30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Alat Canggih Tak Mampu Deteksi Kedalaman Danau Toba

Triadi Wibowo/Sumut Pos
Petugas Basarnas usai pencarian korban kapal Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba di Dermaga Tiga Ras, Kamis (21/6)

TIGARAS, SUMUTPOS.CO – Selama lima hari, ratusan Tim SAR gabungan dikerahkan mencari korban dan bangkai kapal kayu KM Sinar Bangun. Bahkan pada hari kelima, Jumat (22/6), tim telah menurunkan dua alat canggih plus penyelam andal, untuk mencari posisi badan kapal yang tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6) lalu. Namun posisi kapal belum juga ditemukan.

Dua alat canggih yang diturunkan kemarin adalah Multibeam Echosounder dan Side Scan Sinar. Namun, ke dua alat itu ternyata belum mampu mendeteksi bangkai kapal dan korban. Alat tersebut dipasangkan di unit kapal kayu yang tergabung di dalam Tim SAR Gabungan.

Multibeam Echosounder merupakan alat yang dapat mendeteksi hingga kedalaman 500 meter, sedangkan Side Scan Sonar untuk mendeteksi kedalaman air.

Danlantamal I Belawan Laksamada Pertama TNI Ali Triswanto mengaku alat tersebut tak mampu mendeteksi hingga kedalaman 600 meter. Katanya, gelombang sensor akustik yang ada di dalam alat tak mampu menampilkan kontur dasar danau.

“Kita tadi sampai kedalaman 600. Gelombang sensor akustik kita ternyata sudah tidak mampu menampilkan kontur dasar danau. Karena kedalaman danau ternyata melebihi 600 meter,” katanya usai turun dari kapal pendeteksi tersebut.

Sebelumnya, tim telah menurunkan 10 penyelam andal dari Jakarta. Namun, tetap belum mendapatkan tanda-tanda.

Kepala Basarnas Pusat Letjend M Syaugi, dalam konferensi pers Jumat (22/6)  juga mengatakan, pencarian korban dengan titik koordinat yang diduga tempat tenggelamnya KM Sinar Bangun, ternyata melebihi batas jarak yang diperkirakan.

“Sampai hari ini, korban belum bisa ditemukan karena kedalaman Danau Toba melebihi 300 meter. Di peta kedalaman air mencapai 500-550 meter, sehingga harus dibantu oleh TNI AL dan diberikan bantuan alat Multibeam Side Scan Sonar. Tapi peralatan milik angkatan laut ini hanya punya jangkauan hingga 600 meter. Mendekati lokasi yang diduga tenggelamnya KM Sinar Bangun, alat Multibeam Side Scan Sonar sudah tidak bisa mendeteksi lagi. Artinya kedalaman Danau Toba melebihi 600 meter,” katanya. (bbs/mea)

Triadi Wibowo/Sumut Pos
Petugas Basarnas usai pencarian korban kapal Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba di Dermaga Tiga Ras, Kamis (21/6)

TIGARAS, SUMUTPOS.CO – Selama lima hari, ratusan Tim SAR gabungan dikerahkan mencari korban dan bangkai kapal kayu KM Sinar Bangun. Bahkan pada hari kelima, Jumat (22/6), tim telah menurunkan dua alat canggih plus penyelam andal, untuk mencari posisi badan kapal yang tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6) lalu. Namun posisi kapal belum juga ditemukan.

Dua alat canggih yang diturunkan kemarin adalah Multibeam Echosounder dan Side Scan Sinar. Namun, ke dua alat itu ternyata belum mampu mendeteksi bangkai kapal dan korban. Alat tersebut dipasangkan di unit kapal kayu yang tergabung di dalam Tim SAR Gabungan.

Multibeam Echosounder merupakan alat yang dapat mendeteksi hingga kedalaman 500 meter, sedangkan Side Scan Sonar untuk mendeteksi kedalaman air.

Danlantamal I Belawan Laksamada Pertama TNI Ali Triswanto mengaku alat tersebut tak mampu mendeteksi hingga kedalaman 600 meter. Katanya, gelombang sensor akustik yang ada di dalam alat tak mampu menampilkan kontur dasar danau.

“Kita tadi sampai kedalaman 600. Gelombang sensor akustik kita ternyata sudah tidak mampu menampilkan kontur dasar danau. Karena kedalaman danau ternyata melebihi 600 meter,” katanya usai turun dari kapal pendeteksi tersebut.

Sebelumnya, tim telah menurunkan 10 penyelam andal dari Jakarta. Namun, tetap belum mendapatkan tanda-tanda.

Kepala Basarnas Pusat Letjend M Syaugi, dalam konferensi pers Jumat (22/6)  juga mengatakan, pencarian korban dengan titik koordinat yang diduga tempat tenggelamnya KM Sinar Bangun, ternyata melebihi batas jarak yang diperkirakan.

“Sampai hari ini, korban belum bisa ditemukan karena kedalaman Danau Toba melebihi 300 meter. Di peta kedalaman air mencapai 500-550 meter, sehingga harus dibantu oleh TNI AL dan diberikan bantuan alat Multibeam Side Scan Sonar. Tapi peralatan milik angkatan laut ini hanya punya jangkauan hingga 600 meter. Mendekati lokasi yang diduga tenggelamnya KM Sinar Bangun, alat Multibeam Side Scan Sonar sudah tidak bisa mendeteksi lagi. Artinya kedalaman Danau Toba melebihi 600 meter,” katanya. (bbs/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/