MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 18 dari 26 guru yang mengajar di SMP Negeri 44 Medan Jalan Chaidir, Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan menuntut agar kepala sekolah mereka segera dimutasi.
Selain dinilai arogan, sang kepala sekolah juga dituduh sering melakukan pemecatan terhadap guru, dan tata usaha. Kondisi itu menyebabkan para guru resah sehingga merasa tidak nyaman lagi mengajar di SMP Negeri 44.
Demikian terungkap saat pertemuan 5 orang perwakilan guru SMP Negeri 44 dengan Kadis Pendidikan Kota Medan Drs H Marasuran Siregar MPd didampingi Sekretarisnya Drs Ramlan Tarigan di Balai Kota Medan, Rabu (21/8). Jika kepala sekolah tidak segera dimutasi, mereka sepakat untuk pindah dari SMP Negeri 44.
Sebelum bertemu dengan Kadis Pendidikan, kelima orang guru diantaranya Vetronella Namolaita, Meliana Nasution, Suriani Situmorang dan Hasmidah lebih dulu mengadukan persoalan yang mereka alami kepada sejumlah wartawan di Bagian Humasy Setda Kota Medan. Mereka mengakusejak Asmiati menjabat sebagai Kasek SMP Negeri 44, proses belajar mengajar tidak kondusif.
Dalam pertemuan dengan Kadis Pendidikan, Vetronella Namolaita mengaku saat ini dirinya merasa tidak nyaman lagi mengajar di SMP Negeri 44 sejak kepemimpinan Asmiati. Meski keluhan ini telah disampaikan namun tidak ada tindakan yang jelas dari Dinas Pendidikan Kota Medan. Untuk itu guru pindahan dari Ambon ini minta persoalan di SMP Negeri 44 segera dituntaskan.
Ungkapan hampir senada disampaikan Meliana Nasution. Sebagai guru yang sudah lama mengajar di SMP Negeri 44, dia mengatakan tidak pernah sekalipun kasek bersikap seperti Asmiatai saat ini. Kondisi itu membuatnya merasa tertekan dan tidak tahan lagi untuk mengajar di SMP negeri 44. “Jadi kami minta kasek segera dimutasi!” tegas Meliana.
Kemudian Suriani Situmorang juga menyampaikan keluhan terkait kepemimpinan Asmiati. Selain bersikap arogan, kasek juga minta murid untuk membuat surat angket berisikan nama dua guru yang tidak disukai. Tindakan itu dinilainya tidak pantas dilakukan oleh seorang kepala sekolah. Sudah itu setiap kali berpapasan dengan guru, kasek tak mau menegur ataupun menyapa. Karena itulah dia maupun guru-guru yang lain merasa tidak bisa bekerjasama lagi dengan kepala sekolah.
Pernyataan Suriani dikuatkan Hasmidah lagi. Dia minta kasek segera dimutasi, sebab proses belajar mengajar di SMP Negeri 44 saat ini tidak kondusif. “Dengan sikap kasek yang seperti itu, bagaimana kami para guru bisa nyaman mengajar. Kami tidak ingin para murid menjadi korban. Untuk itu kami minta kasek sehera dimutasi!” ungkap Hasmidah.
Ditambahkannya lagi, sikap kasek membuat para guru di SMP Negeri 44 telah membuat surat pernyataan agar kasek mereka segera dimutasi. Dari 26 guru yang mengajar di tempat itu, 18 orang dinataranya telah menandatangani surat pernyataan menuntut agar kasek segera dimutasi. “Apabila kasek tidak diganti, maka kami yang akan pindah dari SMP Negeri 44,” teriak kelima guru serempak.
Menanggapi keluhan kelima guru tersebut, Kadis Pendidikan Kota Medan Drs H Marasutan Siregar MPd didampingi Sekretarisnya Drs Ramlan Tarigan dan Kabid Pra Pendidikan Dasar Drs Syahrial, berjanji akan segera menuntaskan apa yang menjadi keluhan para guru. Dia mengaku persoalan di SMP Negeri 44 sudah bertingkat-tingkat, satu diselesaikan muncul persoalan baru. Kondisi itu membuat dirinya sudah berulangkali datang untuk menyelsaikan masalah.
“Jadi tolong beri kesempatan kepada kami untuk menelusuri persoalan ini, saya berjanji segera menyelesaikannya. Untuk itu saya minta kepada ibu-ibu guru untuk mengajar kembali seperti biasa. Rabu (28/5), saya akan datang ke SMP Negeri 44 sehingga kita bisa bicara langsung dengan kepala sekolah. Saya tidak mau hanya menerima pengaduan sepihak. Saya ini bekas guru, jadi saya tahu apa yang ibu-ibu rasakan saat ini. Yang pasti saya tidak berpihak kepada siapapun,” jelas Marasutan. (rel)