27 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Sering Banjir, Warga Curhat Sama Rahudman

 

Rahudman menyapa warga di seberang  Gang Saudara.
Rahudman menyapa warga di seberang Gang Saudara.

Kehadiran Drs H Rahudman Harahap, MM di tengah-tengah masyarakat, masih tetap menjadi perhatian. Buktinya, saat Rahudman terjebak banjir dan langsung turun dari mobil, warga sekitar langsung menghampirinya untuk curhat alias mengadu soal banjir yang mereka alami di kawasan itu.

Awalnya, Rahudman tiba-tiba turun dari mobilnya. Matanya langsung terfocus pada genangan air setinggi 30 centi meter di  Gang Saudara Jalan Bajak Rambe, Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.

Untuk menghindari genangan air, Rahudman terpaksa melompat kecil dari satu keping papan ke papan lainnya yang sengaja di pasang oleh warga sepanjang 300 meter untuk menghindari genangan air. “Sudah berapa lama kondisi banjir seperti ini? “tanya Rahudman kepada warga yang mendampinginya.

“Sudah lama Pak! Jawab Yanto yang mengikuti Rahudman menuju rumah warga untuk menghadiri undangan hajatan, Sabtu (19/10).

Dari dialog tersebut, Rahudman mendapat informasi bahwa genangan air terjadi akibat pendangkalan parit sepanjang sisi rel kerat api yang menuju parit Sei Mati Jalan Yos Sudarso Km 16.5 Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.

Informasi tersebut dibenarkan oleh Sumiati, seorang ibu rumah tangga yang sempat curhat kepada Rahudman. Dia mengatakan, warga yang bermukim di kawasan ini sudah jadi langganan banjir setiap usai turun hujan.

“Apalagi musim penghujan saat ini, kami sudah biasa Pak. Makanya kami minta tolong sama Pak Wali agar kami tidak kebanjiran lagi,” harapnya usai curhat dengan Rahudman.

Menurut ibu bertubuh tambun itu, ketinggian air bervariasi setiap banjir terjadi. Untuk kediaman sebelah Barat, genangan air bisa lebih tinggi dari kawasan seberang gang. Meski demikian, genangan air menyebabkan peralatan rumah tangga mereka rusak dan penyakit pun selalu mengintai, terutama terhadap anak-anak.

Menyikapi keluhan sejumlah warga tersebut, Rahudman berjanji akan menyampaikan keluhan warga kepada pemerintah Kota Medan untuk dicari solusinya agar warga bebas dari banjir.“Terus terang sama-sama kita dengar keluhan warga tadi, saya sangat prihatin. Sebab kondisi ini sudah  dibiarkan bertahun-tahun terjadi,” ucapnya.

Untuk itu, Rahudman mengharapkan agar instansi terkait secepatnya melakukan pengorekan parit sepanjang rel kereta api yang telah mengalami sendimentasi itu. “Jika memungkinkan dibuat parit baru sepanjang sisi Jalan Bajak Rambe. Dengan demikian begitu hujan deras turun debit air  hujan yang menggenangi gang akan mengalir ke dalam parit baru selanjutnya diteruskan ke dalam parit Sei Mati Jalan Yos Sudarso,”harapnya.

Rahudman juga mengimbau kepada seluruh camat, lurah dan aparat jajarannya serta masyarakat di Kota Medan untuk mengaktifkan gotong-royong di wilayah masing-masing sebagai upaya normalisasi parit dan saluran air dalam musim hujan saat ini.

“Partisipasi masyarakat dengan melakukan gotong-royong di lingkungan masing-masing memang sangat dibutuhkan, terutama normalisasi pembuangan air dari sampah yang menumpuk dan menjadi penyebab tergenanganya air. Apalagi curah hujan saat ini cukup tinggi,” harap Rahudman.(dya)

 

Rahudman menyapa warga di seberang  Gang Saudara.
Rahudman menyapa warga di seberang Gang Saudara.

Kehadiran Drs H Rahudman Harahap, MM di tengah-tengah masyarakat, masih tetap menjadi perhatian. Buktinya, saat Rahudman terjebak banjir dan langsung turun dari mobil, warga sekitar langsung menghampirinya untuk curhat alias mengadu soal banjir yang mereka alami di kawasan itu.

Awalnya, Rahudman tiba-tiba turun dari mobilnya. Matanya langsung terfocus pada genangan air setinggi 30 centi meter di  Gang Saudara Jalan Bajak Rambe, Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.

Untuk menghindari genangan air, Rahudman terpaksa melompat kecil dari satu keping papan ke papan lainnya yang sengaja di pasang oleh warga sepanjang 300 meter untuk menghindari genangan air. “Sudah berapa lama kondisi banjir seperti ini? “tanya Rahudman kepada warga yang mendampinginya.

“Sudah lama Pak! Jawab Yanto yang mengikuti Rahudman menuju rumah warga untuk menghadiri undangan hajatan, Sabtu (19/10).

Dari dialog tersebut, Rahudman mendapat informasi bahwa genangan air terjadi akibat pendangkalan parit sepanjang sisi rel kerat api yang menuju parit Sei Mati Jalan Yos Sudarso Km 16.5 Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.

Informasi tersebut dibenarkan oleh Sumiati, seorang ibu rumah tangga yang sempat curhat kepada Rahudman. Dia mengatakan, warga yang bermukim di kawasan ini sudah jadi langganan banjir setiap usai turun hujan.

“Apalagi musim penghujan saat ini, kami sudah biasa Pak. Makanya kami minta tolong sama Pak Wali agar kami tidak kebanjiran lagi,” harapnya usai curhat dengan Rahudman.

Menurut ibu bertubuh tambun itu, ketinggian air bervariasi setiap banjir terjadi. Untuk kediaman sebelah Barat, genangan air bisa lebih tinggi dari kawasan seberang gang. Meski demikian, genangan air menyebabkan peralatan rumah tangga mereka rusak dan penyakit pun selalu mengintai, terutama terhadap anak-anak.

Menyikapi keluhan sejumlah warga tersebut, Rahudman berjanji akan menyampaikan keluhan warga kepada pemerintah Kota Medan untuk dicari solusinya agar warga bebas dari banjir.“Terus terang sama-sama kita dengar keluhan warga tadi, saya sangat prihatin. Sebab kondisi ini sudah  dibiarkan bertahun-tahun terjadi,” ucapnya.

Untuk itu, Rahudman mengharapkan agar instansi terkait secepatnya melakukan pengorekan parit sepanjang rel kereta api yang telah mengalami sendimentasi itu. “Jika memungkinkan dibuat parit baru sepanjang sisi Jalan Bajak Rambe. Dengan demikian begitu hujan deras turun debit air  hujan yang menggenangi gang akan mengalir ke dalam parit baru selanjutnya diteruskan ke dalam parit Sei Mati Jalan Yos Sudarso,”harapnya.

Rahudman juga mengimbau kepada seluruh camat, lurah dan aparat jajarannya serta masyarakat di Kota Medan untuk mengaktifkan gotong-royong di wilayah masing-masing sebagai upaya normalisasi parit dan saluran air dalam musim hujan saat ini.

“Partisipasi masyarakat dengan melakukan gotong-royong di lingkungan masing-masing memang sangat dibutuhkan, terutama normalisasi pembuangan air dari sampah yang menumpuk dan menjadi penyebab tergenanganya air. Apalagi curah hujan saat ini cukup tinggi,” harap Rahudman.(dya)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/