26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Demi Masa Depan Cemerlang, Pertamina Menginspirasi Anak Korban Kekerasan

Foto: Bagus Syahputra/Sumut Pos
POTONG PITA: Unit Manager Communication Relations & CSR MOR I, Muhammad Roby Hervindo‎ dan Wali Kota Tebing Tinggi, ‎Umar Zanaidi motong pita tanda resmi beroperasinya rumah aman P2TP2A di Kota Tebing Tinggi‎.

Tingginya angka kekerasan terhadap anak dan prempuan di Sumut ini, menjadi perhatian khusus PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I. Dengan kepedulian tersebut, Pertamina membangun Rumah Aman Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tebingtinggi di Jalan Ahmad Bilal, Kota Tebingtinggi.

——————————-————-

Bagus Syahputra, Tebingtinggi

——–———————————–

Rumah aman yang didirikan pertama kali di kota ini, tidak lepas dari kerja sama dilakukan Pertamina dengan Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi. Dengan membawa misi kemanusian, Pertamina siap menghapus ‎luka, tebar kebahagiaamn dan motivasi bagi anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual.

Rumah aman ini merupakan bantuan diberikan PT Pertamina MOR I melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan melakukan renovasi gedung P2TP2A Kota Tebing‎, yang sebelumnya bangunan itu adalah Puskesmas. Pertamina juga membantu dan menyerahkan fasilitas rumah aman. Dengan total keseluruhan sekitar Rp 300 juta.

Rumah aman tersebut, diresmikan langsung oleh Unit Manager Communication Relations & CSR MOR I, Muhammad Roby Hervindo‎ ‎dan Wali Kota Tebingtinggi, ‎Umar Zanaidi pada hari Kamis (15/8) kemarin. Dengan peresmian tersebut, rumah aman siap mengasuh, memberikan konseling hingga motivasi terhadap anak korban KDRT dan kekerasan seksual.

“Ini menjadi satu isu sosial, sekarang menjadi perhatian kita ya. Emang secara angka terus terjadi dan naik. Kemudian cukup memprihatinkan,” ungkap Roby kepada wartawan, usai meresmikan rumah aman di Kota Tebing Tinggi.

Melalui rumah aman ini, Pertamina menghapus luka para anak korban KDRT dan kekerasan seksual menjadi anak gembira dan riang kembali dengan menjalankan program trauma healing dan konseling hingga melindungi secara advokasi.

“Kepedulian pertamina dalam bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi. Ini juga menjadi salah perhatian kita juga. Ke depannya, dengan kerja sama dengan Pemda maupun pihak-pihak lain. Sama-sama mencari solusi untuk masalah (anak korban KDRT dan kekerasan seksual) ini,” jelas Roby.

Di rumah aman ini, Pertamina juga menebar kebahagiaan dengan menurunkan para pekerja atau karyawan dan relawan untuk belajar hingga bermain. Dengan itu, tampak keceriaan anak-anak terpancar dari raut wajah mereka‎. Hal ini, merupakan gerakan Move On dilakukan tim Pertamina MOR I.

‎Roby menjelaskan Pertamina juga memberikan motivasi kepada anak-anak tersebut, agar menjadi anak rajin, berprestasi hingga memiliki masa depan yang cemerlang. Jadinya, kenangan gelap terhapus sudah dengan apa dilakukan Pertamina saat ini kepada mereka.

“Karena kita akan mengembalikan motivasi anak-anak ini menjadi anak-anak percaya dan memiliki masa depan positif‎ bersama kawan-kawan pekerja juga melakukan kegiatan dengan relawa. Membuka kelas insparasi dan motivasi. Kawan-kawan bercerita bagaimana bekerja dengan baik itu. Bisa membuat mereka semakin semangat lagi untuk mencapai cita,” tutur Roby.

Kenapa Pertamina ‎memilih Kota Tebing Tinggi?

Roby menjelaskan di daerah ini masih saja terdapat kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak.”Kasus-kasus KDRT ini banyak terjadi di wilayah-wilayah pinggiran. Termasuk Tebing Tinggi, kalau di Kota Medan daerah Belawan. Ini menjadi fokus utama kami juga,” jelas Roby.

Ia mengungkapkan Pertamina tidak sampai di sini saja akan membantu dan tetap melanjuti program‎ tersebut. Dengan ini, memberikan dampak baik dan perubahan positif bagi anak menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.

“Ke depannya, kita berlanjutkan bagaimana operasional rumah aman nantinya. Ke depannya tidak tutup kemungkinan kerja sama lebih lanjut, program ini menjadi program berkelanjutan. Tidak sekedar memberikan bantuan sarana. Namun ada program berkelanjutan kedepannya. Bagaimana trauma hilangnya dan bagaimana mengembalikan motivasinya,” sebut Roby.

Foto: Bagus Syahputra/Sumut Pos
SAMBUTAN: Unit Manager Communication Relations & CSR MOR I, Muhammad Roby Hervindo‎ ‎saat memberikan kata sambutan pada peresmian rumah aman P2TP2A di Kota Tebing Tinggi‎.

Dengan keberadaan rumah aman dari Pertamina, Roby mengharapkan dapat menekan dan cepat ditanggulangi terhadap anak menjadi korban tersebut. “Harapan kita ke depannya, sedikit mengurangi masalah sosial ini, tidak saja menangani pasca kejadian. Tapi, rumah aman kita arahkan sifatnya preventif dengan mencegah sebelum terjadi kekerasan terhadap anak dan prempuan,” ujar Roby.

Kemudian, Pertamina akan memberikan bantuan kepada pelaku UMKM di Kota Tebing Tinggi. Hal ini, bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah ini ke depannya. Roby menambah ada potensi harus dikembangkan dengan baik di sektor UMKM itu.

“Apalagi, Kota Tebing Tinggi tengah maju UMKMnya, kita juga fokus itu. Tahun ini kita mempunyai anggaran Rp 16 miliar disalurkan kepada mitra binaan. Bisa jadi salah satu potensi pengembangan ini,” tandas Roby.

Pantauan Sumut Pos, di Rumah Aman P2TP2A Kota Tebing Tinggi‎ terlihat kebahagiaan dan wajah gembira anak-anak di rumah tersebut, saat karyawan Pertamina dan Relawan mengajak mereka bermain, bercerita, menggambar dan menulis.

Berdasarkan data diperoleh Sumut Pos di‎ rumah aman ini, terdapat 16 kasus ditangani dengan perincian, yakni 11 kasus pelecehan seksual dan 5 kasus fisik‎ (kekerasan). Ada sebagian sudah kembali kepada keluarganya dan ada juga masih menjalani sejumlah program pemulihan di rumah aman tersebut.

“Ya Om (wartawan)‎, di sini banyak ibu-ibu yang baik dan suka cerita,” ucap gadis kecil, yang identitasnya bukan untuk dipublikasi di media.

Dalam kegembiraan mereka, para karyawan Pertamina dan Relawan bermain game dan menggambar. Dengan hasil yang baik, anak-anak mendapatkan hadiah berupa buku tulis hingga coklat. Kondisi kusam pun, terkikis sudah di rumah aman ini.

“Senanglah Om, ada ‎ibu mau berbagi buku dan coklat. Ini aku dapat coklat dikasih ibu itu,” celoteh polos bocah dengan wajah gembira sambil menunjukkan coklat dan buku tulis di tangannya.

Wali Kota Tebing Tinggi, ‎Umar Zanaidi ‎mengungkapkan rasa terima kasih apa yang diberikan Pertamina untuk daerah ia pimpin dengan mendirikan rumah aman pertama di kota ini.

“Ini rumah aman pertama dimiliki Pemko Tebing Tinggi atas bantuan dari Pertamina. Kita saya bersyukur terhadap PT Pertamina yang peduli dengan anak-anak. Ini sebelumnya, puskesmas kita ubah menjadi rumah aman. Dengan ini, perlu kita syukur dan terus perlu dikerjasamakan dengan PT Pertamina,” ungkap Umar.

Umar menjelaskan kondisi kekerasan dan pelecehan seks‎ual di Kota Tebing Tinggi sangat memprihatinkan. Di mana setiap bulannya ditemukan 4-5 kasus. Hal ini membuat Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi menggandeng Pertamina untuk menekan kasus KDRT dan pelecehan seksual melibat anak-anak menjadi korban.

“Pemulihan secara psikologis dilakukan, ketakutan dan traumatis perlu dihilangkan. Sampai saat ini, bulan Juli 2019 lebih kurang 27 kasus yang ada. Ini menunjukkan kita harus bersiap menghadapi ini,” jelas orang nomor satu di Pemko Tebing Tinggi.

Ia menilai tidak semua tempat aman bagi anak, seperti keluarga, lingkungan sekitar maupun sekolah. Dengan itu, perlu ada tempat betul-betul aman, yakni rumah aman, yang didirikan Pertamina saat ini. Hal ini menunjukan kepedulian terhadap kondisi anak saat ini.

“Kita sudah melakukan penyuluhan dan sosialisasi. Tapi hal-hal seperti ini kerap terjadi. Untuk menekan kekerasan, kita lakukan itu dengan agama. Kita ada Jumat keliling‎, kita ada pengajian Alquran dan sekolah minggu untuk anak-anak kita Nasrani,” jelas Wali Kota Tebingtinggi.

Ia mengimbau kepada keluarga atau masyarakat harus mampu melindung anak-anaknya dari segala bentuk‎ kekerasan hingga pelecehan seksual. Begitu juga, Pemko Tebing Tinggi bersama Polri dan Jaksa bekerja sama juga untuk menindak dengan tegas bentuk kekerasan dialami anak-anak tersebut.

“Kita imbau rumah itu paling aman untuk anak-anak. Tapi, bagaimana menempati rumah itu aman, tergantung kepada orang tuanya itu sendiri. Menjadikan rumah itu sebagai surganya anak-anak, tempat baik istri,” pungkasnya.

Berdasarkan data ‎Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat kekerasan ‎dalam rumah tangga (KDRT), dialami perempuan dan anak pada tahun 2018 berjumlah  406.178 kasus, naik 16,5% dibanding laporan pada 2017 sejumlah 392.610 kasus.

Kemudian data dari Lembaga ‎Perlindungan anak (LPA) Provinsi Sumut dihimpun Sumut Pos, menyebutkan berjumlah kekerasan terhadap anak sebanyak 15.296 kasus di Indonesia tahun 2018, lalu. Sedangkan, di Provinsi Sumut terdapat 975 kasus pada tahun tersebut. Angka ini, menunjukkan peningkatkan setiap tahunnya.

‎Psikolog, Rahmadani Hidayatin mengapresiasi yang dilakukan Pertamina MOR I bekerja sama dengan Pemko Tebing Tinggi mendirikan rumah aman. Karena, akan memberikan perlindungan bagi anak dan perempuan menjadi korban kekerasan tersebut.

‎Rahmadani menjelaskan untuk kekerasan tidak selalu dalam bentuk fisik. Bisa saja kekerasan dialami Prempuan, terutama bagi anak dalam bentuk psikologis, seksual hingga pelantaran. Hal ini, terus ada gerakan positif untuk menekan kekerasan terhadap prempuan dan anak.

Rahmadani menjelaskan orang tua dan keluarga harus menjadi benteng utama sebagai pelindung anak untuk menghindari segala bentuk kekerasan yang bisa terjadi, dengan menerap pola asuh yang baik dan positif bagi tumbuh kembang anak dalam sehari-harinya.

“Pola asuh semacam ini menimbulkan potensi kekerasan pada anak. Ketika misalnya, anak tidak melakukan sesuai keinginan orang tua, maka ia akan dikenakan hukuman,” jelas Rahmadani.

Ia menjelaskan Pertamina hadir di tengah ‎masyarakat bukan semata-mata untuk mengembangkan bisnis. Namun, kehadiran perusahaan plat merah itu untuk ikut serta menyelesaikan permasalah yang ada dan dihadapi masyarakat seperti Rumah Aman ini sebagai bentuk kepedulian Pertamina kepada rakyatnya.

‎”Saya mengapresiasi kepada Pertamina, apa dilakukan saat ini dengan membangun rumah aman sebagai bentuk kepedulian Pertamina terhadap masalah terjadi ditengah masyarakat,” pungkasnya.(gus)

Foto: Bagus Syahputra/Sumut Pos
POTONG PITA: Unit Manager Communication Relations & CSR MOR I, Muhammad Roby Hervindo‎ dan Wali Kota Tebing Tinggi, ‎Umar Zanaidi motong pita tanda resmi beroperasinya rumah aman P2TP2A di Kota Tebing Tinggi‎.

Tingginya angka kekerasan terhadap anak dan prempuan di Sumut ini, menjadi perhatian khusus PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I. Dengan kepedulian tersebut, Pertamina membangun Rumah Aman Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tebingtinggi di Jalan Ahmad Bilal, Kota Tebingtinggi.

——————————-————-

Bagus Syahputra, Tebingtinggi

——–———————————–

Rumah aman yang didirikan pertama kali di kota ini, tidak lepas dari kerja sama dilakukan Pertamina dengan Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi. Dengan membawa misi kemanusian, Pertamina siap menghapus ‎luka, tebar kebahagiaamn dan motivasi bagi anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual.

Rumah aman ini merupakan bantuan diberikan PT Pertamina MOR I melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan melakukan renovasi gedung P2TP2A Kota Tebing‎, yang sebelumnya bangunan itu adalah Puskesmas. Pertamina juga membantu dan menyerahkan fasilitas rumah aman. Dengan total keseluruhan sekitar Rp 300 juta.

Rumah aman tersebut, diresmikan langsung oleh Unit Manager Communication Relations & CSR MOR I, Muhammad Roby Hervindo‎ ‎dan Wali Kota Tebingtinggi, ‎Umar Zanaidi pada hari Kamis (15/8) kemarin. Dengan peresmian tersebut, rumah aman siap mengasuh, memberikan konseling hingga motivasi terhadap anak korban KDRT dan kekerasan seksual.

“Ini menjadi satu isu sosial, sekarang menjadi perhatian kita ya. Emang secara angka terus terjadi dan naik. Kemudian cukup memprihatinkan,” ungkap Roby kepada wartawan, usai meresmikan rumah aman di Kota Tebing Tinggi.

Melalui rumah aman ini, Pertamina menghapus luka para anak korban KDRT dan kekerasan seksual menjadi anak gembira dan riang kembali dengan menjalankan program trauma healing dan konseling hingga melindungi secara advokasi.

“Kepedulian pertamina dalam bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi. Ini juga menjadi salah perhatian kita juga. Ke depannya, dengan kerja sama dengan Pemda maupun pihak-pihak lain. Sama-sama mencari solusi untuk masalah (anak korban KDRT dan kekerasan seksual) ini,” jelas Roby.

Di rumah aman ini, Pertamina juga menebar kebahagiaan dengan menurunkan para pekerja atau karyawan dan relawan untuk belajar hingga bermain. Dengan itu, tampak keceriaan anak-anak terpancar dari raut wajah mereka‎. Hal ini, merupakan gerakan Move On dilakukan tim Pertamina MOR I.

‎Roby menjelaskan Pertamina juga memberikan motivasi kepada anak-anak tersebut, agar menjadi anak rajin, berprestasi hingga memiliki masa depan yang cemerlang. Jadinya, kenangan gelap terhapus sudah dengan apa dilakukan Pertamina saat ini kepada mereka.

“Karena kita akan mengembalikan motivasi anak-anak ini menjadi anak-anak percaya dan memiliki masa depan positif‎ bersama kawan-kawan pekerja juga melakukan kegiatan dengan relawa. Membuka kelas insparasi dan motivasi. Kawan-kawan bercerita bagaimana bekerja dengan baik itu. Bisa membuat mereka semakin semangat lagi untuk mencapai cita,” tutur Roby.

Kenapa Pertamina ‎memilih Kota Tebing Tinggi?

Roby menjelaskan di daerah ini masih saja terdapat kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak.”Kasus-kasus KDRT ini banyak terjadi di wilayah-wilayah pinggiran. Termasuk Tebing Tinggi, kalau di Kota Medan daerah Belawan. Ini menjadi fokus utama kami juga,” jelas Roby.

Ia mengungkapkan Pertamina tidak sampai di sini saja akan membantu dan tetap melanjuti program‎ tersebut. Dengan ini, memberikan dampak baik dan perubahan positif bagi anak menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.

“Ke depannya, kita berlanjutkan bagaimana operasional rumah aman nantinya. Ke depannya tidak tutup kemungkinan kerja sama lebih lanjut, program ini menjadi program berkelanjutan. Tidak sekedar memberikan bantuan sarana. Namun ada program berkelanjutan kedepannya. Bagaimana trauma hilangnya dan bagaimana mengembalikan motivasinya,” sebut Roby.

Foto: Bagus Syahputra/Sumut Pos
SAMBUTAN: Unit Manager Communication Relations & CSR MOR I, Muhammad Roby Hervindo‎ ‎saat memberikan kata sambutan pada peresmian rumah aman P2TP2A di Kota Tebing Tinggi‎.

Dengan keberadaan rumah aman dari Pertamina, Roby mengharapkan dapat menekan dan cepat ditanggulangi terhadap anak menjadi korban tersebut. “Harapan kita ke depannya, sedikit mengurangi masalah sosial ini, tidak saja menangani pasca kejadian. Tapi, rumah aman kita arahkan sifatnya preventif dengan mencegah sebelum terjadi kekerasan terhadap anak dan prempuan,” ujar Roby.

Kemudian, Pertamina akan memberikan bantuan kepada pelaku UMKM di Kota Tebing Tinggi. Hal ini, bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah ini ke depannya. Roby menambah ada potensi harus dikembangkan dengan baik di sektor UMKM itu.

“Apalagi, Kota Tebing Tinggi tengah maju UMKMnya, kita juga fokus itu. Tahun ini kita mempunyai anggaran Rp 16 miliar disalurkan kepada mitra binaan. Bisa jadi salah satu potensi pengembangan ini,” tandas Roby.

Pantauan Sumut Pos, di Rumah Aman P2TP2A Kota Tebing Tinggi‎ terlihat kebahagiaan dan wajah gembira anak-anak di rumah tersebut, saat karyawan Pertamina dan Relawan mengajak mereka bermain, bercerita, menggambar dan menulis.

Berdasarkan data diperoleh Sumut Pos di‎ rumah aman ini, terdapat 16 kasus ditangani dengan perincian, yakni 11 kasus pelecehan seksual dan 5 kasus fisik‎ (kekerasan). Ada sebagian sudah kembali kepada keluarganya dan ada juga masih menjalani sejumlah program pemulihan di rumah aman tersebut.

“Ya Om (wartawan)‎, di sini banyak ibu-ibu yang baik dan suka cerita,” ucap gadis kecil, yang identitasnya bukan untuk dipublikasi di media.

Dalam kegembiraan mereka, para karyawan Pertamina dan Relawan bermain game dan menggambar. Dengan hasil yang baik, anak-anak mendapatkan hadiah berupa buku tulis hingga coklat. Kondisi kusam pun, terkikis sudah di rumah aman ini.

“Senanglah Om, ada ‎ibu mau berbagi buku dan coklat. Ini aku dapat coklat dikasih ibu itu,” celoteh polos bocah dengan wajah gembira sambil menunjukkan coklat dan buku tulis di tangannya.

Wali Kota Tebing Tinggi, ‎Umar Zanaidi ‎mengungkapkan rasa terima kasih apa yang diberikan Pertamina untuk daerah ia pimpin dengan mendirikan rumah aman pertama di kota ini.

“Ini rumah aman pertama dimiliki Pemko Tebing Tinggi atas bantuan dari Pertamina. Kita saya bersyukur terhadap PT Pertamina yang peduli dengan anak-anak. Ini sebelumnya, puskesmas kita ubah menjadi rumah aman. Dengan ini, perlu kita syukur dan terus perlu dikerjasamakan dengan PT Pertamina,” ungkap Umar.

Umar menjelaskan kondisi kekerasan dan pelecehan seks‎ual di Kota Tebing Tinggi sangat memprihatinkan. Di mana setiap bulannya ditemukan 4-5 kasus. Hal ini membuat Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi menggandeng Pertamina untuk menekan kasus KDRT dan pelecehan seksual melibat anak-anak menjadi korban.

“Pemulihan secara psikologis dilakukan, ketakutan dan traumatis perlu dihilangkan. Sampai saat ini, bulan Juli 2019 lebih kurang 27 kasus yang ada. Ini menunjukkan kita harus bersiap menghadapi ini,” jelas orang nomor satu di Pemko Tebing Tinggi.

Ia menilai tidak semua tempat aman bagi anak, seperti keluarga, lingkungan sekitar maupun sekolah. Dengan itu, perlu ada tempat betul-betul aman, yakni rumah aman, yang didirikan Pertamina saat ini. Hal ini menunjukan kepedulian terhadap kondisi anak saat ini.

“Kita sudah melakukan penyuluhan dan sosialisasi. Tapi hal-hal seperti ini kerap terjadi. Untuk menekan kekerasan, kita lakukan itu dengan agama. Kita ada Jumat keliling‎, kita ada pengajian Alquran dan sekolah minggu untuk anak-anak kita Nasrani,” jelas Wali Kota Tebingtinggi.

Ia mengimbau kepada keluarga atau masyarakat harus mampu melindung anak-anaknya dari segala bentuk‎ kekerasan hingga pelecehan seksual. Begitu juga, Pemko Tebing Tinggi bersama Polri dan Jaksa bekerja sama juga untuk menindak dengan tegas bentuk kekerasan dialami anak-anak tersebut.

“Kita imbau rumah itu paling aman untuk anak-anak. Tapi, bagaimana menempati rumah itu aman, tergantung kepada orang tuanya itu sendiri. Menjadikan rumah itu sebagai surganya anak-anak, tempat baik istri,” pungkasnya.

Berdasarkan data ‎Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat kekerasan ‎dalam rumah tangga (KDRT), dialami perempuan dan anak pada tahun 2018 berjumlah  406.178 kasus, naik 16,5% dibanding laporan pada 2017 sejumlah 392.610 kasus.

Kemudian data dari Lembaga ‎Perlindungan anak (LPA) Provinsi Sumut dihimpun Sumut Pos, menyebutkan berjumlah kekerasan terhadap anak sebanyak 15.296 kasus di Indonesia tahun 2018, lalu. Sedangkan, di Provinsi Sumut terdapat 975 kasus pada tahun tersebut. Angka ini, menunjukkan peningkatkan setiap tahunnya.

‎Psikolog, Rahmadani Hidayatin mengapresiasi yang dilakukan Pertamina MOR I bekerja sama dengan Pemko Tebing Tinggi mendirikan rumah aman. Karena, akan memberikan perlindungan bagi anak dan perempuan menjadi korban kekerasan tersebut.

‎Rahmadani menjelaskan untuk kekerasan tidak selalu dalam bentuk fisik. Bisa saja kekerasan dialami Prempuan, terutama bagi anak dalam bentuk psikologis, seksual hingga pelantaran. Hal ini, terus ada gerakan positif untuk menekan kekerasan terhadap prempuan dan anak.

Rahmadani menjelaskan orang tua dan keluarga harus menjadi benteng utama sebagai pelindung anak untuk menghindari segala bentuk kekerasan yang bisa terjadi, dengan menerap pola asuh yang baik dan positif bagi tumbuh kembang anak dalam sehari-harinya.

“Pola asuh semacam ini menimbulkan potensi kekerasan pada anak. Ketika misalnya, anak tidak melakukan sesuai keinginan orang tua, maka ia akan dikenakan hukuman,” jelas Rahmadani.

Ia menjelaskan Pertamina hadir di tengah ‎masyarakat bukan semata-mata untuk mengembangkan bisnis. Namun, kehadiran perusahaan plat merah itu untuk ikut serta menyelesaikan permasalah yang ada dan dihadapi masyarakat seperti Rumah Aman ini sebagai bentuk kepedulian Pertamina kepada rakyatnya.

‎”Saya mengapresiasi kepada Pertamina, apa dilakukan saat ini dengan membangun rumah aman sebagai bentuk kepedulian Pertamina terhadap masalah terjadi ditengah masyarakat,” pungkasnya.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/