25 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Cukup Dioles, Krek..Krek, Tulang Patah seperti Nyambung Sendiri

Dia mengaku, pernah kecelakaan akibat bermain sepak bola. Tulang lengan sebelah kanannya mengalami retak dan patah. Berbagai pengobatan sudah dicoba dan tidak ada hasil. Tangannya harus digips selama satu minggu.

Tono sempat jengkel dengan keadaan itu. Akhirnya, dia mencoba meminum minyak dari kakaknya tersebut. Hasilnya, tiga hari kemudian, Tono sudah bisa mengendarai sepeda motor. Cerita itu memberikan sedikit motivasi bagi saya.

Maka dicobalah ritual itu. Senja tiba, minyak dibuka dan dioleskan, lalu diminum. Lalu apa yang terjadi?. Hal ini tidak bisa dijelaskan secara logika dan akal sehat. Bahkan tidak ada dalam dunia medis serta kedokteran.

Malam harinya, tulang yang patah, terasa nyeri. Ada sedikit gerakan. Bunyinya krek..krek..krek. Sepertinya tulang itu bergerak sendiri dan mencoba menyambung. Mustahil memang. Tapi itulah kenyataannya. Sebelumnya saya sudah disarankan untuk tidak menghiraukan kondisi itu.”Biarkan saja dan jangan terlalu diperhatikan, lebih baik tidur,” kata Tono.

Pagi harinya, sakit di bagian yang cedera sedikit berkurang. Sebenarnya, saya tidak hanya menggantungkan satu harapan pada minyak saja, namun disertai pemijatan.

Pemijat atau sebut saja yang mengobati, juga orang yang profesional. Minyak yang digunakannya pun juga bukan sembarangan. Ada khasiatnya. Cara pengobatannya, bagian yang cedera diurut oleh pemijat perlahan-lahan. Tentunya menggunakan minyak yang sudah ada.

Gerakan memijatnya seperti menyambungkan kedua tulang yang patah. Anehnya tukang pijat bisa merasakan posisi tulang.”Punya mu ini patah di ujung, jadi jangan terlalu banyak bergerak,” tegasnya.

Pada prinsipnya, tulang yang patah nantinya akan menyambung. Cepat atau lambatnya tergantung umur seseorang. Semakin muda, semakin cepat menyambung. Namun kalau umur sudah di atas 25 tahun, jelas sangat lambat. Tiga bulan akan sangat menyiksa, bagi orang yang punya segudang aktivitas.

Proses pengobatan ritual minyak dan pijat terus dilakukan. Satu minggu pertama, sakit mulai sedikit berkurang. Saya pun bisa beraktivitas. Bahkan pergi memancing . Dua minggu berikutnya, penulis disarankan melepas penyangga. Namun harus tetap dipakai, ketika keluar rumah. Alasannya, takut ada guncangan. Akibatnya bisa fatal, kata tukang pijat yang enggan disebutkan namanya itu.

Pada minggu ketiga, ada perubahan signifikan. Saya mencoba mengendarai sepeda motor. Ternyata bisa. Tapi masih sangat hati-hati. (*/habis)

Dia mengaku, pernah kecelakaan akibat bermain sepak bola. Tulang lengan sebelah kanannya mengalami retak dan patah. Berbagai pengobatan sudah dicoba dan tidak ada hasil. Tangannya harus digips selama satu minggu.

Tono sempat jengkel dengan keadaan itu. Akhirnya, dia mencoba meminum minyak dari kakaknya tersebut. Hasilnya, tiga hari kemudian, Tono sudah bisa mengendarai sepeda motor. Cerita itu memberikan sedikit motivasi bagi saya.

Maka dicobalah ritual itu. Senja tiba, minyak dibuka dan dioleskan, lalu diminum. Lalu apa yang terjadi?. Hal ini tidak bisa dijelaskan secara logika dan akal sehat. Bahkan tidak ada dalam dunia medis serta kedokteran.

Malam harinya, tulang yang patah, terasa nyeri. Ada sedikit gerakan. Bunyinya krek..krek..krek. Sepertinya tulang itu bergerak sendiri dan mencoba menyambung. Mustahil memang. Tapi itulah kenyataannya. Sebelumnya saya sudah disarankan untuk tidak menghiraukan kondisi itu.”Biarkan saja dan jangan terlalu diperhatikan, lebih baik tidur,” kata Tono.

Pagi harinya, sakit di bagian yang cedera sedikit berkurang. Sebenarnya, saya tidak hanya menggantungkan satu harapan pada minyak saja, namun disertai pemijatan.

Pemijat atau sebut saja yang mengobati, juga orang yang profesional. Minyak yang digunakannya pun juga bukan sembarangan. Ada khasiatnya. Cara pengobatannya, bagian yang cedera diurut oleh pemijat perlahan-lahan. Tentunya menggunakan minyak yang sudah ada.

Gerakan memijatnya seperti menyambungkan kedua tulang yang patah. Anehnya tukang pijat bisa merasakan posisi tulang.”Punya mu ini patah di ujung, jadi jangan terlalu banyak bergerak,” tegasnya.

Pada prinsipnya, tulang yang patah nantinya akan menyambung. Cepat atau lambatnya tergantung umur seseorang. Semakin muda, semakin cepat menyambung. Namun kalau umur sudah di atas 25 tahun, jelas sangat lambat. Tiga bulan akan sangat menyiksa, bagi orang yang punya segudang aktivitas.

Proses pengobatan ritual minyak dan pijat terus dilakukan. Satu minggu pertama, sakit mulai sedikit berkurang. Saya pun bisa beraktivitas. Bahkan pergi memancing . Dua minggu berikutnya, penulis disarankan melepas penyangga. Namun harus tetap dipakai, ketika keluar rumah. Alasannya, takut ada guncangan. Akibatnya bisa fatal, kata tukang pijat yang enggan disebutkan namanya itu.

Pada minggu ketiga, ada perubahan signifikan. Saya mencoba mengendarai sepeda motor. Ternyata bisa. Tapi masih sangat hati-hati. (*/habis)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/