Ketika batu bacan dicari karena kualitasnya yang super dan harganya yang mahal, di Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara, batu hijau itu malah dijadikan lantai jembatan.
Lokasinya di belakang perkampungan padat di Amasing Kota, Labuha, ibu kota Halmahera Selatan, yang tidak jauh dari laut Halmahera.
Layaknya perkampungan nelayan, rumah-rumah di tempat itu juga saling berimpitan. Di antara rumah-rumah tersebut, terdapat gang sempit yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter.
Sepintas, tidak ada yang menarik dari lokasi tersebut. Apalagi jemuran pakaian tergantung di sana-sini. Terkesan kumuh.
Tetapi, siapa sangka, di perkampungan itu terdapat jembatan ’’mahal’’ yang menghubungkan antarkampung tersebut.
Jembatan selebar 2,5 meter dengan panjang 38 meter itu dicat kombinasi kuning-biru. Lantainya berwarna hijau. Lantai hijau itulah yang ternyata merupakan bongkahan-bongkahan batu bacan.
Ketika batu bacan dicari karena kualitasnya yang super dan harganya yang mahal, di Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara, batu hijau itu malah dijadikan lantai jembatan.
Lokasinya di belakang perkampungan padat di Amasing Kota, Labuha, ibu kota Halmahera Selatan, yang tidak jauh dari laut Halmahera.
Layaknya perkampungan nelayan, rumah-rumah di tempat itu juga saling berimpitan. Di antara rumah-rumah tersebut, terdapat gang sempit yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter.
Sepintas, tidak ada yang menarik dari lokasi tersebut. Apalagi jemuran pakaian tergantung di sana-sini. Terkesan kumuh.
Tetapi, siapa sangka, di perkampungan itu terdapat jembatan ’’mahal’’ yang menghubungkan antarkampung tersebut.
Jembatan selebar 2,5 meter dengan panjang 38 meter itu dicat kombinasi kuning-biru. Lantainya berwarna hijau. Lantai hijau itulah yang ternyata merupakan bongkahan-bongkahan batu bacan.