Meninggal 2.247, Sembuh 18.189
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Penyebaran virus corona semakin meluas. Data menunjukkan, hingga Jumat (21/2) pagi, tercatat 76.204 kasus terkonfirmasi, 2.247 orang meninggal dan 18.189 orang sembuh. Meningkatnya jumlah pasien yang sembuh, dinilai berkat penggunaan obat anti-malaria.
Hingga kemarin, China masih menjadi negara dengan jumlah korban terinfeksi terbanyak dengan total sekitar 75 ribu kasus.
Jepang menjadi negara kedua yang memiliki kasus virus corona terbanyak setelah China. Di Jepang terdapat 717 kasus virus corona. Ratusan kasus itu termasuk 634 orang yang dinyatakan positif corona di atas kapal pesiar Diamond Princess yang sempat dikarantina di perairan Yokohama. Dari 600 lebih orang yang positif virus corona dua di antaranya dinyatakan meninggal pada Kamis dua hari lalu.
Diamond Princess mengangkut lebih dari 3.700 orang yang terdiri dari 2.666 penumpang dan 1.045 awak kapal yang berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Italia, Kanada, Korea Selatan, Hong Kong, hingga Indonesia.
Sekitar 500 penumpang kapal pesiar itu telah meninggalkan kapal pada Rabu (19/2) usai menjalani karantina selama 14 hari. Mereka diperbolehkan keluar kapal setelah menjalani tes dan dinyatakan negatif corona.
Dari ratusan orang di kapal pesiar yang terjangkit virus, empat di antaranya merupakan warga negara Indonesia. Mereka merupakan bagian dari 78 WNI yang menjadi kru kapal pesiar
Setelah Jepang, Korea Selatan menjadi salahsatu negara dengan jumlah korban terbanyak di luar China. Pada Jumat (21/2) dikonfirmasi kasus positif virus corona menjadi 204 orang. Dua di antaranya meninggal.
Dikutip dari kantor berita Yonhap, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan, ada 100 kasus baru virus corona pada Jumat sore.
Sementara itu, negara-negara lainnya yang sudah terjangkiti virus corona adalah: Taiwan, Hong Kong dan Makau (masuk China), Singapura, Thailand, Malaysia, Australia, Jerman, Vietnam, Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Uni Emirat Arab, Italia, Iran, Filipina, India, Inggris, Rusia, Nepal, Kamboja, Belgia, Spanyol, Finlandia, Swedia, Mesir dan Sri Lanka.
Namun kasus kesembuhan dari virus corona juga terus meningkat. Selain di China, 15 pemulihan terjadi di Thailand, 18 pemulihan di Jepang, 34 pemulihan di Singapura, 10 pemulihan di Australia, dua di Chicago, Amerika Serikat, satu di Seattle, AS, 15 di Malaysia, 12 di Jerman dan 16 di Korea Selatan.
Selain itu, delapan di Inggris, tujuh di Vietnam, empat di Prancis, empat di Uni Emirat Arab, tiga di India, dua di Rusia, dua di Spanyol, satu di Belgia, satu di Kamboja, satu di Kanada, satu di Finlandia, satu di Filipina, satu di Sri Lanka, satu di Nepal, satu di kapal pesiar Diamond Princess.
Vaksin Malaria Efektif
Hampir sebulan setelah merebaknya virus corona, para ahli kesehatan kesehatan China mengumumkan bahwa mereka telah menemukan metode yang efektif untuk mengobati virus corona. Dokter China mengatakan, obat antimalaria Chloroquine Phosphate ditemukan memiliki efek penyembuhan pada virus corona.
Ternyata, obat tersebut sudah lazim dipakai di Indonesia sebagai vaksin malaria. Di Indonesia, chloroquine phosphate biasa dipakai untuk vaksin malaria, yang dikonsumsi 1-2 minggu sebelum bepergian ke “kawasan malaria”, sampai 4 minggu setelah pulang dari sana. Malaria sendiri merupakan penyakit endemis di Indonesia.
Dilansir dari Xinhua, Sun Yanrong selaku Wakil Kepala Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Cina, dalam konferensi mengatakan para ilmuwan “dengan suara bulat” menyarankan obat tersebut dapat dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan, dan diterapkan dalam uji coba klinis yang lebih luas sesegera mungkin.
Sun juga menambahkan bahwa chloroquine phosphate telah diuji coba secara klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, Provinsi Guangdong Tiongkok Selatan, dan Provinsi Hunan di Tiongkok Tengah.
Hasil uji klinis menunjukkan chloroquine phosphate memiliki tingkat kemanjuran yang cukup baik. Beberapa tanda kondisi pasien yang membaik di antaranya berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru-paru, dan persentasi pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.
“Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih,” ucap Sun pada Xinhua.
Sun mencontohkan seorang pria berusia 54 tahun yang terjangkit virus corona di Beijing. Setelah minum obat selama seminggu, semua indikatornya membaik dan asam nukleat menjadi negatif.
Sejauh ini tidak ada efek samping merugikan dari obat tersebut, yang telah diberikan ke lebih dari 100 pasien terdaftar dalam uji klinis.
Wakil Direktur Biro Administrasi Medis Komisi Kesehatan Nasional (NHC) Guo Yanhong menyebut, lebih dari 10.000 pasien telah dirawat dan dipulangkan dari rumah sakit.
Dikutip dari Reuters, obat anti-malaria Chloroquine Phosphate sedang diuji di 10 rumah sakit di China pada lebih dari 100 pasien. Hasil awal menunjukkan setidaknya memiliki beberapa manfaat pada pasien dengan pneumonia.
Virus corona mulai merebak sejak akhir 2019 di Kota Wuhan. Diduga virus itu berasal dari hewan kemudian menular kepada manusia. Virus itu kemudian menyebar ke penjuru negeri dan bahkan lintas negara.
Meski kasus corona dan korban meninggal terus meningkat, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh juga terus bertambah. Hingga kini sebanyak lebih dari 11 ribu pasien virus corona dinyatakan sembuh. (kps/bbs/net)