25 C
Medan
Monday, December 22, 2025

Bayi Kembar Siam Dibolehkan Pulang

Fahira, dengan bobot tubuh 6,5 Kg, sudah bisa berdiri dan lompat. Untuk Sahira dikatakannya berat badannya masih 5 Kg. Sahira baru bisa telungkup dan berbalik saja. Itu karena kelainan jantung, namun akan berangsur baik.

“Keduanya tidak diberi ASI karena saat masuk ke rumah sakit langsung dirawat di ruang Neonatal Intensif Care Unit (NICU). Kita beri susu formula yang standard untuk mengejar tumbuh kembangnya. Keduanya menghabiskan satu lusin susu dalam 1 hari dan tetap disupport rumah sakit,” ujarnya.

Sekretaris tim dokter bayi kembar siam, dr Rizky Ardiansyah mengatakan, Sahira masih mengkonsumsi obat obatan karena masih adanya masalah di saluran jantungnya.

“Minum obat tiap hari, USG jantung satu atau dua bulan sekali. Jantungnya yang bocor belum bisa ditutup sempurna takut pengaruh ke paru-parunya. Sisa jantung yang bocor, tetap kita pantau menunggu berat badannya 8 kg baru akan ditutup,” katanya.

Dijelaskannya, penutupan dilakukan tanpa operasi yaitu melalui kateterisasi. Bahkan, rumah sakit sudah melakukan kateterisasi terhadap 150 kasus.  “Setidaknya pasca satu tahun pemisahanan dilakukan penutupan, sampai tekanan parunya turun dengan baik,” katanya.

Sedangkan obat yang diberikan kepada Sahira, untuk menurunkan tekanan paru yang tinggi. Namun, Rizky mengatakan, obatnya 1 tablet cukup mahal yang disediakan rumah sakit dan tidak dicover BPJS.

“Kedua bayi juga akan melakukan kontrol dua minggu sekali. Estimasi kedepan, tumbuh kembangnya ke depan bisa sangat baik dan normal,” ucapnya.(ain/ala)

 

 

 

Fahira, dengan bobot tubuh 6,5 Kg, sudah bisa berdiri dan lompat. Untuk Sahira dikatakannya berat badannya masih 5 Kg. Sahira baru bisa telungkup dan berbalik saja. Itu karena kelainan jantung, namun akan berangsur baik.

“Keduanya tidak diberi ASI karena saat masuk ke rumah sakit langsung dirawat di ruang Neonatal Intensif Care Unit (NICU). Kita beri susu formula yang standard untuk mengejar tumbuh kembangnya. Keduanya menghabiskan satu lusin susu dalam 1 hari dan tetap disupport rumah sakit,” ujarnya.

Sekretaris tim dokter bayi kembar siam, dr Rizky Ardiansyah mengatakan, Sahira masih mengkonsumsi obat obatan karena masih adanya masalah di saluran jantungnya.

“Minum obat tiap hari, USG jantung satu atau dua bulan sekali. Jantungnya yang bocor belum bisa ditutup sempurna takut pengaruh ke paru-parunya. Sisa jantung yang bocor, tetap kita pantau menunggu berat badannya 8 kg baru akan ditutup,” katanya.

Dijelaskannya, penutupan dilakukan tanpa operasi yaitu melalui kateterisasi. Bahkan, rumah sakit sudah melakukan kateterisasi terhadap 150 kasus.  “Setidaknya pasca satu tahun pemisahanan dilakukan penutupan, sampai tekanan parunya turun dengan baik,” katanya.

Sedangkan obat yang diberikan kepada Sahira, untuk menurunkan tekanan paru yang tinggi. Namun, Rizky mengatakan, obatnya 1 tablet cukup mahal yang disediakan rumah sakit dan tidak dicover BPJS.

“Kedua bayi juga akan melakukan kontrol dua minggu sekali. Estimasi kedepan, tumbuh kembangnya ke depan bisa sangat baik dan normal,” ucapnya.(ain/ala)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru