MEDAN, SUMUTPOS.CO -Majelis Ulama Indonesia menilai orientasi dakwah yang dilakukan khatib / da’i jangan hanya sebatas perbaikan kualitas keimanan, saja melainkan pengembangan dan pemberdayaan umat secara menyeluruh.
Hal itu diungkapkan pengurus MUI Sumatera Utara Asren Nasution di sela acara “Dialog Dan Konsolidasi Da’I Tentang Materi Khutbah/Ceramah Ekonomi Islam MUI Sumut” di Hotel Madani, Rabu (20/12).
“Masjid jangan hanya dijadikan sebagai tempat kegiatan ibadah, melainkan sebagai pusat dakwah dan aktivitas sosial maupun ekonomi umat Islam,” ujar Asren Nasution didampingi Ketua Panitia Sahira Zandi.
Dalam hal ini, lanjutnya, khatib ataupun da’i jangan hanya memandang komunitas ataupun jamaah sebagai objek pasif penerima pelayanan, melainkan sebuah komunitas yang memiliki beragam potensi dan kemampuan yang dapat diberdayakan.
“Kegiatan pemberdayaan dapat dilakukan melalui pendampingan. Di sinilah khatib ataupun da’i berkecimpung dengan memberikan motivasi, meningkatan kesadaran, membina aspek pengetahuan dan sikap meningkatkan kemampuan, memobilisasi sumber produktif dan mengembangkan kegiatan ekonomi maupun aktifitas dakwah,” terangnya.
Adapun yang dilakukan MUI saat ini, lanjutnya, adalah langkah yang strategis dalam membangun perekonomian umat dan salah satu faktor didalam meningkatkan kualitas umat Islam. “Karena faktor-faktor yang melemahkan umat adalah kemiskinan, pengangguran, kesehatan, dan pendidikan inilah yang menjadi PR bagi MUI,” lanjutnya.
“Khatib / da’i merupakan orang yang langsung bersentuhan dengan umat, sehingga tidak hanya sebagai pembimbing Tauhid dan Akhlak namun juga sebagai trainer pengembangan ekonomi umat,” terang Asren kembali.
Pemberdayaan umat ini, lanjut Asren, tidak hanya penting bagi masyarakat, namun juga pemerintah. Selain untuk mengurangi angka pengangguran yang begitu besar, juga meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara.