monday, January 20, 2025

Pakai Sampel Perempuan Indonesia, Langsung Bunuh Sel Punca Kanker

Nah, berdasar fenomena kemunculan kembali sel kanker payudara setelah terapi hormon itu, Arleni tergerak untuk melakukan penelitian. Tujuannya adalah mencari tahu penyebab munculnya kembali sel itu, padahal pasien telah menjalani terapi hormon. Kemudian, Arleni ingin mencari solusi terapi yang baru dan efektif untuk membunuh sel kanker.

Untuk menunjang penelitiannya, alumnus SMAN 1 Jakarta itu lantas mencari sampel sel kanker payudara. Yang membuat penelitian Arleni spesifik, sampel yang digunakan adalah perempuan Indonesia yang terkena kanker payudara.

“Total ada lima perempuan yang saya jadikan sampel,” katanya. Lima perempuan penderita kanker payudara itu merupakan pasien Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Secara teknis, Arleni mengambil sel kanker payudara lima pasien tersebut. Kemudian, dia mengembangbiakkan dengan sistem kultur jaringan. Proses pengembangbiakan sel itu menjadi tantangan tersendiri bagi dunia keilmuan di Indonesia.

Menurut Arleni, selama ini penelitian sel kanker jarang mengambil sampel dari “produk lokal”. Sebab, teknik untuk pengembangbiakannya supersulit. Risiko paling sering terjadi ketika pengembangbiakan sel kanker adalah terkontaminasi.

“Kalau sudah terkontaminasi, sel yang dikembangbiakkan tidak bisa dipakai,” jelas dia. Arleni mengatakan, dirinya menggunakan sistem kultur jaringan seperti umumnya, tetapi dengan beberapa modifikasi, sehingga bisa mencegah sel terkontaminasi. Teknik itu sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual (HKI).

Nah, berdasar fenomena kemunculan kembali sel kanker payudara setelah terapi hormon itu, Arleni tergerak untuk melakukan penelitian. Tujuannya adalah mencari tahu penyebab munculnya kembali sel itu, padahal pasien telah menjalani terapi hormon. Kemudian, Arleni ingin mencari solusi terapi yang baru dan efektif untuk membunuh sel kanker.

Untuk menunjang penelitiannya, alumnus SMAN 1 Jakarta itu lantas mencari sampel sel kanker payudara. Yang membuat penelitian Arleni spesifik, sampel yang digunakan adalah perempuan Indonesia yang terkena kanker payudara.

“Total ada lima perempuan yang saya jadikan sampel,” katanya. Lima perempuan penderita kanker payudara itu merupakan pasien Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Secara teknis, Arleni mengambil sel kanker payudara lima pasien tersebut. Kemudian, dia mengembangbiakkan dengan sistem kultur jaringan. Proses pengembangbiakan sel itu menjadi tantangan tersendiri bagi dunia keilmuan di Indonesia.

Menurut Arleni, selama ini penelitian sel kanker jarang mengambil sampel dari “produk lokal”. Sebab, teknik untuk pengembangbiakannya supersulit. Risiko paling sering terjadi ketika pengembangbiakan sel kanker adalah terkontaminasi.

“Kalau sudah terkontaminasi, sel yang dikembangbiakkan tidak bisa dipakai,” jelas dia. Arleni mengatakan, dirinya menggunakan sistem kultur jaringan seperti umumnya, tetapi dengan beberapa modifikasi, sehingga bisa mencegah sel terkontaminasi. Teknik itu sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual (HKI).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/