Diimingi Cokelat, Bocah Kelas I SD Diculik dan Dicabuli
MEDAN- Seorang bocah berusia tujuh tahun, sebut saja Bunga, warga Kelurahan Gelugur Darat II, Medan Timur, diculik dan dicabuli seorang pria tak dikenal, Senin (20/6). Bunga diculik dari sekolahnya di SD Negeri 060871, Jalan Pendidikan Medan Timur, saat pulang sekolah sekira pukul 10.00 WIB.
Menurut informasi yang diperoleh wartawan koran ini, saat itu korban yang masih duduk di kelas 1 SD ini, didatangi seorang pemuda dengan ciri-ciri rambut ikal, kulit putuh dan tinggi sekitar 160 Cm mengenakan T-Shirt warna putih dan celana pendek warna hitam. Lantas, pemuda tersebut mengajak anak kedua dari pasangan Zulkifli (34) dan Atik (31) ini untuk menemui ibunya. Menurut pria tak dikenal ini, ibu Bunga sedang menemani temannya di rumah sakit karena mengalami kecelakaan. Pria itupun membujuk Bunga sembari memberi cokelat.
Dengan polos, Bunga menuruti ajakan pemuda tersebut dan pergi mengendarai sepeda motor Vega R warna hitam. Dengan berseragam sekolah lengkap, Bunga pun dibawa ke kawasan Jalan Pancing Medan. Lantas Bunga dibawa ke sebuah pondok yang di sekitarnya ditumbuhi semak. Namun, Bunga tidak mengetahui secara pasti lokasi tersebut. Di sanalah Bunga dicabuli pria tersebut.
“Abang itu membuka rok sekolah saya, kemudian alat kelamin saya ditaburi susu coklat dan dijilatinya,” ujar Bunga polos kepada wartawan di rumahnya yang berukuran 10×5 meter berdinding papan.
Setelah puas menjalankan aksinya, Bunga pun diantar pemuda tersebut sampai di Jalan Bukit Barisan sembari mengancam agar jangan menceritakan kejadian tersebut kepada siapa pun. Namun, sesampainya di rumah, Bunga menceritakan kejadian yang dialaminya kepada bapak dan neneknya. Bagai petir di siang bolong, bapak dan neneknya kaget bukan kepalang mendengar cerita Bunga.
“Saya sangat terkejut mendengar cerita cucu saya itu. Saya sedih, tega benar dia melakukan hal tersebut kepada cucu saya yang tidak tahu apa-apa,” ujar Syamsinar (61), nenek korban.
Menurut Syamsinar, saat pulang ke rumah, cucunya itu langsung memeluknya. “Dia merasa ketakutan atas kejadian itu, dia trauma. Ini baru pertama kali dialaminya,” ungkap Syamsinar sedih. Atas kejadian itu, pihak keluarga akan melaporkan kasus tersebut ke polisi.
Sementara Zulfikli, bapak Bunga mengaku geram atas perbuatan pemuda tak bermoral tersebut. “Ini akan saya lapor ke polisi. Saya ingin sekali menghakimi dia, bejat sekali yang diperbuatnya kepada anak saya,” ungkapnya.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Medan Timur Kompol Patar Silalahi membenarkan kejadian ini. “Saya tadi berencana ke rumahnya, namun belum ketemu juga alamatnya,” ujarnya. Selanjutnya, ia mengatakan petugas kepolisian akan melakukan penyelidikan terhadap kasus pencabulan yang menimpa korban.
Sementara itu, Ketua Pokja Pengaduan dan Fasilitas Pelayanan Komisi Pelindungan Anak Daerah Sumut (KPAID), Muslim Harahap mengecam perbuatan biadab pelaku yang tega meculik dan mencabuli anak usia 7 tahun tersebut. “Kalau ini terbukti, kita akan mendampingi korban dan keluarga untuk mendapatkan keadilan hukum yang seadil-adilnya,” ujarnya.
Kecaman senada juga disampaikan Pengamat Kriminologi dan Hukum Pidana Umum Fakultas Hukum UMSU Nursarini Simatupang kepada Sumut Pos. “Perbuatan itu sangat kejam. Apa pelaku tidak berpikir, setelah perbuatannya dampak apa yang ditimbulkan kepada anak tersebut? Dampak yang dialami anak tersebut bisa berefek pada psikologisnya. Anak itu akan dihatui perbuatan pelaku dan dia akan mengalami trauma,” ungkapnya.
Karenanya, dia mendesak polisi agar secepatnya menangkap pelaku dan dihukum seadil-adilnya. Nursaini juga menyarankan kepada orangtua yang mempunyai anak agar selalu waspada, karena siapa yang bisa menjamin kalau anak kita tidak menjadi korban kejahatan. “Hindari anak kontak langsung dengan orang yang tidak dikenal maupun yang dikenal, jangan langsung percaya walaupun diiming-imingi apa pun,” pungkasnya.(mag-7)