32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Uang Komite SMAN 13 Medan Batal Naik

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS_ Ratusan siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 13 Medan,  mendadak mogok belajar dan berhamburan keluar dari ruang kelas di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Rabu (14/9/2016). Ratusan siswa tersebut lalu berkumpul di area lapangan, sambil berteriak menolak kenaikan uang SPP menjadi Rp150 ribu.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS_
Ratusan siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 13 Medan, mendadak mogok belajar dan berhamburan keluar dari ruang kelas di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Rabu (14/9/2016). Ratusan siswa tersebut lalu berkumpul di area lapangan, sambil berteriak menolak kenaikan uang SPP menjadi Rp150 ribu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pihak SMAN 13 Medan akhirnya batal menaikan uang komite bagi siswa kelas XI dan XII yang semula Rp100 ribu menjadi Rp150 ribu. Batalnya kenaikan iuran komite tersebut, disinyalir kuat dampak dari protes ratusan siswa yang melakukan aksi unjuk rasa dan mogok belajar di sekolah sepekan lalu.

Ketua Komite SMAN 13 Medan, Ishak Nasution menyatakan, uang komite tetap kembali seperti semula yaitu Rp100 ribu per bulan bagi siswa Kelas XI dan XII. Namun, untuk kelas X uang itu sebesar Rp150 ribu karena telah disetujui sebelumnya melalui rapat bersama dengan orang tua/wali siswa.

Menurut Ishak, rencana kenaikan uang komite itu untuk program sekolah. Seperti membeli trafo guna meningkatkan daya listrik di sekolah. Sebab, lab komputer, lab bahasa belum aktif dikarenakan daya listrik sekolah hanya mampu menghidupkan sebagian saja.

“Trafo yang akan dibeli tersebut untuk menghidupkan listrik di ruang lab komputer, pendingin ruangan di tiap kelas, lab bahasa, infocus dan beberapa lainnya. Pengadaan trafo itu merupakan hasil rapat internal bersama pihak swasta yang akan memberikan bantuan,” ujar Ishak yang diwawancarai di kantornya, Rabu (21/9) sore.

Disebutkan Ishak, sebelum melakukan pengadaan trafo ini, pihak sekolah sudah mengajukan beberapa kali ke PLN Cabang Delitua untuk menaikan daya listrik. Namun, PLN tidak memberi kepastian yang jelas soal realisasinya. Akhirnya, pihak sekolah mengambil keputusan untuk melakukan pengadaan trafo satu unit kapasitas 70.000 watt dengan harga sekitar Rp250 juta.

“Tujuan semua ini tak lain untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Selain itu juga, kinerja tenaga pendidik,” katanya.

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS_ Ratusan siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 13 Medan,  mendadak mogok belajar dan berhamburan keluar dari ruang kelas di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Rabu (14/9/2016). Ratusan siswa tersebut lalu berkumpul di area lapangan, sambil berteriak menolak kenaikan uang SPP menjadi Rp150 ribu.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS_
Ratusan siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 13 Medan, mendadak mogok belajar dan berhamburan keluar dari ruang kelas di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi Kuning, Rabu (14/9/2016). Ratusan siswa tersebut lalu berkumpul di area lapangan, sambil berteriak menolak kenaikan uang SPP menjadi Rp150 ribu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pihak SMAN 13 Medan akhirnya batal menaikan uang komite bagi siswa kelas XI dan XII yang semula Rp100 ribu menjadi Rp150 ribu. Batalnya kenaikan iuran komite tersebut, disinyalir kuat dampak dari protes ratusan siswa yang melakukan aksi unjuk rasa dan mogok belajar di sekolah sepekan lalu.

Ketua Komite SMAN 13 Medan, Ishak Nasution menyatakan, uang komite tetap kembali seperti semula yaitu Rp100 ribu per bulan bagi siswa Kelas XI dan XII. Namun, untuk kelas X uang itu sebesar Rp150 ribu karena telah disetujui sebelumnya melalui rapat bersama dengan orang tua/wali siswa.

Menurut Ishak, rencana kenaikan uang komite itu untuk program sekolah. Seperti membeli trafo guna meningkatkan daya listrik di sekolah. Sebab, lab komputer, lab bahasa belum aktif dikarenakan daya listrik sekolah hanya mampu menghidupkan sebagian saja.

“Trafo yang akan dibeli tersebut untuk menghidupkan listrik di ruang lab komputer, pendingin ruangan di tiap kelas, lab bahasa, infocus dan beberapa lainnya. Pengadaan trafo itu merupakan hasil rapat internal bersama pihak swasta yang akan memberikan bantuan,” ujar Ishak yang diwawancarai di kantornya, Rabu (21/9) sore.

Disebutkan Ishak, sebelum melakukan pengadaan trafo ini, pihak sekolah sudah mengajukan beberapa kali ke PLN Cabang Delitua untuk menaikan daya listrik. Namun, PLN tidak memberi kepastian yang jelas soal realisasinya. Akhirnya, pihak sekolah mengambil keputusan untuk melakukan pengadaan trafo satu unit kapasitas 70.000 watt dengan harga sekitar Rp250 juta.

“Tujuan semua ini tak lain untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Selain itu juga, kinerja tenaga pendidik,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/