26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pembangunan Integrasi Mebidang Dimulai dari Lapangan Merdeka, Siapkan Rp174 Miliar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kelanjutan integrasi pembangunan di kawasan Medan, Binjai, dan Deliserdang atau Mebidang kembali dibahas. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi yang memimpin pertemuan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (20/9), mengungkapkan bahwa pembangunan terintegrasi pada 2022 tersebut akan dimulai dari Lapangan Merdeka Medan.

RAPAT: Gubsu Edy Rahmayadi memimpin pertemuan soal kelanjutan integrasi pembangunan di kawasan Medan, Binjai, dan Deliserdang atau Mebidang di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (20/9).istimewa/sumutpos.

Menurut Gubsu Edy, roadmap atau peta jalan pembangunan infrastruktur yang dimulai dari titik nol (0) Kota Medan yang salah satunya Lapangan Merdeka, harus didukung serentak oleh Pemko Medan, Pemkab Deliserdang dan Pemko Binjai.

“Kita sama-sama mulai ini, masing-masing mulai dari daerahnya nanti jumpa di tengah. Artinya masing-masing memulai tapi sesuai dengan titik yang sesuai dengan roadmap,” ujarnya menjawab wartawan usai Rapat Sinergitas Pembangunan Infrastruktur Kota Medan Terintegrasi Dengan Wilayah Deli Serdang.

Gubsu menekankan, pembangunan infrastruktur terintegrasi menjadi prioritas mengingat hal ini menyangkut kepentingan masyarakat pada tiga daerah tersebut. “Di Jakarta sana wali kota diperintah gubernur. Tapi di sini tidak begitu, makanya ini harus kita kerjakan bersama-sama,” katanya.

Salah satu infrastruktur yang dibahas dalam rapat itu yakni pembangunan tol dalam kota dan jalur transportasi terintegrasi pada kawasan Mebidang termasuk pembangunan jembatan-jembatan penghubung.

Kata Edy, rapat ini juga sebagai tindak lanjut dari pembangunan ibu kota yang sempat terputus sejak akhir 2018. Sehingga di 2022 akan mulai dilakukan sesuai kewenangan masing-masing daerah. Berdasarkan keterangan Wali Kota Bobby Nasution soal rencana Lapangan Merdeka kepadanya, diakui Edy, nantinya akan dikosongkan dan dikhususkan untuk kebutuhan masyarakat serta dijadikan ruang terbuka non hijau (RTNH).

“Direncanakan lagi oleh wali kota di bawah (lapangan) itu ada basement (untuk parkir) dua tingkat. Itu kita support. Yang kedua, menjadikan itu boulevard (yang berada di Kesawan atau kota lama). Ada rumah-rumah heritage mau dijadikan tempat pariwisata,” ujarnya.

Selanjutnya, kata Edy, menindaklanjuti soal penataan sungai-sungai yang ada di Medan yang melintasi wilayah Deli Serdang maupun Kota Binjai. Program ini pun telah direncanakan dan sempat terputus sejak akhir 2018 dan 2019.

“Jadi sungai ini tidak bisa satu-satu. Harus dikerjai bersamaan antara Medan, Deliserdang, dan Binjai. Kemudian soal TPA (tempat pembuangan akhir sampah), ini pun sempat terputus. Tadi kita panggil dan bawa investornya ke sini, untuk bisa kita pastikan dan tindak lanjuti lalu dipelajari secara teknis,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, menegaskan akan mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka Medan sebagai warisan sejarah dan arena terbuka hijau. Adapun Merdeka Walk yang mengoperasikan bisnisnya di sana, akan dikosongkan.

Hal itu disampaikan Bobby pada Rapat Pembangunan Infrastruktur Medan, Binjai, dan Deli Serdang yang dipimpin Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (20/9).

Untuk penataan kawasan Lapangan Merdeka, dibutuhkan anggaran sekitar Rp174 miliar dan akan mulai dikerjakan pada tahun 2022. Kepala Bappeda Kota Medan, Benny Iskandar, lebih lanjut memaparkan konsep penataan itu.

Nantinya Lapangan Merdeka bebas dari aktivitas dagangan, jual beli. Kantor Polisi berikut lapak dagangan buku yang ada di sana, juga dikosongkan. Pohon tua sebagai bagian dari eksistensi sejarah, tetap dipertahankan.

Di area lapangan, akan didirikan pendopo dan pentas arena rakyat atau yang disebut Panggung Rakyat , yang konstruksinya terdiri dari bambu runcing raksasa dan atap tenda menyerupai layar perahu dan daun tembakau deli, yang juga mencirikan logo PSMS Medan.

Kemudian Tugu Proklamasi yang ada di sana tetap dipertahankan, dan dilengkapi dengan prasasti berisi tentang paparan informasi sejarah Lapangan Merdeka sebagai tempat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 9 Oktober 1945.

Lapagan Merdeka Medan juga menjadi transit hub transportasi publik. Kemudian Lapangan Merdeka akan dilengkapi dengan basement lantai 1 dan basement lantai 2 (di bawah lapangan).

Lalu akan dibuat jalur komersil (retail) di basement lantai 1, yang dinaungi kanopi 45 batang bambu runcing raksasa melambangkan tahun 1945. Di basement itu juga ada Museum Medan, Medan City Planning Gallery, dan Pusat UMKM. “Kemudian di basement lantai II, akan dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan,” ujar Benny Iskandar.

Benny Iskandar merinci estimasi biaya Rp174 miliar untuk penataan kawasan Lapangan Merdeka itu, adalah Rp20 miliar untuk panggung rakyat, basement lantai 1 Rp112 miliar dan basement lantai 2 Rp42 miliar.

“Mohon izin Pak Gubernur, telah kami usulkan Rp150 miliar ke provinsi untuk penataaan kawasan Lapangan Merdeka Medan ini untuk ditampung di tahun 2022,” ujar Benny Iskandar.

Dan Gubernur Edy Rahmayadi mendukung sepenuhnya penataan kawasan Lapangan Merdeka Medan itu. Bagi dirinya, banyak kenangan manis di sana dari kecil hingga saat ini.

Termasuk soal pembiayaannya, Gubernur Edy meminta Bappeda Sumut agar mengalokasikan anggaran Rp100 miliar di tahun 2022. “Hasmirizal, kau kasih 100 ya,” ujarnya kepada Plt Kepala Bappeda Sumut, Hasmirizal Lubis dalam rapat itu. Sekalipun dimintakan Kepala Bappeda Medan Benny Iskandar agar disupport Rp150 miliar, namun Gubsu hanya memberi Rp100 miliar. “Masih banyak lagi yang mau kita biayai. Sisanya kaulah ya Bob,” kata Edy kepada wali kota.(prn/mbo/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kelanjutan integrasi pembangunan di kawasan Medan, Binjai, dan Deliserdang atau Mebidang kembali dibahas. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi yang memimpin pertemuan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (20/9), mengungkapkan bahwa pembangunan terintegrasi pada 2022 tersebut akan dimulai dari Lapangan Merdeka Medan.

RAPAT: Gubsu Edy Rahmayadi memimpin pertemuan soal kelanjutan integrasi pembangunan di kawasan Medan, Binjai, dan Deliserdang atau Mebidang di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (20/9).istimewa/sumutpos.

Menurut Gubsu Edy, roadmap atau peta jalan pembangunan infrastruktur yang dimulai dari titik nol (0) Kota Medan yang salah satunya Lapangan Merdeka, harus didukung serentak oleh Pemko Medan, Pemkab Deliserdang dan Pemko Binjai.

“Kita sama-sama mulai ini, masing-masing mulai dari daerahnya nanti jumpa di tengah. Artinya masing-masing memulai tapi sesuai dengan titik yang sesuai dengan roadmap,” ujarnya menjawab wartawan usai Rapat Sinergitas Pembangunan Infrastruktur Kota Medan Terintegrasi Dengan Wilayah Deli Serdang.

Gubsu menekankan, pembangunan infrastruktur terintegrasi menjadi prioritas mengingat hal ini menyangkut kepentingan masyarakat pada tiga daerah tersebut. “Di Jakarta sana wali kota diperintah gubernur. Tapi di sini tidak begitu, makanya ini harus kita kerjakan bersama-sama,” katanya.

Salah satu infrastruktur yang dibahas dalam rapat itu yakni pembangunan tol dalam kota dan jalur transportasi terintegrasi pada kawasan Mebidang termasuk pembangunan jembatan-jembatan penghubung.

Kata Edy, rapat ini juga sebagai tindak lanjut dari pembangunan ibu kota yang sempat terputus sejak akhir 2018. Sehingga di 2022 akan mulai dilakukan sesuai kewenangan masing-masing daerah. Berdasarkan keterangan Wali Kota Bobby Nasution soal rencana Lapangan Merdeka kepadanya, diakui Edy, nantinya akan dikosongkan dan dikhususkan untuk kebutuhan masyarakat serta dijadikan ruang terbuka non hijau (RTNH).

“Direncanakan lagi oleh wali kota di bawah (lapangan) itu ada basement (untuk parkir) dua tingkat. Itu kita support. Yang kedua, menjadikan itu boulevard (yang berada di Kesawan atau kota lama). Ada rumah-rumah heritage mau dijadikan tempat pariwisata,” ujarnya.

Selanjutnya, kata Edy, menindaklanjuti soal penataan sungai-sungai yang ada di Medan yang melintasi wilayah Deli Serdang maupun Kota Binjai. Program ini pun telah direncanakan dan sempat terputus sejak akhir 2018 dan 2019.

“Jadi sungai ini tidak bisa satu-satu. Harus dikerjai bersamaan antara Medan, Deliserdang, dan Binjai. Kemudian soal TPA (tempat pembuangan akhir sampah), ini pun sempat terputus. Tadi kita panggil dan bawa investornya ke sini, untuk bisa kita pastikan dan tindak lanjuti lalu dipelajari secara teknis,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, menegaskan akan mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka Medan sebagai warisan sejarah dan arena terbuka hijau. Adapun Merdeka Walk yang mengoperasikan bisnisnya di sana, akan dikosongkan.

Hal itu disampaikan Bobby pada Rapat Pembangunan Infrastruktur Medan, Binjai, dan Deli Serdang yang dipimpin Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (20/9).

Untuk penataan kawasan Lapangan Merdeka, dibutuhkan anggaran sekitar Rp174 miliar dan akan mulai dikerjakan pada tahun 2022. Kepala Bappeda Kota Medan, Benny Iskandar, lebih lanjut memaparkan konsep penataan itu.

Nantinya Lapangan Merdeka bebas dari aktivitas dagangan, jual beli. Kantor Polisi berikut lapak dagangan buku yang ada di sana, juga dikosongkan. Pohon tua sebagai bagian dari eksistensi sejarah, tetap dipertahankan.

Di area lapangan, akan didirikan pendopo dan pentas arena rakyat atau yang disebut Panggung Rakyat , yang konstruksinya terdiri dari bambu runcing raksasa dan atap tenda menyerupai layar perahu dan daun tembakau deli, yang juga mencirikan logo PSMS Medan.

Kemudian Tugu Proklamasi yang ada di sana tetap dipertahankan, dan dilengkapi dengan prasasti berisi tentang paparan informasi sejarah Lapangan Merdeka sebagai tempat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 9 Oktober 1945.

Lapagan Merdeka Medan juga menjadi transit hub transportasi publik. Kemudian Lapangan Merdeka akan dilengkapi dengan basement lantai 1 dan basement lantai 2 (di bawah lapangan).

Lalu akan dibuat jalur komersil (retail) di basement lantai 1, yang dinaungi kanopi 45 batang bambu runcing raksasa melambangkan tahun 1945. Di basement itu juga ada Museum Medan, Medan City Planning Gallery, dan Pusat UMKM. “Kemudian di basement lantai II, akan dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan,” ujar Benny Iskandar.

Benny Iskandar merinci estimasi biaya Rp174 miliar untuk penataan kawasan Lapangan Merdeka itu, adalah Rp20 miliar untuk panggung rakyat, basement lantai 1 Rp112 miliar dan basement lantai 2 Rp42 miliar.

“Mohon izin Pak Gubernur, telah kami usulkan Rp150 miliar ke provinsi untuk penataaan kawasan Lapangan Merdeka Medan ini untuk ditampung di tahun 2022,” ujar Benny Iskandar.

Dan Gubernur Edy Rahmayadi mendukung sepenuhnya penataan kawasan Lapangan Merdeka Medan itu. Bagi dirinya, banyak kenangan manis di sana dari kecil hingga saat ini.

Termasuk soal pembiayaannya, Gubernur Edy meminta Bappeda Sumut agar mengalokasikan anggaran Rp100 miliar di tahun 2022. “Hasmirizal, kau kasih 100 ya,” ujarnya kepada Plt Kepala Bappeda Sumut, Hasmirizal Lubis dalam rapat itu. Sekalipun dimintakan Kepala Bappeda Medan Benny Iskandar agar disupport Rp150 miliar, namun Gubsu hanya memberi Rp100 miliar. “Masih banyak lagi yang mau kita biayai. Sisanya kaulah ya Bob,” kata Edy kepada wali kota.(prn/mbo/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/