27 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Produk UMKM Warga Binaan Rutan Medan Selama Setahun, Tembus Penjualan Ribuan Unit

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program pembinaan kemandirian di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Medan membuahkan hasil. Selama satu tahun terakhir, berbagai produk UMKM hasil karya warga binaan, mencatat angka penjualan yang signifikan.

“Keberhasilan ini menjadi bukti nyata efektivitas program pembinaan yang dijalankan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan serta sejalan dengan program akselerasi yang digagas Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia,” ujar Kepala Rutan Kelas I Medan, Andi Surya, Selasa (21/10).

Beragam produk hasil karya warga binaan meliputi berbagai sektor usaha, antara lain tas dan handbag sebanyak 323 unit, sandal 1.084 unit, kerajinan tangan 212 unit, konveksi 118 unit, lukisan 10 unit, meubel 105 unit, ikan teri olahan 151 unit, berbagai jenis keripik 61 unit, roti 4.324 unit, serta paving blok yang mencapai 10.000 keping.

Menurut Andi, capaian tersebut tidak terlepas dari kolaborasi antara warga binaan, petugas pembinaan, dan pihak eksternal yang turut membantu dalam proses pemasaran produk.

“Kami terus berupaya agar setiap warga binaan memperoleh kesempatan untuk mengasah keterampilan yang bermanfaat dan produktif. Hasil penjualan ini menjadi motivasi bagi kami untuk meningkatkan kualitas produk sekaligus menyiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat dengan bekal keahlian yang nyata,” katanya.
Program pembinaan kemandirian ini tidak hanya berfokus pada pelatihan keterampilan, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan ekonomi warga binaan. Sepanjang tahun ini, terangnya, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan mencapai Rp28,5 juta.

“Setiap warga binaan yang terlibat dalam kegiatan produksi juga memperoleh upah berupa premi yang disimpan dalam rekening tabungan masing-masing, sehingga dapat menjadi modal awal untuk berwirausaha setelah bebas nanti,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata dia, melalui berbagai unit kegiatan seperti bengkel kerja, dapur roti, konveksi, pertukangan, hingga produksi olahan pangan, warga binaan dibimbing untuk menghasilkan produk bernilai jual dan diminati masyarakat.

Program ini menjadi bagian dari strategi besar Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam mewujudkan transformasi pembinaan yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan tersebut, Rutan Kelas I Medan bukan hanya tempat pembinaan, tetapi juga berkembang sebagai pusat pelatihan kerja dan wirausaha yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif di masyarakat.

Dengan semangat mendukung program akselerasi yang digagas Menteri Imipas, Rutan Kelas I Medan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan daya saing produk karya warga binaan.

“Harapannya, produk-produk UMKM Rutan Medan dapat dikenal luas di tingkat nasional dan menjadi contoh nyata keberhasilan pembinaan produktif di lingkungan pemasyarakatan Indonesia,” pungkasnya. (man/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program pembinaan kemandirian di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Medan membuahkan hasil. Selama satu tahun terakhir, berbagai produk UMKM hasil karya warga binaan, mencatat angka penjualan yang signifikan.

“Keberhasilan ini menjadi bukti nyata efektivitas program pembinaan yang dijalankan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan serta sejalan dengan program akselerasi yang digagas Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia,” ujar Kepala Rutan Kelas I Medan, Andi Surya, Selasa (21/10).

Beragam produk hasil karya warga binaan meliputi berbagai sektor usaha, antara lain tas dan handbag sebanyak 323 unit, sandal 1.084 unit, kerajinan tangan 212 unit, konveksi 118 unit, lukisan 10 unit, meubel 105 unit, ikan teri olahan 151 unit, berbagai jenis keripik 61 unit, roti 4.324 unit, serta paving blok yang mencapai 10.000 keping.

Menurut Andi, capaian tersebut tidak terlepas dari kolaborasi antara warga binaan, petugas pembinaan, dan pihak eksternal yang turut membantu dalam proses pemasaran produk.

“Kami terus berupaya agar setiap warga binaan memperoleh kesempatan untuk mengasah keterampilan yang bermanfaat dan produktif. Hasil penjualan ini menjadi motivasi bagi kami untuk meningkatkan kualitas produk sekaligus menyiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat dengan bekal keahlian yang nyata,” katanya.
Program pembinaan kemandirian ini tidak hanya berfokus pada pelatihan keterampilan, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan ekonomi warga binaan. Sepanjang tahun ini, terangnya, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan mencapai Rp28,5 juta.

“Setiap warga binaan yang terlibat dalam kegiatan produksi juga memperoleh upah berupa premi yang disimpan dalam rekening tabungan masing-masing, sehingga dapat menjadi modal awal untuk berwirausaha setelah bebas nanti,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata dia, melalui berbagai unit kegiatan seperti bengkel kerja, dapur roti, konveksi, pertukangan, hingga produksi olahan pangan, warga binaan dibimbing untuk menghasilkan produk bernilai jual dan diminati masyarakat.

Program ini menjadi bagian dari strategi besar Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam mewujudkan transformasi pembinaan yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan tersebut, Rutan Kelas I Medan bukan hanya tempat pembinaan, tetapi juga berkembang sebagai pusat pelatihan kerja dan wirausaha yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif di masyarakat.

Dengan semangat mendukung program akselerasi yang digagas Menteri Imipas, Rutan Kelas I Medan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan daya saing produk karya warga binaan.

“Harapannya, produk-produk UMKM Rutan Medan dapat dikenal luas di tingkat nasional dan menjadi contoh nyata keberhasilan pembinaan produktif di lingkungan pemasyarakatan Indonesia,” pungkasnya. (man/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru