30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tembok Bandara Kualanamu Dijebol

Foto: Manahan/PM Warga sekitar bandara menarik tali untuk merubuhkan tembok pengamanan bandara Kualanamu, Sumut, Minggu (21/9).
Foto: Manahan/PM
Warga sekitar bandara menarik tali untuk merubuhkan tembok pengamanan bandara Kualanamu, Sumut, Minggu (21/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa yang bisa menurunkan imej Kualanamu Internasional Airport terjadi kemarin. Puluhan warga menjebol 4 kolom tembok pengamanan bandara tersebut. Pihak PT AP II pun tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, jika tidak dijebol, warga sekitar rawan terendam banjir.

Adalah sungai di Perkebunan Ramunia dan Desa Ramunia II Kecamatan Pantailabu yang tak bisa menampung air hujan lagi. Hujan yang turun deras Sabtu (20/9) malam menyebabkan sungai itu meluap hingga ketinggian 2 meter. Warga panik. Satu-satunya cara agar pemukiman tak terendam, tembok pembatas bandara setinggi 2,4 meter harus dirubuhkan. Keadaan inipun semakin diperparah akibat kanal yang menjadi penampungan air sungai untuk selanjutnya dialirkan ke laut yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II tidak kunjung selesai. Sedangkan saluran air sementara yang dibuat PT AP II tidak mampu menampung dan mengalirkan air sungai yang meluap. Akibatnya air pun mulai menggenangi rumah warga sekitar bantaran sungai. Puncaknya terjadi sekira pukul 06.00 WIB kemarin, sungai meluap hingga setinggi sekira 2 meter.

Maka, puluhan warga dari dua desa tersebut, Minggu (21/9), langsung melakukan langkah darurat itu. Tanpa komando warga pun langsung melompat ke sungai yang sudah meluap dan berarus deras itu. Kepala Desa Ramunia II, Suparno, pun tidak ketinggalan. Warga berenang ke arah tembok pembatas bandara yang berjarak beberapa meter dari beteng sungai. Saat berada di dekat tembok warga pun mengikatkan tali tambang ke besi pondasi tembok. Setelah memastikan tali terikat kuat, puluhan warga lainnya menarik tali itu dengan sekuat tenaga. Seketika tembok pun berhasil dirubuhkan dan air sungai yang meluap mengalir ke sungai yang berada di dalam kawasan bandara.

Aksi warga menjebol tembok pembatas bandara itu dikawal ketat puluhan petugas gabungan yangterdiri dari petugas AVSEC, petugas keamanan pos 8 yang berjarak sekira 500 meter dari lokasi, petugas Polsek Beringin, serta TNI.

“Warga takut air sungai yang meluap akan membanjiri rumah sehingga warga pun nekat dan secara spontan merubuhkan tembok pembatas bandara,” ungkap Kabulan (45), warga setempat.

Menurut Kabulan, aksi warga tidak akan terjadi jika kanal yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II sudah selesai. “jika kanal sudah selesai dibangun maka air sungai tidak akan meluap karena dapat langsung dialirkan ke laut,” ungkapnya.

Kepala Desa Perkebunan Ramunia, Prasojo yang ditemui di lokasi mengungkapkan bahwa proyek pembangunan kanal sudah dimulai sejak 2 tahun lalu namun karena terkendala biaya ganti rugi maka pembangunannya berhenti. “Proyek pembangunan kanal berhenti sejak sekira 8 bulan ynag lalu akibat terkendala ganti rugi lahan,” ungkapnya.

Prasojo mengaku aksi warga menjebol tembok tersebut sudah berkoordinasi dengan pihak PT AP II. Terpisah Camat pantai Labu , Drs Ayub, mengungkapkan bahwa aksi warga merubuhkan tembok itu spontan dan tanpa izinnya. Hal ini mengingat keadaana mendesak. “Seharusnya kanal sudah selesai dibangun sehingga warga tidak khawatir terjadi banjir ,” ungkapnya.

Sementara itu Kapolsek Beringin AKP Iwan Kurnianto SH didampingi Kanit Reskrim Ipda Suyadi mengungkapkan bahwa kehadiran dia dan anggotanya di lokasi hanya bersifat mengamankan aksi. “Kita hanya mengamankan aksi saja sehingga warga tidak melakukan tindakan anarkis mengingat bandara merupakan objek vital,” ungkapnya. (car-1/smg/ram/rbb)

Foto: Manahan/PM Warga sekitar bandara menarik tali untuk merubuhkan tembok pengamanan bandara Kualanamu, Sumut, Minggu (21/9).
Foto: Manahan/PM
Warga sekitar bandara menarik tali untuk merubuhkan tembok pengamanan bandara Kualanamu, Sumut, Minggu (21/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa yang bisa menurunkan imej Kualanamu Internasional Airport terjadi kemarin. Puluhan warga menjebol 4 kolom tembok pengamanan bandara tersebut. Pihak PT AP II pun tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, jika tidak dijebol, warga sekitar rawan terendam banjir.

Adalah sungai di Perkebunan Ramunia dan Desa Ramunia II Kecamatan Pantailabu yang tak bisa menampung air hujan lagi. Hujan yang turun deras Sabtu (20/9) malam menyebabkan sungai itu meluap hingga ketinggian 2 meter. Warga panik. Satu-satunya cara agar pemukiman tak terendam, tembok pembatas bandara setinggi 2,4 meter harus dirubuhkan. Keadaan inipun semakin diperparah akibat kanal yang menjadi penampungan air sungai untuk selanjutnya dialirkan ke laut yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II tidak kunjung selesai. Sedangkan saluran air sementara yang dibuat PT AP II tidak mampu menampung dan mengalirkan air sungai yang meluap. Akibatnya air pun mulai menggenangi rumah warga sekitar bantaran sungai. Puncaknya terjadi sekira pukul 06.00 WIB kemarin, sungai meluap hingga setinggi sekira 2 meter.

Maka, puluhan warga dari dua desa tersebut, Minggu (21/9), langsung melakukan langkah darurat itu. Tanpa komando warga pun langsung melompat ke sungai yang sudah meluap dan berarus deras itu. Kepala Desa Ramunia II, Suparno, pun tidak ketinggalan. Warga berenang ke arah tembok pembatas bandara yang berjarak beberapa meter dari beteng sungai. Saat berada di dekat tembok warga pun mengikatkan tali tambang ke besi pondasi tembok. Setelah memastikan tali terikat kuat, puluhan warga lainnya menarik tali itu dengan sekuat tenaga. Seketika tembok pun berhasil dirubuhkan dan air sungai yang meluap mengalir ke sungai yang berada di dalam kawasan bandara.

Aksi warga menjebol tembok pembatas bandara itu dikawal ketat puluhan petugas gabungan yangterdiri dari petugas AVSEC, petugas keamanan pos 8 yang berjarak sekira 500 meter dari lokasi, petugas Polsek Beringin, serta TNI.

“Warga takut air sungai yang meluap akan membanjiri rumah sehingga warga pun nekat dan secara spontan merubuhkan tembok pembatas bandara,” ungkap Kabulan (45), warga setempat.

Menurut Kabulan, aksi warga tidak akan terjadi jika kanal yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II sudah selesai. “jika kanal sudah selesai dibangun maka air sungai tidak akan meluap karena dapat langsung dialirkan ke laut,” ungkapnya.

Kepala Desa Perkebunan Ramunia, Prasojo yang ditemui di lokasi mengungkapkan bahwa proyek pembangunan kanal sudah dimulai sejak 2 tahun lalu namun karena terkendala biaya ganti rugi maka pembangunannya berhenti. “Proyek pembangunan kanal berhenti sejak sekira 8 bulan ynag lalu akibat terkendala ganti rugi lahan,” ungkapnya.

Prasojo mengaku aksi warga menjebol tembok tersebut sudah berkoordinasi dengan pihak PT AP II. Terpisah Camat pantai Labu , Drs Ayub, mengungkapkan bahwa aksi warga merubuhkan tembok itu spontan dan tanpa izinnya. Hal ini mengingat keadaana mendesak. “Seharusnya kanal sudah selesai dibangun sehingga warga tidak khawatir terjadi banjir ,” ungkapnya.

Sementara itu Kapolsek Beringin AKP Iwan Kurnianto SH didampingi Kanit Reskrim Ipda Suyadi mengungkapkan bahwa kehadiran dia dan anggotanya di lokasi hanya bersifat mengamankan aksi. “Kita hanya mengamankan aksi saja sehingga warga tidak melakukan tindakan anarkis mengingat bandara merupakan objek vital,” ungkapnya. (car-1/smg/ram/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/