MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pihak SMAN 13 Medan akhirnya batal menaikan uang komite bagi siswa kelas XI dan XII yang semula Rp100 ribu menjadi Rp150 ribu. Batalnya kenaikan iuran komite tersebut, disinyalir kuat dampak dari protes ratusan siswa yang melakukan aksi unjuk rasa dan mogok belajar di sekolah sepekan lalu.
Ketua Komite SMAN 13 Medan, Ishak Nasution menyatakan, uang komite tetap kembali seperti semula yaitu Rp100 ribu per bulan bagi siswa Kelas XI dan XII. Namun, untuk kelas X uang itu sebesar Rp150 ribu karena telah disetujui sebelumnya melalui rapat bersama dengan orang tua/wali siswa.
Menurut Ishak, rencana kenaikan uang komite itu untuk program sekolah. Seperti membeli trafo guna meningkatkan daya listrik di sekolah. Sebab, lab komputer, lab bahasa belum aktif dikarenakan daya listrik sekolah hanya mampu menghidupkan sebagian saja.
“Trafo yang akan dibeli tersebut untuk menghidupkan listrik di ruang lab komputer, pendingin ruangan di tiap kelas, lab bahasa, infocus dan beberapa lainnya. Pengadaan trafo itu merupakan hasil rapat internal bersama pihak swasta yang akan memberikan bantuan,” ujar Ishak yang diwawancarai di kantornya, Rabu (21/9) sore.
Disebutkan Ishak, sebelum melakukan pengadaan trafo ini, pihak sekolah sudah mengajukan beberapa kali ke PLN Cabang Delitua untuk menaikan daya listrik. Namun, PLN tidak memberi kepastian yang jelas soal realisasinya. Akhirnya, pihak sekolah mengambil keputusan untuk melakukan pengadaan trafo satu unit kapasitas 70.000 watt dengan harga sekitar Rp250 juta.
“Tujuan semua ini tak lain untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Selain itu juga, kinerja tenaga pendidik,” katanya.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pihak SMAN 13 Medan akhirnya batal menaikan uang komite bagi siswa kelas XI dan XII yang semula Rp100 ribu menjadi Rp150 ribu. Batalnya kenaikan iuran komite tersebut, disinyalir kuat dampak dari protes ratusan siswa yang melakukan aksi unjuk rasa dan mogok belajar di sekolah sepekan lalu.
Ketua Komite SMAN 13 Medan, Ishak Nasution menyatakan, uang komite tetap kembali seperti semula yaitu Rp100 ribu per bulan bagi siswa Kelas XI dan XII. Namun, untuk kelas X uang itu sebesar Rp150 ribu karena telah disetujui sebelumnya melalui rapat bersama dengan orang tua/wali siswa.
Menurut Ishak, rencana kenaikan uang komite itu untuk program sekolah. Seperti membeli trafo guna meningkatkan daya listrik di sekolah. Sebab, lab komputer, lab bahasa belum aktif dikarenakan daya listrik sekolah hanya mampu menghidupkan sebagian saja.
“Trafo yang akan dibeli tersebut untuk menghidupkan listrik di ruang lab komputer, pendingin ruangan di tiap kelas, lab bahasa, infocus dan beberapa lainnya. Pengadaan trafo itu merupakan hasil rapat internal bersama pihak swasta yang akan memberikan bantuan,” ujar Ishak yang diwawancarai di kantornya, Rabu (21/9) sore.
Disebutkan Ishak, sebelum melakukan pengadaan trafo ini, pihak sekolah sudah mengajukan beberapa kali ke PLN Cabang Delitua untuk menaikan daya listrik. Namun, PLN tidak memberi kepastian yang jelas soal realisasinya. Akhirnya, pihak sekolah mengambil keputusan untuk melakukan pengadaan trafo satu unit kapasitas 70.000 watt dengan harga sekitar Rp250 juta.
“Tujuan semua ini tak lain untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Selain itu juga, kinerja tenaga pendidik,” katanya.