26.6 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Warga Binaan Diberi Keleluasaan Beribadah Selama Ramadan

Para warga binaan yang mendekam di Lapas Kelas I medan.

SUMUTPOS.CO – Bagi warga binaaan (narapidana) yang melaksanakan ibadah puasa, kini semakin khusuk meski mendekam di dalam sel. Sebab, Lapas Kelas I Medan memberikan keluasaan bagi warga binaan beragama Islam untuk menjalankan ibadah selama bulan suci Ramadan.

Kegiatan yang tadinya dimulai dari pagi hingga pukul 12.00 WIB, bertambah sampai selesai Salat Magrib. Bahkan, secara bergiliran setiap blok diberi kesempatan Salat Tarawih berjamaah di Masjid.

“Kita dorong mereka dalam bulan puasa. Setelah pukul 12.00 WIB, Salat Dzuhur berjamaah di Masjid. Setelah itu beririkaf di Masjid, tadarusan dilanjutkan Salat Ashar berjamaah di Masjid, ” ujar Kepala Lapas Klas I Medan, Tejo Harwanto, Jumat (25/5).

Kata Tejo, sejauh ini tidak ada kendala dalam pelaksaaan salat di masjid bagi warga binaan. Untuk Salat Tarawih, dilakukan secara bergantian karena tempatnya terbatas, meskipun memang mereka maunya sekaligus. “Tapi, karena ada sebagian tidak bersama-sama mengikuti Salat Tarawih berjamaah di Masjid, warga binaan melakukan Salat tarawih di blok masing-masing. Jadi waktu kita Allahu Akbar di Masjid, di sana juga ada Allahu Akbar, ” lanjutnya.

Tak hanya itu, penutupan blok yang biasanya dilakukan pukul 18.00 WIB, kini ditambah waktunya hngga pukul 22.00 WIB. Begitu juga dengan makanan tambahan yang sehari-hari di luar bulan puasa tidak ada, seperti kolak, bubur kacang hijau dan makanan ringan, selama bulan Ramadan disediakan untuk berbuka.

“Dalam bulan puasa ini kita mengembangkan karakter psikoligi kepada mereka dengan acuan nilai-nilai dan norma-norma agama. Bulan Puasa ini sebagai indikator penilaian warga binaan berprilaku baik,” kata Tejo.

Tejo menjelaskan bahwa indikator berprilaku baik itu untuk warga binaan mendapat pengurangan hukuman, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan asimilasi. Penilaian dilihat dari kepatuhan dan kerajinan melakukan ibadah. Namun, bila warga binaan berprilaku tidak baik, tidak bisa mengikuti program lanjutan.

Untuk menjalin keakraban, lanjutnya, petugas lapas yang beragama Islam juga ada berbuka puasa bersama warga binaan. Begitu juga dengan sahur, Petugas mendampingi. “Kami juga sudah 2 kali mengadakan buka puasa bersama antar warga binaan dan mungkin pada pertengahan bulan Puasa akan dilaksanakan buka bersama akbar seluruh narapidana dan petugas,” kata Tejo. (ain/ila)

 

Para warga binaan yang mendekam di Lapas Kelas I medan.

SUMUTPOS.CO – Bagi warga binaaan (narapidana) yang melaksanakan ibadah puasa, kini semakin khusuk meski mendekam di dalam sel. Sebab, Lapas Kelas I Medan memberikan keluasaan bagi warga binaan beragama Islam untuk menjalankan ibadah selama bulan suci Ramadan.

Kegiatan yang tadinya dimulai dari pagi hingga pukul 12.00 WIB, bertambah sampai selesai Salat Magrib. Bahkan, secara bergiliran setiap blok diberi kesempatan Salat Tarawih berjamaah di Masjid.

“Kita dorong mereka dalam bulan puasa. Setelah pukul 12.00 WIB, Salat Dzuhur berjamaah di Masjid. Setelah itu beririkaf di Masjid, tadarusan dilanjutkan Salat Ashar berjamaah di Masjid, ” ujar Kepala Lapas Klas I Medan, Tejo Harwanto, Jumat (25/5).

Kata Tejo, sejauh ini tidak ada kendala dalam pelaksaaan salat di masjid bagi warga binaan. Untuk Salat Tarawih, dilakukan secara bergantian karena tempatnya terbatas, meskipun memang mereka maunya sekaligus. “Tapi, karena ada sebagian tidak bersama-sama mengikuti Salat Tarawih berjamaah di Masjid, warga binaan melakukan Salat tarawih di blok masing-masing. Jadi waktu kita Allahu Akbar di Masjid, di sana juga ada Allahu Akbar, ” lanjutnya.

Tak hanya itu, penutupan blok yang biasanya dilakukan pukul 18.00 WIB, kini ditambah waktunya hngga pukul 22.00 WIB. Begitu juga dengan makanan tambahan yang sehari-hari di luar bulan puasa tidak ada, seperti kolak, bubur kacang hijau dan makanan ringan, selama bulan Ramadan disediakan untuk berbuka.

“Dalam bulan puasa ini kita mengembangkan karakter psikoligi kepada mereka dengan acuan nilai-nilai dan norma-norma agama. Bulan Puasa ini sebagai indikator penilaian warga binaan berprilaku baik,” kata Tejo.

Tejo menjelaskan bahwa indikator berprilaku baik itu untuk warga binaan mendapat pengurangan hukuman, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan asimilasi. Penilaian dilihat dari kepatuhan dan kerajinan melakukan ibadah. Namun, bila warga binaan berprilaku tidak baik, tidak bisa mengikuti program lanjutan.

Untuk menjalin keakraban, lanjutnya, petugas lapas yang beragama Islam juga ada berbuka puasa bersama warga binaan. Begitu juga dengan sahur, Petugas mendampingi. “Kami juga sudah 2 kali mengadakan buka puasa bersama antar warga binaan dan mungkin pada pertengahan bulan Puasa akan dilaksanakan buka bersama akbar seluruh narapidana dan petugas,” kata Tejo. (ain/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/