Evaluasi Program Kerja 2011-2012, Susun Program 2012-2013
MEDAN-Dua agenda besar dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) tengah dan akan berlangsung di Convention Hall Hotel Danau Toba Internasional (HDTI) di Jalan Imam Bonjol No 17, Medan. Acara pertama, konvensi atau pertemuan para pendeta GPIB mulai Selasa, 21 Februari hingga Kamis 23 Februari dan Sinode Tahunan dari 23-25 Februari mendatang.
Menurut Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB, Pdt Adriaan Pitoy, yang ditemui di Convention Hall HDTI Selasa (21/2) siang, setelah ibadah pembukaan sekitar pukul 13.00 WIB, agenda konven hari pertama diisi laporan ketua umum panitia dan majelis sinode. Setelah itu akan ada pertemuan dua sesi, membahas Arahan Strategis, Teologis tentang tema oleh majelis sinode dan Spiritualitas Melayani.
Ditambahkan Ketua I Majelis Sinode (MS) GPIB, Pdt M Tetelepta, kegiatan ini mengambil tema: Kepemimpinan yang Membangun Masyarakat. “Berangkat dari tema, pemimpin dan jemaat terbeban dan berkoordinasi menemukan cara mengayomi dan membangun masyarakat Indonesia 2013,” papar pendeta berdarah Ambon ini saat ditemui di sela-sela registrasi peserta di lobbi HDTI.
Sedangkan agenda persidangan Sinode tahunan GPIB 2012 diantaranya untuk mengevaluasi pelaksanaan program 2011-2012 dan penyusunan program kerja anggaran 2012-2013. “Kegiatan ini sekaligus mejadi persiapan pemilihan pemimpin jemaat (penatua-penatua),” ujar M Tetelepta menjelaskan.
Dalam pertemuan kali ini, setidaknya 451 pendeta dari keseluruhan 508 pendeta GPIB diharapkan hadir. Para pendeta ini tersebar dan melayani di 25 provinsi di Indonesia.
Dari amatan di Convention Hall, ratusan peserta Konven dan Sinode, ratusan peserta tampak antusias mengikuti kegiatan. Sejumlah Ketua II Majelis Sinode, Pdt Poltak Halomoan Sitorus, juga terlihat sibuk mempersiapkan diri.
Di dan Lobbi HDTI, panitia lokal berseragam batik melayani peserta yang menregistrasi kehadiran. Sejumlah pendeta tampak mengantre di meja panitia. “Pendeta juga harus antre lho,” ujar seorang pendeta wanita yang minta namanya tidak ditulis. “Minta pendapat dari beliau saja ya, jangan saya,” ujar pendeta itu sambil menunjuk ke arah Pdt M Tetelepta.
Sementara, sejumlah petugas keamanan dari pihak gereja, internal hotel dan dari Polresta Medan tampak berjaga. Meski tidak terlihat mencolok, keberadaan petugas keamanan dari kepolisian mudah diketahui. Apalagi, di parkiran juga tampak dua inut truk polisi dari Mapolresta Medan. “Pengunjung yang tidak dilengkapi badge dilarang masuk, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.,” ujar petugas keamanan. Menurut petugas itu, sejumlah intel juga membantu mengamankan lokasi, mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. (tms)