25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kathryn Siap Berkotor-kotor Tanam Bibit Mangrove

Foto: Dame Ambarita/SUMUTPOS.CO Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, MENANAM bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan. Penanaman dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.
Foto: Dame Ambarita/SUMUTPOS.CO
Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, menanam bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan. Penanaman dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.

SICANANG, SUMUTPOS.CO – “Saya siap berkotor-kotor menanam bibit mangrove,” seru Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, penuh semangat sebelum memulai aksi penanaman bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan, dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.

Lengkap dengan sepatu botnya, Kathryn pun melangkah turun memasuki lahan tambak, sembari membawa bibit mangrove di tangannya.

Sayang, usai menanam satu bibit mangrove, panitia setempat mengarahkannya untuk naik ke darat. “Ini hanya areal percontohan. Bibit selanjutnya akan ditanam di tambak yang letaknya jauh dari sini,” kata Oka Muktar Munthe, panitia penanaman.

Kathryn yang masih ingin menanam bibit mangrove berikutnya, terpaksa naik ke darat dengan ekspresi ’apa boleh buat’,. Kepada SUMUTPOS.CO dia berkata, sangat ingin menanam lebih banyak lagi bibit mangrove ke lokasi tambak. ”Saya mau menanam semua bibit itu,” katanya sambil menunjuk deretan bibit mangrove yang tersedia.

Menurut Oka Munthe, bibit yang disediakan untuk memperingati Hari Bumi di Belawan, hanya 100 batang. ”Harga bibit Rp2.000 per batang. Bibit mangrove sudah mulai dibudidaya di Belawan, setelah sebelumnya selalu didatangkan dari Aceh,” ungkapnya.

Selain Kathryn, penanaman bibit mangrove secara simbolis juga dilakukan oleh Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sumut, Rosna Siregar, Ketua KTNA Sumut Taty Habib Nasution, Ketua DPC WAPI Medan, Lisa, dan Ketua Umum Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Hj. Rahmawati Sofyan Raz, dan unsur pengurus IWAPI lainnya.

Dikatakan Kathryn, keterlibatannya dalam penanaman bibit mangrove lebih sebagai proyek pribadi. ”Hari Bumi memiliki arti khusus buat Amerika. Di mana, manusia adalah tamu di bumi, dan manusia bertugas menjaga bumi. Namun kehadiran saya di sini lebih sebagai sukarelawan untuk pelestarian lingkungan, bukan program pemerintah AS. Saya ingin berbagi visi yang sama untuk pelestarian alam dan rantai makanan,” sebutnya.

”Untuk itu, saya sudah siap berkotor-kotor,” katanya bersemangat.

Menurutnya, pelestarian hutan mangrove di Indonesia telah menjadi program berkelanjutan, dan didikung oleh pemerintah AS dengan mengivestasikan berbagai bantuan di berbagai lokasi. ”Mari melakukan aksi pelestarian alam,” katanya.

Foto: Dame Ambarita/SUMUTPOS.CO Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, pengurus IWAPI Sumut dan Medan, pengurus KTNA Sumut,  Kadistanla Medan, foto bersama usai menanam bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan. Penanaman dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.
Foto: Dame Ambarita/SUMUTPOS.CO
Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, pengurus IWAPI Sumut dan Medan, pengurus KTNA Sumut, Kadistanla Medan, foto bersama usai menanam bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan. Penanaman dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.

Menurut Kadistanla Medan, Ahyar, saat ini sudah ada 250 hektare lahan tambak yang teritegasi sebagai lahan mangrove di Belawan. ”Semua berkat dukungan tokoh pelestari mangrove, Pak Syahdan, yang sudah 30 tahun berkiprah di Belawan,” katanya.

Di bawah kelompok Petani Tambak Peduli Kelurahan Sicanang, tambak ditanami mangrove, sekaligus sebagai sumber makanan laut. ”Selama 30 tahun melakukan penghijauan, Pak Syahdan dan kelompoknya sudah menghijaukan hampir 500 hektare,” jelasnya. Atas karyanya itu, Syahdan menjadi menerima Kalpataru tahun 2013.

Ketua KTNA Sumut Taty Habib Nasution, dalam sambutannya mengatakan, saat ini Belawan sudah mulai digerakkan menjadi pusat pembibitan mangrove. ”Dulu kita harus mendatangkan bibit dari luar daerah, khususnya dari Aceh. Sekarang, Belawan sudah bisa membibitkan sendiri,” cetusnya.

Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sumut, Rosna Siregar, mengatakan, IWAPI akan mendatangkan pelatih-pelatih untuk membina warga Belawan, bagaimana cara memanfaatkan hutan mangrove untuk kesejahteraan warga.

”Selain itu, kita juga mendukung Belawan menjadi daerah tujuan wisata, seperti agrowisata dan wisata kuliner laut,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Hj. Rahmawati Sofyan Raz, menyumbangkan puluhan bibit tanaman Matoa yang berasal dari Papua, untuk ditanam warga di Sicanang. Matoa adalah pohon yang buahnya mirip klengkeng, daging dalamnya mirip rambutan, rasanua sedikit mirip durian. (NET)

Foto: Dame Ambarita/SUMUTPOS.CO Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, MENANAM bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan. Penanaman dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.
Foto: Dame Ambarita/SUMUTPOS.CO
Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, menanam bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan. Penanaman dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.

SICANANG, SUMUTPOS.CO – “Saya siap berkotor-kotor menanam bibit mangrove,” seru Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, penuh semangat sebelum memulai aksi penanaman bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan, dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.

Lengkap dengan sepatu botnya, Kathryn pun melangkah turun memasuki lahan tambak, sembari membawa bibit mangrove di tangannya.

Sayang, usai menanam satu bibit mangrove, panitia setempat mengarahkannya untuk naik ke darat. “Ini hanya areal percontohan. Bibit selanjutnya akan ditanam di tambak yang letaknya jauh dari sini,” kata Oka Muktar Munthe, panitia penanaman.

Kathryn yang masih ingin menanam bibit mangrove berikutnya, terpaksa naik ke darat dengan ekspresi ’apa boleh buat’,. Kepada SUMUTPOS.CO dia berkata, sangat ingin menanam lebih banyak lagi bibit mangrove ke lokasi tambak. ”Saya mau menanam semua bibit itu,” katanya sambil menunjuk deretan bibit mangrove yang tersedia.

Menurut Oka Munthe, bibit yang disediakan untuk memperingati Hari Bumi di Belawan, hanya 100 batang. ”Harga bibit Rp2.000 per batang. Bibit mangrove sudah mulai dibudidaya di Belawan, setelah sebelumnya selalu didatangkan dari Aceh,” ungkapnya.

Selain Kathryn, penanaman bibit mangrove secara simbolis juga dilakukan oleh Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sumut, Rosna Siregar, Ketua KTNA Sumut Taty Habib Nasution, Ketua DPC WAPI Medan, Lisa, dan Ketua Umum Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Hj. Rahmawati Sofyan Raz, dan unsur pengurus IWAPI lainnya.

Dikatakan Kathryn, keterlibatannya dalam penanaman bibit mangrove lebih sebagai proyek pribadi. ”Hari Bumi memiliki arti khusus buat Amerika. Di mana, manusia adalah tamu di bumi, dan manusia bertugas menjaga bumi. Namun kehadiran saya di sini lebih sebagai sukarelawan untuk pelestarian lingkungan, bukan program pemerintah AS. Saya ingin berbagi visi yang sama untuk pelestarian alam dan rantai makanan,” sebutnya.

”Untuk itu, saya sudah siap berkotor-kotor,” katanya bersemangat.

Menurutnya, pelestarian hutan mangrove di Indonesia telah menjadi program berkelanjutan, dan didikung oleh pemerintah AS dengan mengivestasikan berbagai bantuan di berbagai lokasi. ”Mari melakukan aksi pelestarian alam,” katanya.

Foto: Dame Ambarita/SUMUTPOS.CO Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, pengurus IWAPI Sumut dan Medan, pengurus KTNA Sumut,  Kadistanla Medan, foto bersama usai menanam bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan. Penanaman dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.
Foto: Dame Ambarita/SUMUTPOS.CO
Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kathryn Crockart, pengurus IWAPI Sumut dan Medan, pengurus KTNA Sumut, Kadistanla Medan, foto bersama usai menanam bibit mangrove di Lingkungan 20 Kampung Sentosa, Kelurahan Sicanang, Belawan. Penanaman dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, Selasa 22 April 2014 pagi.

Menurut Kadistanla Medan, Ahyar, saat ini sudah ada 250 hektare lahan tambak yang teritegasi sebagai lahan mangrove di Belawan. ”Semua berkat dukungan tokoh pelestari mangrove, Pak Syahdan, yang sudah 30 tahun berkiprah di Belawan,” katanya.

Di bawah kelompok Petani Tambak Peduli Kelurahan Sicanang, tambak ditanami mangrove, sekaligus sebagai sumber makanan laut. ”Selama 30 tahun melakukan penghijauan, Pak Syahdan dan kelompoknya sudah menghijaukan hampir 500 hektare,” jelasnya. Atas karyanya itu, Syahdan menjadi menerima Kalpataru tahun 2013.

Ketua KTNA Sumut Taty Habib Nasution, dalam sambutannya mengatakan, saat ini Belawan sudah mulai digerakkan menjadi pusat pembibitan mangrove. ”Dulu kita harus mendatangkan bibit dari luar daerah, khususnya dari Aceh. Sekarang, Belawan sudah bisa membibitkan sendiri,” cetusnya.

Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sumut, Rosna Siregar, mengatakan, IWAPI akan mendatangkan pelatih-pelatih untuk membina warga Belawan, bagaimana cara memanfaatkan hutan mangrove untuk kesejahteraan warga.

”Selain itu, kita juga mendukung Belawan menjadi daerah tujuan wisata, seperti agrowisata dan wisata kuliner laut,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Hj. Rahmawati Sofyan Raz, menyumbangkan puluhan bibit tanaman Matoa yang berasal dari Papua, untuk ditanam warga di Sicanang. Matoa adalah pohon yang buahnya mirip klengkeng, daging dalamnya mirip rambutan, rasanua sedikit mirip durian. (NET)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/