MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pabrik Tenun, Kota Medan, menggelar acara “Mengenang Tragedi Angkut Paksa Jemaat HKBP Pabrik Tenun oleh Pihak Polda Sumut” di luar gedung gereja, Jalan Pabrik Tenun Medan, Minggu (21/5/2023). Di mana tragedi angkut paksa tersebut terjadi setahun lalu, tepatnya pada Hari Sabtu, 21 Mei 2022.
Awalnya, para jemaat HKBP Pabrik Tenun berkumpul di rumah seorang jemaat di Jalan Kuali Medan. Kemudian, ratusan warga HKBP tersebut berjalan kaki menuju HKBP Pabrik Tenun dengan membawa spanduk bertuliskan “Mengenang Tragedi Angkut Paksa Jemaat HKBP Pabrik Tenun oleh Pihak Polda Sumut pada Sabtu 21 Mei 2022”. Di kawal petugas kepolisian, mereka menyanyikan lagu rohani .
Kepada wartawan, Benhur Marpaung, St Halomoan Siahaan, Benny Sihombing, dan sejumlah jemaat lainnya menyebutkan, seharusnya sore itu mereka hendak beribadah di dalam gereja untuk mengenang tragedi angkut paksa. Namun sesampainya di depan HKBP Pabrik Tenun, puluhan aparat kepolisian sudah berjaga dan terlihat gerbang gereja sudah tergembok. Akhirnya para jemaat melakukan ibadah di Jalan Pabrik Tenun depan gedung HKBP Pabrik Tenun.
Ibadah pun berlangsung khidmat, tenang, dan tertib, dipimpin St K Dolok Saribu dan doa oleh Herlina Boru Siahaan, serta diakhiri dengan penyalaan lilin sambil bernyanyi lagu rohani HKBP. Dalam aksi “Mengenang Tragedi Angkut Paksa Jemaat HKBP Pabrik Tenun Oleh Pihak Polda Sumut” itu juga disampaikan pernyataan sikap dari para jemaat yang diwakili penasehat hukum Parnanda Hutabarat, anggota jemaat Benhur Marpaung dan Benny Sihombing serta St.Halomoan Siahaan serta pemutaran video saat tragedy 21 Mei 2022.
Dalam pernyataan sikapnya, mereka berharap agar aparat hukum mengusut tuntas oknum di belakang Tragedi Angkut Paksa Jemaat HKBP Pabrik Tenun Oleh Pihak Polda Sumut pada Sabtu 21 Mei 2022. Karena menurut mereka, saat tragedi 21 Mei 2022 tersebut, jemaat hanya berlatih bernyanyi di dalam gereja HKBP Pabrik Tenun. Namun terjadi kekisruhan hingga diangkutnya puluhan jemaat yang umumnya kaum ibu ke Polda Sumut.
“Kami minta agar aparat hukum menuntaskan peristiwa tersebut”, kata Parnanda Hutabarat yang dibenarkan Benhur Marpaung, Benny Sihombing, Halomoan Siahaan serta ratusan jemaat yang hadir.
Mereka juga mendesak agar Ephorus HKBP segera turun melihat situasi di HKBP Pabrik Tenun dan membuat kebijakan agar situasi di HKBP Pabrik Tenun kembali dalam situasi tenang dan kondusif.
“Tolong Oppung Ephorus HKBP Pdt Robinson Butar-butar segera turun, jangan biarkan oppung HKBP Pabrik Tenun ini sampai hancur lulu lantak. Buatlah kebijakan dan kami mohonkan jika bisa pimpinan gereja kami saat ini dipindahkan,” kata Benhur Marpaung seraya menyebut saat ini kondisi jemaat di HKBP Pabrik Tenun masih pro-kontra.
Acara Mengenang Tragedi Angkut Paksa Jemaat HKBP Pabrik Tenun Oleh Pihak Polda Sumut pada Sabtu 21 Mei 2022 itu berlangsung hingga malam dan tertib, serta dikawal puluhan petugas kepolisian. Para jemaat dan panitia pun berterima kasih kepada aparat kepolisian, dan berharap aparat kepolisian turut menuntaskan persoalan di HKBP Pabrik Tenun agar tidak lagi aparat polisi hadir saat kebaktian Minggu di HKBP Pabrik Tenun. “Terimakasih pak polisi, terimakasih pak Kapolsek Medan Baru”, tutup St Halomoan Siahaan. (rel/adz)