31.7 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Ijeck: Masyarakat Kurang Mampu Harus Sekolah

Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah saat menghadiri acara peluncuran film berjudul Selembar Itu Berarti, di Merdeka Walk, Jalan Balai Kota, Medan, Sabtu (19/5).

SUMUTPOS.CO – Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, menghadiri acara peluncuran film berjudul Selembar Itu Berarti, di Merdeka Walk, Jalan Balai Kota, Medan, Sabtu (19/5). Dari film ini ia Musa Rajekshah bertekad agar masyarakat kurang mampu harus bersekolah untuk bisa meraih masa depan.

Musa Rajekshah mengungkapkan, film tersebut patut diapresiasi. Karena mulai dari kru hingga pemainnya berasal dari Sumatera Utara. Dengan mengambil tema pendidikan, ia berharap film tersebut bisa memberikan makna bagi seluruh masyarakat. Diketahui film tersebut adalah karya sineas lokal, yang awaki oleh lima anak muda kreatif Kota Medan.”Semoga film ini juga bisa membuat pemerintah semakin memperhatikan masyarakat kita yang kurang mampu, tapi mempunyai semangat untuk dapat bersekolah,” ujar pria yang akrab disapa Ijeck itu.

Melihat karya dari sineas lokal seperi ini, Ijeck juga berharap nantinya ekonomi kreatif masyarakat harus berkembang. Sebab, perkembangan ekonomi kreatif merupakan salah satu program yang akan diperhatikannya. Nantinya, ia memiliki rencana untuk membangun sarana dan prasarana tempat berkumpulnya penggerak ekonomi kreatif. “Karena tanpa dukungan dari banyak pihak terutama pemerintah, perkembangannya akan sulit. Jika kita bersama membangunnya, maka akan lebih mudah mendapatkan kesuksesan,” katanya.

Berdasarkan keterangan sutradara Dedy Arliansyah Siregar, film yang mengusung tema pendidikan ini, rampung tahun 2015 lalu, memakan waktu pembuatan selama dua minggu.

Ketika ditanya alasannya memilih tema tersebut, ia mengatakan dirinya ingin memberikan perhatian dan motivasi kepada setiap orang agar dengan kondisi apapun, penndidikan harus diperjuangkan. “Awalnya karena saya itu idealis, dan saya ingin film ini betul-betul ditonton oleh seluruh kalangan. Saya juga ingin buat film yang antimainstream,” ujar Dedy.

Melalui film tersebut, ia juga berharap perhatian dari pemerintah khususnya, pendidikan dapat merata. Sebab, seperti keadaan saat ini, ketimpangan dari segi apapun masih dirasakan oleh masyarakat.

Ia juga berharap kepada pemerintah daerah untuk dapat memberikan perhatiannya kepada sineas-sineas lokal. Sebab, seniman asal Sumut sangat banyak. “Karya sineas lokal patut diapresiasi. Dengan berhasilnya film ini membawa pulang dua rekor MURI sebagai film paling banyak ditonton sebelum launching,” ujarnya bersyukur.

Ia juga berharap agar para sineas dapat didengar oleh pemerintah. “Selain itu dukungan moral dengan datang saat kita ngadain acara. Terbukti kita dapat dua rekor MURI, pertama kategori sutradara dengan jabatan terbanyak, dan penonton terbanyak sebelum film tayang,” uharapnya. (rel)

Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah saat menghadiri acara peluncuran film berjudul Selembar Itu Berarti, di Merdeka Walk, Jalan Balai Kota, Medan, Sabtu (19/5).

SUMUTPOS.CO – Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, menghadiri acara peluncuran film berjudul Selembar Itu Berarti, di Merdeka Walk, Jalan Balai Kota, Medan, Sabtu (19/5). Dari film ini ia Musa Rajekshah bertekad agar masyarakat kurang mampu harus bersekolah untuk bisa meraih masa depan.

Musa Rajekshah mengungkapkan, film tersebut patut diapresiasi. Karena mulai dari kru hingga pemainnya berasal dari Sumatera Utara. Dengan mengambil tema pendidikan, ia berharap film tersebut bisa memberikan makna bagi seluruh masyarakat. Diketahui film tersebut adalah karya sineas lokal, yang awaki oleh lima anak muda kreatif Kota Medan.”Semoga film ini juga bisa membuat pemerintah semakin memperhatikan masyarakat kita yang kurang mampu, tapi mempunyai semangat untuk dapat bersekolah,” ujar pria yang akrab disapa Ijeck itu.

Melihat karya dari sineas lokal seperi ini, Ijeck juga berharap nantinya ekonomi kreatif masyarakat harus berkembang. Sebab, perkembangan ekonomi kreatif merupakan salah satu program yang akan diperhatikannya. Nantinya, ia memiliki rencana untuk membangun sarana dan prasarana tempat berkumpulnya penggerak ekonomi kreatif. “Karena tanpa dukungan dari banyak pihak terutama pemerintah, perkembangannya akan sulit. Jika kita bersama membangunnya, maka akan lebih mudah mendapatkan kesuksesan,” katanya.

Berdasarkan keterangan sutradara Dedy Arliansyah Siregar, film yang mengusung tema pendidikan ini, rampung tahun 2015 lalu, memakan waktu pembuatan selama dua minggu.

Ketika ditanya alasannya memilih tema tersebut, ia mengatakan dirinya ingin memberikan perhatian dan motivasi kepada setiap orang agar dengan kondisi apapun, penndidikan harus diperjuangkan. “Awalnya karena saya itu idealis, dan saya ingin film ini betul-betul ditonton oleh seluruh kalangan. Saya juga ingin buat film yang antimainstream,” ujar Dedy.

Melalui film tersebut, ia juga berharap perhatian dari pemerintah khususnya, pendidikan dapat merata. Sebab, seperti keadaan saat ini, ketimpangan dari segi apapun masih dirasakan oleh masyarakat.

Ia juga berharap kepada pemerintah daerah untuk dapat memberikan perhatiannya kepada sineas-sineas lokal. Sebab, seniman asal Sumut sangat banyak. “Karya sineas lokal patut diapresiasi. Dengan berhasilnya film ini membawa pulang dua rekor MURI sebagai film paling banyak ditonton sebelum launching,” ujarnya bersyukur.

Ia juga berharap agar para sineas dapat didengar oleh pemerintah. “Selain itu dukungan moral dengan datang saat kita ngadain acara. Terbukti kita dapat dua rekor MURI, pertama kategori sutradara dengan jabatan terbanyak, dan penonton terbanyak sebelum film tayang,” uharapnya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/