MEDAN-Puluhan pengungsi muslim Rohingya berunjuk rasa di depan kantor United Nations High Comisioner for Refugees (UNHCR) di Jalan Babura Lama, Kecamatan Medan Baru, Kamis (21/3). Mereka menuntut kepastian serta suaka atas hidup mereka yang terkatung-katung. Dengan membawa poster dan spanduk bertuliskan tuntutan, aksi yang juga diikuti belasan anak-anak muslim Rohingya itu berjalan damai dengan dikawal polisi Sektor Medan Baru.
Massa menyebut kalau mereka telah didiskriminasi oleh pihak UNHCR. Sebab, mereka mengaku sudah 4 tahun tinggal di camp pengungsian di kawasan Pasar III Padang Bulan, namun belum seorang pun dari mereka yang dikirim atau diberangkatkan ke negara ketiga yang bersedia menerima kehadiran mereka sebagai warga negara. Sedangkan ada pengungsi yang baru 1 tahun berada di pengungsian, sudah diberangkatkan ke negara ketiga.
“Pengungsi dari Afganistan, Srilanka dan Iran yang baru setahun di pengungsian sudah diberangkatkan. Kami tidak memilih negara yang mau menerima, apa itu New Zeland, Amerika ataupun Autralia, akan tetap kami terima. Terpenting saat ini, kami mendapat swaka hidup karena kami juga berhak untuk masa depan kami yang lebih baik, “ ungkap salah seorang pendemo, Muhammad Alam.
Satu jam menggelar aksi, tidak seorang pun perwakilan UNHCR datang menemui pendemo. Meski demikian, suasana tetap berjalan damai dengan dikawal Kapolsek Medan Baru Kompol J Calvijn Simanjuntak. Kapolsek membawa 3 orang perwakilan pendemo masuk ke dalam kantor dan bertemu pihak UNHCR. Tapi sayangnya, upaya itu tetap belum dapat memberi kepastian bagi pendemo karena tidak seorangpun pihak UNHCR yang berkompeten dapat ditemui.
“Perwakilan pendemo tadi sudah berhasil berkomunikasi via telepon dengan pihak UNHCR. Kesepakatan yang mereka dapat, kalau pihak UNHCR akan datang ke camp pengungsian dan memberi penjelasan serta kepastian atas tuntutan mereka. Untuk itu, kita meminta agar pendemo segera meninggalkan lokasi karena mereka juga berdemo, belum memiliki izin, “ ungkap Calvijn pada Sumut Pos.
Massa sempat tidak terima dengan keputusan yang dibicarakan via telepon itu. Sebab, perwakilan UNHCR bernama Ardi seperti yang disebut massa, kerap berjanji dan tidak pernah ada realisasi. Setelah kembali mendapat penjelasan dari pihak Imigrasi, akhirnya massa bersedia meninggalkan lokasi demo dan menuju Bandara Polonia untuk melakukan dialog dan mediasi dengan pihak UNHCR yang nantinya akan difasilitasi pihak Imigrasi.
“Kita belum bisa bertemu pihak UNHCR karena mereka sedang pergi ke Belawan. Kita tidak bisa intervensi pihak PBB ini makanya kita harus menunggu. Saat ini kita akan coba bawa pengungsi ke Polonia dan selanjutnya kita hubungi pihak UNHCR untuk datang dan melakukan dialog. Sejauh ini, kita sudah berikan yang terbaik pada mereka selama berada di pengungsian, “ ungkap Andi Syahputra, perwakilan Imigrasi. (mag-10)