Bagi seorang anak, tak ada hal lain yang menyenangkan selain membuat bangga orangtua. Begitu juga dengan Fitra Febriana, yang memperoleh peringkat 9 nasional dalam ujian nasional (UN) 2014. Bahkan untuk kategori SMA IPA wilayah Sumatera, siswi berusia 17 tahun ini berperingkat paling atas dengan nilai 57,20.
PRAN HASIBUAN, Medan
Fitra Febriana mencatatkan angka tertinggi Ujian Nasional tingkat SMA dari Sumatera Utara Siswi SMA Negeri 1 Medan ini mengungguli Christine dari SMA Swasta Djuwita Medan dengan nilai 56,95, Sri Wulan Astuti (SMA Negeri 2 Medan, 56,80), David Tangi (SMA Swasta Sutomo 1 Medan, 56,65) dan Dewi Sartika (SMA Swasta Sutomo 2 Medan, 56,60).
Saat ditemui Sumut Pos, Selasa (20/5) siang sebelum pengumuman hasil UN di sekolahnya, Jalan Teuku Cik Ditiro Medan, siswi berparas cantik itu terlihat sumringgah. Didampingi ibunya, Hj Sri Ayu Ningsih, Fitra dengan santai menjawab awak media yang mengerumuninya. Fitra mengatakan, tidak ada metode khusus yang ia lakukan untuk belajar. Bahkan saat berada di rumah, waktu yang banyak ia pergunakan hanya untuk beristirahat. “Aku cenderung manfaatkan waktu belajar sebaik-baiknya saat di sekolah. Di rumah tidak begitu sering belajar, hanya banyak santai dan istirahat saja,” katanya.
Setali tiga uang dengan nilai UN yang diraihnya di sekolah, Fitra juga berhasil duduk di urutan teratas dengan nilai 57,20. Atas prestasi membanggakan itu, ia lantas mempersembahkan untuk kedua orangtua terutama kepada mamanya. “Tentunya sangat senang bisa membuat mama bangga. Ini kupersembahkan untuknya,” ujar cewek kelahiran Laras, 28 Februari 1997 itu. Dia mengaku bahwa ibundanya setiap hari mendukung apa yang ia lakukan. Bahkan, saat les dan ke sekolah, selalu diantar oleh ibunya. “Jadi mama itu selalu dampingi aku. Antar aku les dan juga ke sekolah,” ungkap siswi kelas IX IPA 1 itu.
Usai lulus SMA dengan torehan fantastis, cewek berusia 17 tahun ini kini siap menatap masa depan lebih baik. Setelah lulus SMA akan melanjutkan studi ke Pulau Jawa. Ya, Institut Teknologi Bandung (ITB) akan menjadi destinasi pendidikan berikutnya. “Aku tertarik di bidang arsitektur. Makanya aku pilih ITB dan itu melalui jalur undangan,” ungkapnya.
Dia optimis mampu masuk ke ITB meski cukup ketat penyeleksian maupun penjaringan di kampus tersebut. “Tentunya aku yakin bisa lulus. Kalaupun tidak aku lanjut melalui jalur SBMPTN,” imbuh putrid dari pasangan Hj Sri Ayu dan Ir H Nasrul tersebut.
Di tempat yang sama, Hj Sri Ayu, ibunda Fitri mengatakan semangat kasih sayang dan selalu memenuhi gizi anaknya merupakan cara dia memberikan perhatian terhadap buah hatinya. Menurut dia, urusan pendidikan merupakan prioritas bagi keluarganya. “Pokoknya selalu menomorsatukan pendidikan anak. Dua orang kakaknya juga sudah berhasil. Jadi apapun pilihan Fitra pasti selalu kami dukung,” katanya.
Sederet prestasi yang ditorehkan putri bungsunya ini ternyata tak membuat Sri Ayu jumawa. Ia hanya berharap agar putrinya dapat menjadi anak yang soleha, meski mampu menunjukkan prestasi di bidang akademik. “Harapan saya dia jadi anak yang soleha. Itu sudah cukup,” ujarnya.
Selain membuat keluarga dan orangtuanya bangga, prestasi ini tentu membuat pihak sekolah bahagia. Pasalnya bagi Smansa (julukan SMAN 1 Medan) ini merupakan kali pertama peserta didiknya masuk 10 besar tingkat nasional. “Ini sejarah buat Smansa. Prestasi gemilang yang ditorehkan Fitra telah membuat kami semua di sini bangga. Biasanya kami hanya mampu menembus besar saja,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana, Ismiati.
Kata dia, prestasi Fitra tersebut merupakan hasil dari upaya dan kerja kerasnya selama ini. Apalagi dalam berbagai try out dan hasil rapor sekolah, Fitra selalu menjadi yang terdepan di antara peserta didik lainnya. Dia berharap, dengan prestasi Fitra ini dapat memotivasi dan melecut adik kelasnya pada tahun mendatang.
Sebelumnya, Kepala SMAN 1 Medan, Ahmad Siregar mengucap rasa syukur atas prestasi gemilang siswinya tersebut. “Pertama sekali kita sampaikan puji syukur mungkin berkat izinnya mampu meraih prestasi ini,” katanya.
Hasil ini menurut dia berkat kerja keras serta kerja sama antara guru, siswa dan orangtua, di mana sejak jauh hari telah mempersiapkan beragam latihan seperti try out guna menghadapi UN. “Ke depan ini harus kita pertahankan dan tingkatkan lagi. Semoga keberhasilan Fitra ini menular kepada anak didik kita yang lain,” imbuhnya.
Lebih jauh dia mengatakan kalau pada tahun ini, Smansa berhasil meraih 100 persen tingkat kelulusan. “Siswa kita berjumlah 359. Dan alhamdulillah semuanya lulus UN,” sebutnya. Untuk itu, ia mengajak untuk ber sama-sama kita mengali potensi yang ada. “Tanpa kerja keras dan kerja sama yang baik saya pikir prestasi gemilang ini sulit terwujud. Bagi Fitra, saat ini sedang diproses dari jalur undangan dan menunggu pengumuman tanggal 27 Mei,” tandasnya. (tom)