MEDAN- Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho menegur China atas produknya yang membanjiri pasar di Sumatera Utara. Bahkan, produk impor itu mengalahi harga produk lokal.Teguran itu disampaikan Gatot Pujo Nugroho saat menyambut Duta Besar China untuk Indonesia, Mr Liu Jianchao di Gubernuran, Jumat (21/12) kemarin.
Gatot menyampaikan tegurannya kepada China melalui Duta Besarnya di Indonesia, dikarenakan hasil kunjungan ke Pusat Pasar di Kota Medan, sejumlah pedagang mengaku mengeluh dikarenakan banjirnya produk impor dari China yang harganya lebih murah dari produk lokal.
“Dari paparan para pedagang, pernak-pernik natal dan tahun baru banyak datangnya dari China. Termasuk harganya juga lebih murah, ini yang membuat pedagang lokal mengeluh,” katanya di hadapan Duta Besar China untuk Indonesia, dan Konsulat Jenderal China di Kota Medan, Madam Yang Ling Zhu beserta rombongan.
Dia memaparkan, tingginya permintaan terhadap pernak-pernik natal di bulan Desember 2012 ini, seharusnya bisa memacu kreatifitas masyarakat. Dinas Perindustrian dan Perdagangan diminta melakukan pembinaan. Sehingga sangat layak belajar dengan China, mengapa harga-harga bisa murah.
“Tadi saya sudah minta agar Disperindag menggiatkan pembinaan ekonomi kreatif. Ini salah satu produk ekonomi kreatif. Harus dikuasai lokal dong, bukan produk China,” tegasnya sambil menunjuk sejumlah pernak-pernik natal ketika mengunjungi Pusat Pasar.
Selanjutnya, Gatot mengecek sejumlah harga-harga kebutuhan pokok di Pusat Pasar. Hingga Pukul 12.00 WIB, tim tidak menemukan lonjakan harga terkait kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru 2013.
Menjawab banyaknya produk asal China ke Sumatera Utara khususnya dan harga-harga relatif lebih murah dibandingkan produk lokal Indonesia, Mr Liu Jianchao memaparkan, ada beberapa hal yang terjadi, pertama pekerja/buruh di China kreatif dan produktif, pabrik dibuat besar-besar dan menggunakan alat modern. Dalam sehari, produk yang dihasilkan bisa banyak, sehingga biaya produksi bisa lebih murah bila dibandingkan di Indonesia.
“Harga tenaga kerja cukup murah di China, tapi sekarang ini sedang ada tuntutan kenaikan upah. Jadi bisa-bisa harga akan naik lagi,” katanya.
Dia membeberkan, upah buruh di China, berkisar 2 sampai 3 ribu yuan atau sekitar Rp3,5 juta per bulan. Upah itu khusus untuk tenaga buruh 0-1 tahun dan dilihat dari angka produktifitas kerjanya.(ril)